32.8 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

13 Amanah Raja Batak di Ritual Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak

Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menggelar ritual berkomunikasi langsung dengan Oppung Raja Batak, di Rumahela, Pusukbuhit, Kabupaten Samosir.
Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menggelar ritual berkomunikasi langsung dengan Oppung Raja Batak, di Rumahela, Pusukbuhit, Kabupaten Samosir.

SUASANA mistis, menyelimuti rumah persaktian (rumah persinggahan keturunan Raja Batak). Hening tiba-tiba berubah saat seratusan keturunan Raja Batak yang tergabung di Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menggelar ritual cara berkomunikasi langsung dengan Oppung Raja I Sombaon (Anak Kedua Raja Batak), di Pussubuhit, Kabupaten Samosir, Rabu hingga Jumat (6-8 Juli) lalu.

Ritual itu, Oppung Raja I Sombaon, marah. Dia datang melalui perantara salah seorang ibu rumah tangga bernama Nurhayati boru Situmorang. Dia marah, karena keturunan Raja Batak dinilai gagal menjadi kepercayaan raja dalam menyebarkan nilai-nilai sosial dalam kehidupan.  Kegagalan itu diungkapkannya, karena sejumlah keturunan batak yang telah dipercayakan, tidak memedomani 13 butir amanah yang dinyatakan sebagai pedoman dalam hidup.

Kemarahan itu juga menjadi dasar Oppung Raja I Sombaon untuk kembali menegaskan kepada sejumlah generasinya, agar benar-benar mengerti dan membuat amanah itu sebagai pedoman hidup. Dalam penegasannya, Oppung Raja I Sombaon dibantu oleh Hendri Naibaho (kepercayaannya) menjelaskan satu persatu maksud dan tujuan dari masing-masing ke-13 butir tersebut.

“Molo tartutuk hamu, jaha ma, aha natarsurat i patiki. Pajonjong ma patik i, partoru ma 13. Unang holan majjalo pangiddoan, alai ikkon ingotonna do jala iulahon. Molo so iulahon do na 13 patiki, dang naso dapot muna aha napinarsitta muna,” tegas Oppung Raja Batak.

Adapun ke-13 patik (amanah) dan penjelasannya itu diantaranya:

Pertama, Martonggo (berdoa): Berdoa dapat 3 kali dalam satu hari, bisa 5 kali dalam satu hari dan dapat juga 7 kali. Namun, alangkah baiknya harus banyak berdoa. Semakin banyak berdoa, maka impian atau permintaan akan semakin cepat terkabul.

Selanjutnya, kedua, Manabbari (mengobati): Dalam pemberian atau pelayanan pengobatan kepada sesama, haruslah tidak memandang waktu. Karena, orang yang sedang sakit, dapat meninggal dunia apabila tidak mendapat pertolongan dengan cepat. Jadi, tidak boleh ada alasan untuk mengobati orang lain. Utamakan selalu memberi titik terang bagi mereka yang membutuhkan bantuan atau pertolongan.

Ketiga, Mamele (memberi persembahan): Jangan sombong dengan apa yang kalian punya. Carilah kerajaan Allah dan hargailah leluhurmu, agar kamu memeroleh kecerdasan dalam hidup. Kamu akan penuh dengan ilmu pengetahuan.

Keempat, Mambuat mual (mengambil air): Mengambil air dari mata air Pussubuhit untuk dipersembahkan untuk leluhur, kemudian ditempatkan di dalam rumah di bagian atas dan tak mudah dijangkau orang. Tujuannya, agar kita selalu diberkati oleh Tuhan dan leluhur kita.

Kelima, Mardaupa, Maranggir, Marnapuran: Dengan melakukan ketiga hal ini, maka akan selalu dilindungi oleh Roh Kudus. Akan selalu mampu melawan dan menepis hal-hal yang tidak baik.

Keenam, Unang Hepengon (jangan menganggap uang adalah segalanya): Lakukan pekerjaan dengan iklas. Jangan selalu berpikir semua adalah kekuatan uang. Apa yang kamu lakukan atau kerja kerasmu akan kamu terima kembali di lain waktu. Bekerja keraslah dengan seikhlas dan sepenuh hati.

Ketujuh, Manopot angka da oppung (menghargai leluhur): Mintalah pendapat dan masukan kepada leluhur.

Kedelapan, Unang Hasamuran (jangan mengadu dendam kepada orang lain): Bangunlah kekerabatan, persahabatan dan hubungan yang baik dengan sesama.

Kesembilan, Ihorom ate-ate (tahan emosi): Jangan mudah tersinggung dan jangan mudah emosi kepada orang lain.

Kesepuluh, Margondang sahali 5 tahun sada hasonangan. (berpesta sekali 5 tahun merayakan kebahagiaan). Rayakanlah kebahagian agar jiwa tetap kuat.

Selanjutnya ke sebelas,  Malo manganju (pintar merangkul): Pintarlah dalam merangkul orang lain dan cerdas menyelesaikan masalah.

Duabelas, Puaso (puasa): Kalau berpuasa, permintaan akan cepat terkabul. Dan, berpuasalah tepat di bulan purnama.

Ketigabelas, Martonggo sahali sabittang. (berdoa di saat bintang terbit): Berdoalah di suasana dan di waktu yang tepat.

Demikian 13 butir amanah Oppung Raja Batak dan juga penjelasannya. Seusai memberikan penjelasan dan penegasan, Oppung Raja I Sombaon selanjutnya keluar dari tubuh perantara, boru Situmorang itu.

Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menggelar ritual berkomunikasi langsung dengan Oppung Raja Batak, di Rumahela, Pusukbuhit, Kabupaten Samosir.
Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menggelar ritual berkomunikasi langsung dengan Oppung Raja Batak, di Rumahela, Pusukbuhit, Kabupaten Samosir.

SUASANA mistis, menyelimuti rumah persaktian (rumah persinggahan keturunan Raja Batak). Hening tiba-tiba berubah saat seratusan keturunan Raja Batak yang tergabung di Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menggelar ritual cara berkomunikasi langsung dengan Oppung Raja I Sombaon (Anak Kedua Raja Batak), di Pussubuhit, Kabupaten Samosir, Rabu hingga Jumat (6-8 Juli) lalu.

Ritual itu, Oppung Raja I Sombaon, marah. Dia datang melalui perantara salah seorang ibu rumah tangga bernama Nurhayati boru Situmorang. Dia marah, karena keturunan Raja Batak dinilai gagal menjadi kepercayaan raja dalam menyebarkan nilai-nilai sosial dalam kehidupan.  Kegagalan itu diungkapkannya, karena sejumlah keturunan batak yang telah dipercayakan, tidak memedomani 13 butir amanah yang dinyatakan sebagai pedoman dalam hidup.

Kemarahan itu juga menjadi dasar Oppung Raja I Sombaon untuk kembali menegaskan kepada sejumlah generasinya, agar benar-benar mengerti dan membuat amanah itu sebagai pedoman hidup. Dalam penegasannya, Oppung Raja I Sombaon dibantu oleh Hendri Naibaho (kepercayaannya) menjelaskan satu persatu maksud dan tujuan dari masing-masing ke-13 butir tersebut.

“Molo tartutuk hamu, jaha ma, aha natarsurat i patiki. Pajonjong ma patik i, partoru ma 13. Unang holan majjalo pangiddoan, alai ikkon ingotonna do jala iulahon. Molo so iulahon do na 13 patiki, dang naso dapot muna aha napinarsitta muna,” tegas Oppung Raja Batak.

Adapun ke-13 patik (amanah) dan penjelasannya itu diantaranya:

Pertama, Martonggo (berdoa): Berdoa dapat 3 kali dalam satu hari, bisa 5 kali dalam satu hari dan dapat juga 7 kali. Namun, alangkah baiknya harus banyak berdoa. Semakin banyak berdoa, maka impian atau permintaan akan semakin cepat terkabul.

Selanjutnya, kedua, Manabbari (mengobati): Dalam pemberian atau pelayanan pengobatan kepada sesama, haruslah tidak memandang waktu. Karena, orang yang sedang sakit, dapat meninggal dunia apabila tidak mendapat pertolongan dengan cepat. Jadi, tidak boleh ada alasan untuk mengobati orang lain. Utamakan selalu memberi titik terang bagi mereka yang membutuhkan bantuan atau pertolongan.

Ketiga, Mamele (memberi persembahan): Jangan sombong dengan apa yang kalian punya. Carilah kerajaan Allah dan hargailah leluhurmu, agar kamu memeroleh kecerdasan dalam hidup. Kamu akan penuh dengan ilmu pengetahuan.

Keempat, Mambuat mual (mengambil air): Mengambil air dari mata air Pussubuhit untuk dipersembahkan untuk leluhur, kemudian ditempatkan di dalam rumah di bagian atas dan tak mudah dijangkau orang. Tujuannya, agar kita selalu diberkati oleh Tuhan dan leluhur kita.

Kelima, Mardaupa, Maranggir, Marnapuran: Dengan melakukan ketiga hal ini, maka akan selalu dilindungi oleh Roh Kudus. Akan selalu mampu melawan dan menepis hal-hal yang tidak baik.

Keenam, Unang Hepengon (jangan menganggap uang adalah segalanya): Lakukan pekerjaan dengan iklas. Jangan selalu berpikir semua adalah kekuatan uang. Apa yang kamu lakukan atau kerja kerasmu akan kamu terima kembali di lain waktu. Bekerja keraslah dengan seikhlas dan sepenuh hati.

Ketujuh, Manopot angka da oppung (menghargai leluhur): Mintalah pendapat dan masukan kepada leluhur.

Kedelapan, Unang Hasamuran (jangan mengadu dendam kepada orang lain): Bangunlah kekerabatan, persahabatan dan hubungan yang baik dengan sesama.

Kesembilan, Ihorom ate-ate (tahan emosi): Jangan mudah tersinggung dan jangan mudah emosi kepada orang lain.

Kesepuluh, Margondang sahali 5 tahun sada hasonangan. (berpesta sekali 5 tahun merayakan kebahagiaan). Rayakanlah kebahagian agar jiwa tetap kuat.

Selanjutnya ke sebelas,  Malo manganju (pintar merangkul): Pintarlah dalam merangkul orang lain dan cerdas menyelesaikan masalah.

Duabelas, Puaso (puasa): Kalau berpuasa, permintaan akan cepat terkabul. Dan, berpuasalah tepat di bulan purnama.

Ketigabelas, Martonggo sahali sabittang. (berdoa di saat bintang terbit): Berdoalah di suasana dan di waktu yang tepat.

Demikian 13 butir amanah Oppung Raja Batak dan juga penjelasannya. Seusai memberikan penjelasan dan penegasan, Oppung Raja I Sombaon selanjutnya keluar dari tubuh perantara, boru Situmorang itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/