28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pria Kulit Hitam Tewas Diamuk Warga di Simalingkar

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi main hakim ala massa kembali makan korban jiwa. Minggu (12/10) dini hari, seorang pemuda yang belum diketahui identitasnya tewas mengenaskan diamuk warga. Mirisnya lagi, sebelum tewas pria berkulit hitam itu sempat diseret dan diarak dari persawahan hingga jalan besar. Peristiwa ini terjadi di Jl. Bunga Rampai III, Link. III, Kel. Simalingkar B, Kec. Medan Tuntungan.

Data dihimpun di lokasi kejadian, dini hari sekira pukul 01.30 WIB itu, korban tepergok hendak mencuri ke rumah Harapenta br Sembiring (24).

Dalam menjalankan aksinya, pelaku masuk melalui pintu belakang. Namun Harapenta tiba-tiba terbagun mendengar suara berisik dari belakang rumahnya.

Semula, Harapenta menduga itu adalah suara tikus atau kucing yang menabrak dinding. Akan tetapi, suara berisik tersebut terus mendengung di telingga Harapenta.

Merasa ada yang tak beres, Harapenta pun mencoba melihat keadaan di dapur rumah. Ketika membuka pintu, Harapenta melihat seorang pemuda telah menjebol dinding dapurnya yang terbuat dari tepas (semi permanen).

Melihat itu, spontan Harapenta berteriak maling, hingga menghebohkan warga. Tanpa dikomandoi, ratusan warga melakukan pengejaran. Sadar aksinya ketahuan, pelaku berambut ikal yang mengunakan baju coklat itu langsung kabur menuju persawahan.

Sial bagi pelaku. Ternyata warga telah mengatur strategi berhasil mengepungnya. Tak punya jalan lain, pelaku pun mengeluarkan pisau jenis tumbuk lada dari pinggangnya. Naas, ketika melihat arah depan. Salah seorang warga dari arah belakang menyergap pelaku dan merampas pisaunya.

Tak pelak, pria bertubuh kurus itu pun babak belur dihakimi ratusan massa. Tak puas menghakiminya begitu saja, warga sekitar melanjutkan aksi dengan mengikat tangan dan kedua kaki pelaku. Selanjutnya, dengan digotong, pelaku lalu diarak ke badan jalan ± 400 meter dari persawahan.

Di jalan itu, pedang serta tombak kayu kembali mendarat mendarat ke tubuh pelaku. Akibat serangan yang bertubi-tubi dan sadis itu. Pelaku tewas bersimbah daràh di lokasi.

Mengetahui pelaku pencuri itu sudah tewas, warga pun melaporkanya ke pihak kelurahan setempat. “Kupikir kucing ngejar tikus. Rupanya maling. Pas kuliat dia mau masuk. Disitulah kutriaki. Warga yang lagi ngopi-ngopi itu dengar. Munggillah (tewas-red) dia,” kenang Harapenta.

Terpisah, Kapolsek Delitua Kompol Anggoro Wicaksono ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. “Pada hari ini, Minggu 12 Okt 2014 sekira pukul 05.00 WIB oleh Kanit Reskrim Delitua mendapat telepon dari Lurah Simalingkar B Pak Ramli yangg menyampaikan agar diluncurkan anggota ke Simalingkar B sehubungan adanya 1 orang pelaku pencurian tertangkap dan dihakimi oleh massa,” ujarnya.

Lanjut perwira berpangkat satu melati emas di pundaknya itu, mendapat informasi tersebut maka dirinya langsung mengirimkan anggota kepolisian untuk mendatangi lokasi kejadian tersebut. “Lalu piket Opsnal sekira pkl 05.30 WIB tiba dan menemukan pria tanpa identitas tergeletak tak bernyawa di pinggir jalan,” ungkapnya.

“Saat hendak ditangkap, pelaku melakukan perlawanan dengan menggunakan sebilah pisau. Akhirnya pelaku ditangkap dan diarak dan tewas,” aku mantan Kapolsek Hevetia itu.

Sementara itu, Ardi (30) salah seorang warga sekitar yang ditemui Minggu (12/10) sore mengaku, selama ini warga yang tinggal di sana memang kerap kemalingan. “Makanya pas tertangkap itu, warga palak kali bang. Makanya sampai kayak gitu,”akunya.

Dijelaskan pria bermarga Tarigan itu, selama ini warga sudah memantau aksi pelaku. Namun belum pernah tertangkap basah. “Kali ini lah baru ketangkap bang. Kupingnya itu disembelih sama warga. Apa tidak mati,” ungkapnya. Saat ini jenazah pria itu masih terbujur kaku di RS Adam Malik Medan. (bar/deo)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi main hakim ala massa kembali makan korban jiwa. Minggu (12/10) dini hari, seorang pemuda yang belum diketahui identitasnya tewas mengenaskan diamuk warga. Mirisnya lagi, sebelum tewas pria berkulit hitam itu sempat diseret dan diarak dari persawahan hingga jalan besar. Peristiwa ini terjadi di Jl. Bunga Rampai III, Link. III, Kel. Simalingkar B, Kec. Medan Tuntungan.

Data dihimpun di lokasi kejadian, dini hari sekira pukul 01.30 WIB itu, korban tepergok hendak mencuri ke rumah Harapenta br Sembiring (24).

Dalam menjalankan aksinya, pelaku masuk melalui pintu belakang. Namun Harapenta tiba-tiba terbagun mendengar suara berisik dari belakang rumahnya.

Semula, Harapenta menduga itu adalah suara tikus atau kucing yang menabrak dinding. Akan tetapi, suara berisik tersebut terus mendengung di telingga Harapenta.

Merasa ada yang tak beres, Harapenta pun mencoba melihat keadaan di dapur rumah. Ketika membuka pintu, Harapenta melihat seorang pemuda telah menjebol dinding dapurnya yang terbuat dari tepas (semi permanen).

Melihat itu, spontan Harapenta berteriak maling, hingga menghebohkan warga. Tanpa dikomandoi, ratusan warga melakukan pengejaran. Sadar aksinya ketahuan, pelaku berambut ikal yang mengunakan baju coklat itu langsung kabur menuju persawahan.

Sial bagi pelaku. Ternyata warga telah mengatur strategi berhasil mengepungnya. Tak punya jalan lain, pelaku pun mengeluarkan pisau jenis tumbuk lada dari pinggangnya. Naas, ketika melihat arah depan. Salah seorang warga dari arah belakang menyergap pelaku dan merampas pisaunya.

Tak pelak, pria bertubuh kurus itu pun babak belur dihakimi ratusan massa. Tak puas menghakiminya begitu saja, warga sekitar melanjutkan aksi dengan mengikat tangan dan kedua kaki pelaku. Selanjutnya, dengan digotong, pelaku lalu diarak ke badan jalan ± 400 meter dari persawahan.

Di jalan itu, pedang serta tombak kayu kembali mendarat mendarat ke tubuh pelaku. Akibat serangan yang bertubi-tubi dan sadis itu. Pelaku tewas bersimbah daràh di lokasi.

Mengetahui pelaku pencuri itu sudah tewas, warga pun melaporkanya ke pihak kelurahan setempat. “Kupikir kucing ngejar tikus. Rupanya maling. Pas kuliat dia mau masuk. Disitulah kutriaki. Warga yang lagi ngopi-ngopi itu dengar. Munggillah (tewas-red) dia,” kenang Harapenta.

Terpisah, Kapolsek Delitua Kompol Anggoro Wicaksono ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. “Pada hari ini, Minggu 12 Okt 2014 sekira pukul 05.00 WIB oleh Kanit Reskrim Delitua mendapat telepon dari Lurah Simalingkar B Pak Ramli yangg menyampaikan agar diluncurkan anggota ke Simalingkar B sehubungan adanya 1 orang pelaku pencurian tertangkap dan dihakimi oleh massa,” ujarnya.

Lanjut perwira berpangkat satu melati emas di pundaknya itu, mendapat informasi tersebut maka dirinya langsung mengirimkan anggota kepolisian untuk mendatangi lokasi kejadian tersebut. “Lalu piket Opsnal sekira pkl 05.30 WIB tiba dan menemukan pria tanpa identitas tergeletak tak bernyawa di pinggir jalan,” ungkapnya.

“Saat hendak ditangkap, pelaku melakukan perlawanan dengan menggunakan sebilah pisau. Akhirnya pelaku ditangkap dan diarak dan tewas,” aku mantan Kapolsek Hevetia itu.

Sementara itu, Ardi (30) salah seorang warga sekitar yang ditemui Minggu (12/10) sore mengaku, selama ini warga yang tinggal di sana memang kerap kemalingan. “Makanya pas tertangkap itu, warga palak kali bang. Makanya sampai kayak gitu,”akunya.

Dijelaskan pria bermarga Tarigan itu, selama ini warga sudah memantau aksi pelaku. Namun belum pernah tertangkap basah. “Kali ini lah baru ketangkap bang. Kupingnya itu disembelih sama warga. Apa tidak mati,” ungkapnya. Saat ini jenazah pria itu masih terbujur kaku di RS Adam Malik Medan. (bar/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/