Berdasarkan hasil pantauan, pelaksanaan pendaftaran dilakukan di sekolah yang dituju dengan alur pendaftaran yaitu mengambil formulir, mengisi firmulir PPDB dan melengkapi berkas dan melakukan pendaftaran secara online. Selanjutnya, menyerahkan formulir ke operator sekolah piliihan 1 untuk diinput dalam aplikasi. Selanjutnya verifikator sekolah memeriksa data yang diinput, operator lalu mencentak tanda terima berkas. Pendaftaran terbagi atas dua jalur yakni jalur akademik (72% dari kuota) dan jalur non akademik (28% dari kuota).
Para pendaftar bisa melihat langsung ranking seacra real time. Ranking ditentukan system berdasarkan bererapa kriteria yaitu nilai ujian nasional (UN), peringkat berdasarkan urutan mata pelajaran UN dan jarak tempat tinggal calon peserta dengan sekolah pilihan. Pengumuman hasil seleksi dapat dilihat pada website http://ppdbdisdik@sumutprov. go.id pada 22 Juni 2017 mendatang pada pukul 14.00 wib.
Meski demikian, banyak orang tua siswa kebingungan karena belum begitu mengerti dan mengetahui prosesnya seperti apa. Salah satu orang tua siswa yang mendaftar ke SMAN Medan, Vina mengaku, dia tak begitu tahu dan paham bagaimana pendaftaran sistem online ini. Bahkan, menurutnya sistem tersebut membingungkan dan ribet.”Kalau dibilang ribet pastinya ribetlah. Mendingan seperti dulu aja tinggal datang daftar, enggak harus mencetak formulir lagi di website,” tutur Vina saat mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 Medan.
Diutarakannya, meski dinilai ribet sistem tersebut namun memiliki nilai lebih. Sebab, semua anak bisa mendaftar ke sekolah yang dibilang favorit. Asalkan, memiliki nilai akademik yang mumpuni atau memenuhi syarat.
“Selama ini, sekolah-sekolah favorit muridnya kebanyakan hanya orang-orang yang berduit saja. Kalau masyarakat kurang mampu tidak berani menyekolahkan anaknya di sana. Dengan adanya sistem ini, anak yang kurang mampu dalam ekonomi tetapi memiliki prestasi memiliki kesempatan untuk bersekolah di tempat favorit,” cetusnya.
Tak jauh beda dengan orang tua siswa lainnya yang mendaftar di SMAN Medan, Wati. Kata dia, karena tidak mengetahui maka ketika datang ke sekolah bersama anaknya hanya membawa beberapa persyaratan umum seperti SKHUN dan raport, tanpa dilengkapi formulir pendaftaran.”Enggak tahu persyaratannya apa aja, makanya saya datang ke sekolah supaya tahu dan jelas. Harusnya pemerintah lebih sering melakukan sosialisasi dan memberitahu kepada masyarakat luas, tidak hanya ke sekolah saja,” ujarnya. (ris/bal/ila)