Masters of Ceremony alias MC yang akan memandu jalannya upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-70 di Istana Negara, Senin (17/8) berjumlah delapan orang. Delapan orang ini adalah perwakilan dari Kowad, Kowal, Kowara dan Polwan.
Rinciannya, setiap matra dan polisi diwakili dua anggota. Sejak beberapa bulan lalu mereka digembleng agar bisa membacakan sususan acara upacara dengan baik.
Menurut Mayor Cpm (k) Nyoman Parmini, pelatih khusus tim MC, hanya ada empat MC yang akan tampil di upacara penaikan bendera pagi hari dan empat lainnya bertugas di upacara penurunan bendera pada sore hari.
Dari empat orang di setiap upacara itu, hanya satu orang yang ditunjuk untuk membacakan sususan acara. Sedangkan tiga lainnya terus mendampingi untuk memberikan masukan pada satu orang yang bertugas.
Tak sembarang tentara dan polisi perempuan bisa menjadi MC di hari upacara peringatan detik-detik proklamasi di istana. Selain cerdas dan berparas cantik, mereka tentu saja harus memiliki suara yang merdu. Mereka juga harus melalui seleksi yang sangat ketat.
“Mereka ini bagus-bagus. Mau ngerangking saya sulit. Nanti (yang ditunjuk untuk membacakan sususan acara) akan diputuskan saat geladi kotor dan geladi resik,” kata Nyoman, Rabu (12/8).
Dia optimistis, pada pelaksanaan upacara anak didiknya tak akan tampil mengecewakan. Terlebih, tiga pendamping MC yang tampil, juga selalu memberikan masukan dan saling mengingatkan.
“Kalau disuruh lihat, sekarang ini bagus-bagus semuanya. Ya, kalau sudah seperti ini, nanti tergantung Pangdam penilaiannya. Pas hari H itu diumumkan,” terangnya.
Biasanya, jika nilai sama, maka penampilan dan sikap MC, yang akan menjadi perhitungan. Mereka juga akan dicoba saat geladi resik, karena disitulah, saat ada di Istana Presiden mental mereka diuji.
Saat ini, 8 nama sudah menjalani ujian di beberapa kegiatan. Mulai dari latihan gabungan sampai upacara di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sore ini, mereka mengikuti geladi kader di Istana negara. (dkk/jpnn)