25 C
Medan
Monday, December 22, 2025

13 Amanah Raja Batak di Ritual Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak

Persembahkan Sesajen kepada Leluhur

Keesokan harinya, Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak kembali menggelar ritual. Kali ini, mereka melakukan salah satu dari ke-13 amanah Raja Isombaon, yakni Mamele (mempersembahkan sesajen), di rumah persaktian, tepatnya di Huta Simullop, Kecamatan Pangururan, Kamis (7/7) sekira pukul 10.00WIB.

Aksi ritual dimulai dari prosesi memasuki rumah persaktian oleh ratusan keturunan Raja Batak yang dipimpin oleh Oppung Raja Isombaon melalui perantara boru Situmorang, didampingi Ir Hendri Naibaho (kepercayaan Raja Isombaon) dan Dr Hinca Panjaitan SH MH selaku Ketua Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak.

Barisan prosesi mengenakan pakaian adat dan ulos serta menjunjung mangkok berisikan aek mual (air bersumber dari mata air). Ritual itu juga diiringi gondang (musik batak). Dalam prosesi, keturunan Raja Batak menari sesuai ekspresi masing-masing sambil berjalan ke rumah persaktian.

Sesampainya di rumah persaktian, mereka duduk berbaris rapi dan saat itu menyusun sejumlah sesajen yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah tersusun rapi, selanjutnya sesajen didoakan kepada Oppung Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) yang sekaligus dipersembahkan kepada leluhur Raja Batak.

Adapun jenis sesajen yang dipersembahkan antara lain: Daging kerbau hitam satu ekor, Daging kerbau putih satu ekor, ikan batak, ikan mas, daging kambing, daging ayam, tuak (minuman adat batak), nasi tumpeng, itak (makanan adat batak), telur ayam kampung, nasi putih, rondang, kelapa muda sebanyak 7 buah, aek mual (air dari mata air), buah pisang, semangka, timun, tebu dan daun sirih.

Setelah sesajen didoakan dan dipersembahkan, acara ritual pun berakhir dan dilanjutkan makan siang bersama.

Sebelum pelaksanaan ritual mamele, Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menerima rombongan dari Tapanuli Center Kepulauan Riau, dan rombongan dari Kabupaten Tobasa, Humbahas, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Sibolga, Pematangsiantar, Simalungun, Karo dan sahabat Hinca Panjaitan dari sejumlah daerah di Pulau Jawa.

Dalam menerima sejumlah rombongan ini, turut diiringi dengan gondang menerima tamu dilengkapi dengan penyematan medali sebagai penghargaan atas partisipasi dalam acara itu.

Di momen itu, Ketua Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak, Dr Hinca Panjaitan SH MH menerangkan bahwa acara itu dinamakan Festival Wisata Leluhur Batak. Acara berlangsung mulai Rabu (6/7) sampai Jumat (8/7). Adapun maksud tujuan dari acara itu adalah untuk menggali, melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya batak yang dinilai saat ini telah terkikis oleh pengaruh jaman.

“Danau Toba harus menjadi lokasi wisata internasional. Saat ini, mata dunia tertuju ke Danau Toba. Kita mendukung pembentukan Badan Otorita Danau Toba. Namun bukan hanya mendirikan bangunan mewah di sekitaran Danau Toba. Tetapi harus melestarikan budaya leluhur. Mari kita lihat seperti Bali. Budaya yang menjadi daya tarik wisatawan. Karena budaya memiliki nilai-nilai luhur yang sangat berharga,” terang Hinca Panjaitan, disambut tepuk tangan ratusan hadirin.(jos/hez/smg/ril)

Persembahkan Sesajen kepada Leluhur

Keesokan harinya, Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak kembali menggelar ritual. Kali ini, mereka melakukan salah satu dari ke-13 amanah Raja Isombaon, yakni Mamele (mempersembahkan sesajen), di rumah persaktian, tepatnya di Huta Simullop, Kecamatan Pangururan, Kamis (7/7) sekira pukul 10.00WIB.

Aksi ritual dimulai dari prosesi memasuki rumah persaktian oleh ratusan keturunan Raja Batak yang dipimpin oleh Oppung Raja Isombaon melalui perantara boru Situmorang, didampingi Ir Hendri Naibaho (kepercayaan Raja Isombaon) dan Dr Hinca Panjaitan SH MH selaku Ketua Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak.

Barisan prosesi mengenakan pakaian adat dan ulos serta menjunjung mangkok berisikan aek mual (air bersumber dari mata air). Ritual itu juga diiringi gondang (musik batak). Dalam prosesi, keturunan Raja Batak menari sesuai ekspresi masing-masing sambil berjalan ke rumah persaktian.

Sesampainya di rumah persaktian, mereka duduk berbaris rapi dan saat itu menyusun sejumlah sesajen yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah tersusun rapi, selanjutnya sesajen didoakan kepada Oppung Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) yang sekaligus dipersembahkan kepada leluhur Raja Batak.

Adapun jenis sesajen yang dipersembahkan antara lain: Daging kerbau hitam satu ekor, Daging kerbau putih satu ekor, ikan batak, ikan mas, daging kambing, daging ayam, tuak (minuman adat batak), nasi tumpeng, itak (makanan adat batak), telur ayam kampung, nasi putih, rondang, kelapa muda sebanyak 7 buah, aek mual (air dari mata air), buah pisang, semangka, timun, tebu dan daun sirih.

Setelah sesajen didoakan dan dipersembahkan, acara ritual pun berakhir dan dilanjutkan makan siang bersama.

Sebelum pelaksanaan ritual mamele, Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak menerima rombongan dari Tapanuli Center Kepulauan Riau, dan rombongan dari Kabupaten Tobasa, Humbahas, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Sibolga, Pematangsiantar, Simalungun, Karo dan sahabat Hinca Panjaitan dari sejumlah daerah di Pulau Jawa.

Dalam menerima sejumlah rombongan ini, turut diiringi dengan gondang menerima tamu dilengkapi dengan penyematan medali sebagai penghargaan atas partisipasi dalam acara itu.

Di momen itu, Ketua Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak, Dr Hinca Panjaitan SH MH menerangkan bahwa acara itu dinamakan Festival Wisata Leluhur Batak. Acara berlangsung mulai Rabu (6/7) sampai Jumat (8/7). Adapun maksud tujuan dari acara itu adalah untuk menggali, melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya batak yang dinilai saat ini telah terkikis oleh pengaruh jaman.

“Danau Toba harus menjadi lokasi wisata internasional. Saat ini, mata dunia tertuju ke Danau Toba. Kita mendukung pembentukan Badan Otorita Danau Toba. Namun bukan hanya mendirikan bangunan mewah di sekitaran Danau Toba. Tetapi harus melestarikan budaya leluhur. Mari kita lihat seperti Bali. Budaya yang menjadi daya tarik wisatawan. Karena budaya memiliki nilai-nilai luhur yang sangat berharga,” terang Hinca Panjaitan, disambut tepuk tangan ratusan hadirin.(jos/hez/smg/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru