25.6 C
Medan
Thursday, May 30, 2024

Hingga Pertengahan 2022, 1.520 Warga Sumut Terjangkit HIV

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinkes Sumut drg. Ismail Lubis merincikan, Kasus virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh tersebut mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 1994 – medio 2022. Terhitung, sejak 1994-2011 kasus HIV mencapai 3.591. Kemudian pada 2012 total 872 kasus, setahun berikutnya naik drastis hingga 1.279 kasus. Lalu, pada 2014 kasus menurun ke angka 954.

“Tahun 2015 angkanya naik mencapai 1.020 kasus, tahun 2016 angkanya kembali naik mencapai 1.833 kasus. Tahun 2017 angkanya menurun sedikit menjadi 1.805 kasus, tahun 2018 angkanya kembali naik menjadi 1.997 kasus,” ujar drg. Ismail, Minggu (11/9).

Lanjutnya, pada 2019 total kasus kembali mengalami kenaikan hingga mencapai 2.463. Dan dalam tiga tahun terakhir angka HIV di Sumut perlahan mengalami penurunan. Hal itu dapat dilihat pada 2020 angkanya berkurang 251 kasus sehingga total 2.212.

Kemudian di 2021 angkanya menjadi 1.927 kasus, dan sementara itu di pertengahan 2022 sudah mencapai 1.520 kasus. “Total kasus HIV di Sumut dari 1994 hingga Juli 2022 mencapai 21.473 kasus,” kata drg Ismail.

Namun begitu, lanjutnya, dibanding tahun 2021, kasus HIV di tahun berjalan berpotensi akan mengalami kenaikan. Sebab tercatat sejak Juli saja angkanya sudah mencapai 1.520 kasus. Melihat itu, drg Ismail memandang bahwa saat ini karena semakin banyak layanan kesehatan yang mampu melakukan testing HIV. Dan tenaga kesehatan di Sumut pun semakin aktif untuk menemukan dan mendata kasus HIV. “Dinkes Sumut terus memperluas dan menambah akses layanan HIV di kabupaten/kota demi menekan angka kasus tersebut,” paparnya.

Upaya Dinkes Sumut untuk melakukan pencegahan virus HIV ke masyarakat selain gencar sosialisasi tentang cara pencegahan dan penularan HIV, pihaknya juga terus memperluas akses layanan HIV dengan menambah layanan HIV di kabupaten/kota.

Selain itu, Dinkes Sumut juga melakukan berbagai pelatihan tenaga kesehatan, bekerja sama dengan komunitas dan LSM untuk menjangkau dan mendampingi Orang Dengan HIV (ODHIV). Kemudian melibatkan kader dan masyarakat untuk menjangkau orang berisiko dan mendampingi ODHIV serta melibatkan lintas sektor dan lintas program. Dan tak kalah penting juga melakukan sosialiasi HIV ke anak sekolah.

Diketahui kasus HIV ini menyerang setiap kelompok usia. Kasus HIV ini ada pada setiap kelompok umur. Ada tiga faktor penularan HIV, di antaranya hubungan seksual yang tidak aman, melalui darah, dan dari ibu ke anak.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar menerapkan ABCDE. Adapun maksud ABCDE itu adalah Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, Be faithful setia kepada pasangan, Cek artinya ketahui status HIV sedini mungkin jika merasa berisiko. No Drug jangan gunakan Napza suntik, dan Equipment, waspadai benda dan alat-alat tajam.

“Jauhi penyakitnya bukan ODHIV-nya, jangan ada stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV,” pungkasnya. (mag-3/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinkes Sumut drg. Ismail Lubis merincikan, Kasus virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh tersebut mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 1994 – medio 2022. Terhitung, sejak 1994-2011 kasus HIV mencapai 3.591. Kemudian pada 2012 total 872 kasus, setahun berikutnya naik drastis hingga 1.279 kasus. Lalu, pada 2014 kasus menurun ke angka 954.

“Tahun 2015 angkanya naik mencapai 1.020 kasus, tahun 2016 angkanya kembali naik mencapai 1.833 kasus. Tahun 2017 angkanya menurun sedikit menjadi 1.805 kasus, tahun 2018 angkanya kembali naik menjadi 1.997 kasus,” ujar drg. Ismail, Minggu (11/9).

Lanjutnya, pada 2019 total kasus kembali mengalami kenaikan hingga mencapai 2.463. Dan dalam tiga tahun terakhir angka HIV di Sumut perlahan mengalami penurunan. Hal itu dapat dilihat pada 2020 angkanya berkurang 251 kasus sehingga total 2.212.

Kemudian di 2021 angkanya menjadi 1.927 kasus, dan sementara itu di pertengahan 2022 sudah mencapai 1.520 kasus. “Total kasus HIV di Sumut dari 1994 hingga Juli 2022 mencapai 21.473 kasus,” kata drg Ismail.

Namun begitu, lanjutnya, dibanding tahun 2021, kasus HIV di tahun berjalan berpotensi akan mengalami kenaikan. Sebab tercatat sejak Juli saja angkanya sudah mencapai 1.520 kasus. Melihat itu, drg Ismail memandang bahwa saat ini karena semakin banyak layanan kesehatan yang mampu melakukan testing HIV. Dan tenaga kesehatan di Sumut pun semakin aktif untuk menemukan dan mendata kasus HIV. “Dinkes Sumut terus memperluas dan menambah akses layanan HIV di kabupaten/kota demi menekan angka kasus tersebut,” paparnya.

Upaya Dinkes Sumut untuk melakukan pencegahan virus HIV ke masyarakat selain gencar sosialisasi tentang cara pencegahan dan penularan HIV, pihaknya juga terus memperluas akses layanan HIV dengan menambah layanan HIV di kabupaten/kota.

Selain itu, Dinkes Sumut juga melakukan berbagai pelatihan tenaga kesehatan, bekerja sama dengan komunitas dan LSM untuk menjangkau dan mendampingi Orang Dengan HIV (ODHIV). Kemudian melibatkan kader dan masyarakat untuk menjangkau orang berisiko dan mendampingi ODHIV serta melibatkan lintas sektor dan lintas program. Dan tak kalah penting juga melakukan sosialiasi HIV ke anak sekolah.

Diketahui kasus HIV ini menyerang setiap kelompok usia. Kasus HIV ini ada pada setiap kelompok umur. Ada tiga faktor penularan HIV, di antaranya hubungan seksual yang tidak aman, melalui darah, dan dari ibu ke anak.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar menerapkan ABCDE. Adapun maksud ABCDE itu adalah Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, Be faithful setia kepada pasangan, Cek artinya ketahui status HIV sedini mungkin jika merasa berisiko. No Drug jangan gunakan Napza suntik, dan Equipment, waspadai benda dan alat-alat tajam.

“Jauhi penyakitnya bukan ODHIV-nya, jangan ada stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV,” pungkasnya. (mag-3/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/