30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Depresi Sejak Kecanduan Sabu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi bakar diri sendiri yang dilakukan Mahri (33), menjadi bahan perbincangan warga tempat tinggalnya di Jl. Mawar IV, Blok XII, Kel. Helvetia Tenggah, Kec. Medan Helvetia. Ayah dua anak itu tiba-tiba bakar diri di depan rumahnya setelah cek-cok dan mengancam bunuh keluarganya, Sabtu (11/10) siang. Namun setelah terbakar, ia berteriak minta tolong agar api yang ‘menjilati’ tubuhnya dipadamkan.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Mahri mengamuk di kediamannya. Mahri memegang dan mengacungkan pisau ke seluruh anggota keluarganya, seraya mengancam akan menghabisi mereka. Usut punya usut, ternyata Mahri mengamuk lantaran tak diberikan uang senilai Rp1 juta oleh ibu kandungnya.

“Kami juga tak menyangka dia menjadi begini. Entah apa pun yang dilakukannya diluar sana kami pun kurang tahu juga. Makanya terkejut kami waktu tahu bakar diri itu,” kata Dona (33), istri korban yang membenarkan suaminya mengalami depresi.

Saat mendapat perawatan di ruang IGD RS Sari Mutiara Jl. Kapten Muslim, Mahri yang sekujur tubuhnya melepuh itu masih sempat meronta kesakitan. Oleh petugas medis, akhirnya korban diberikan pertolongan pertama dengan mengolesan krim putih guna mengurangi rasa panas.

“Kemarin memang sempat menjerit-jerit pasiennya, mungkin karena menahan sakit akibat luka bakar. Dari mulai kaki sampai wajah melepuh,” kata salah seorang perawat RS Sari Mutiara, Minggu (12/10) sore.

Korban menjalani perawatan intensif dan belum bisa berkomunikasi dengan siapa pun. Info lain menyebutkan, di samping cekcok dengan keluarga, Mahri juga menderita stres dan depresi. Depresi yang dialami Mahri disebut-sebut lantaran dirinya telah 2 tahun belakangan menjadi pecandu narkoba. Kabar tersebut santer terdengar di sekitar lingkungan tempat tinggal korban di Jl. Mawar IV, Blok XII.

“Sepengetahuan kami, dia itu dulu orang baik. Tapi sudah kurang lebih 2 tahun ini dia jadi pecandu narkoba jenis sabu. Selama 2 tahun itu juga dia sudah sering membuat susah keluarganya, bahkan dia itu dulu sempat diusir dari rumah karena sudah buat susah,” jelas Yudi (36), tetangga korban yang ngaku sangat mengenal korban.

Soal kabar korban merupakan pecandu narkoba hingga menyebabkan dirinya depresi tak ditampik pihak keluarga korban. Dona mengaku suaminya sempat akan dibawa ke pusat rehabilitasi narkoba.

“Sudah mau kami bawa berobatnya dia, tapi ya belum sempat jadi beginilah,” keluh Dona.

Kasus bakar diri yang dilakukan korban masih dalam penanganan Polsek Helvetia. Kanit Reskrim AKP Hendrik Temaluru SH membenarkan korban menderita depresi hingga nekat bakar diri. “Dari hasil pemeriksaan anggota keluarga, memang diketahui jika dia itu menderita depresi ya,” katanya. (wel/deo)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi bakar diri sendiri yang dilakukan Mahri (33), menjadi bahan perbincangan warga tempat tinggalnya di Jl. Mawar IV, Blok XII, Kel. Helvetia Tenggah, Kec. Medan Helvetia. Ayah dua anak itu tiba-tiba bakar diri di depan rumahnya setelah cek-cok dan mengancam bunuh keluarganya, Sabtu (11/10) siang. Namun setelah terbakar, ia berteriak minta tolong agar api yang ‘menjilati’ tubuhnya dipadamkan.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Mahri mengamuk di kediamannya. Mahri memegang dan mengacungkan pisau ke seluruh anggota keluarganya, seraya mengancam akan menghabisi mereka. Usut punya usut, ternyata Mahri mengamuk lantaran tak diberikan uang senilai Rp1 juta oleh ibu kandungnya.

“Kami juga tak menyangka dia menjadi begini. Entah apa pun yang dilakukannya diluar sana kami pun kurang tahu juga. Makanya terkejut kami waktu tahu bakar diri itu,” kata Dona (33), istri korban yang membenarkan suaminya mengalami depresi.

Saat mendapat perawatan di ruang IGD RS Sari Mutiara Jl. Kapten Muslim, Mahri yang sekujur tubuhnya melepuh itu masih sempat meronta kesakitan. Oleh petugas medis, akhirnya korban diberikan pertolongan pertama dengan mengolesan krim putih guna mengurangi rasa panas.

“Kemarin memang sempat menjerit-jerit pasiennya, mungkin karena menahan sakit akibat luka bakar. Dari mulai kaki sampai wajah melepuh,” kata salah seorang perawat RS Sari Mutiara, Minggu (12/10) sore.

Korban menjalani perawatan intensif dan belum bisa berkomunikasi dengan siapa pun. Info lain menyebutkan, di samping cekcok dengan keluarga, Mahri juga menderita stres dan depresi. Depresi yang dialami Mahri disebut-sebut lantaran dirinya telah 2 tahun belakangan menjadi pecandu narkoba. Kabar tersebut santer terdengar di sekitar lingkungan tempat tinggal korban di Jl. Mawar IV, Blok XII.

“Sepengetahuan kami, dia itu dulu orang baik. Tapi sudah kurang lebih 2 tahun ini dia jadi pecandu narkoba jenis sabu. Selama 2 tahun itu juga dia sudah sering membuat susah keluarganya, bahkan dia itu dulu sempat diusir dari rumah karena sudah buat susah,” jelas Yudi (36), tetangga korban yang ngaku sangat mengenal korban.

Soal kabar korban merupakan pecandu narkoba hingga menyebabkan dirinya depresi tak ditampik pihak keluarga korban. Dona mengaku suaminya sempat akan dibawa ke pusat rehabilitasi narkoba.

“Sudah mau kami bawa berobatnya dia, tapi ya belum sempat jadi beginilah,” keluh Dona.

Kasus bakar diri yang dilakukan korban masih dalam penanganan Polsek Helvetia. Kanit Reskrim AKP Hendrik Temaluru SH membenarkan korban menderita depresi hingga nekat bakar diri. “Dari hasil pemeriksaan anggota keluarga, memang diketahui jika dia itu menderita depresi ya,” katanya. (wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/