32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Disdik Medan Minta Sekolah Data Siswa yang Pilih Belajar Daring, Banyak Orangtua tak Izinkan Anaknya PTM

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PELAKSANA tugas (Plt) Kadis Pendidikan Kota Medan, Topan OP Ginting mengakui, meski PTM telah dimulai di Kota Medan, namun masih cukup banyak siswa yang belum mengikuti PTM Terbatas. Dikatakannya, salah satu alasannya adalah karena banyak orangtua atau wali siswa yang belum memberikan izin.

Ilustrasi.

“Iya, info yang kami dapat dari sekolah-sekolah, memang masih ada bahkan cukup banyak orangtua yang belum mengizinkan anaknya PTM di sekolah. Walaupun sudah Level 2, masih banyak juga orangtua yang khawatir anaknya terpapar Covid-19 di sekolah,” kata Topan kepada Sumut Pos, Selasa (12/10).

Meski begitu, kata Topan, pihaknya belum mendapatkan data akurat dari setiap sekolah tentang berapa banyak jumlah atau persentase siswa SMP di Kota Medan yang belum mendapatkan izin dari orangtua/wali siswa untuk ikut menggelar PTM Terbatas di sekolah. “Soal berapa jumlah siswa yang belum dapat izin dari orangtua untuk PTM, itu kita belum ada (datanya). Tapi saya sudah minta agar setiap sekolah, baik negeri maupun swasta untuk segera mendatanya. Nanti akan kita ambil sample juga dari sekolah-sekolah. Karena per hari ini baru berjalan 2 hari, maka belum bisa kita data, kita tunggu dulu 1 minggu ini, baru kelihatan nanti berapa banyak yang belum dapat izin itu,” ujarnya. Dijelaskan Topan, cukup banyaknya siswa yang belum diizinkan untuk PTM di sekolah oleh orangtua siswa bukanlah sebuah masalah. Pasalnya saat ini, setiap sekolah memang wajib menggelar sistem belajar Hybrid. Teknisnya, guru menerangkan secara langsung bagi 1/3 siswa PTM di sekolah sekaligus 2/3 siswa lainnya yang mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah.

“Jadi yang orangtuanya belum mengizinkan anaknya untuk PTM, ya ikut daring yang dari rumah. Itu pilihan, dan setiap sekolah memang wajib memfasilitasinya. Yang tidak boleh itu, siswa nya tidak ikut PTM dan juga tidak ikut daring. Kalau salah satunya tidak diikuti, maka ya tidak sekolah namanya,” jelasnya.

Terkait bahwa hanya ada 220 siswa dari 1.136 siswa yang ikut PTM di SMP Negeri 1 Medan pada hari pertama sekolah, Senin (11/9) kemarin, Topan mengakuinya. Dikatakan Topan, seharusnya ada sekitar 380 siswa yang ikut PTM di hari pertama sekolah tersebut, mengingat kapasitas maksimal siswa yang boleh ikut PTM dalam satu hari adalah 30 persen atau 1/3 dari total siswa yang ada di sekolah tersebut.

“Berarti di SMP 1 kemarin, ada sekitar 150 sampai 160 siswa yang tidak ikut PTM di hari pertama. Memang tak semua, karena tidak dapat izin dari orangtua, ada juga yang karena belum divaksin. Tapi di hari kedua dan ketiga besok (hari ini), itu kita belum tahu. Karena mereka dibagi 3 kelompok, maksimal 30 persen yang masuk sekolah. Biasanya yang datang itu sambil membawa surat izin dari orangtua,” kata Topan.

Topan juga menjelaskan, hingga saat ini, Pemko Medan melalui Dinas Pendidikan yang berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan terus menggenjot vaksinasi Covid-19 untuk tingkat SMP di Kota Medan. Per Selasa (12/10) kemarin, setidaknya sudah ada 70 ribu dari 105 ribu siswa SMP di Kota Medan yang sudah divaksinasi Covid-19. “Per hari ini (kemarin) ada 70 ribu siswa yang sudah divaksin. Artinya sudah sekitar 66 persen, karena jumlah siswa SMP kita ada sekitar 105 ribu lebih. Ini terus kita kejar, intruksi Pak Wali, setiap harinya minimal 5.000 siswa harus divaksin,” jelasnya.

Lantas, kapan PTM untuk siswa SD akan digelar? Topan mengatakan, Pemko Medan belum dapat memastikannnya. Apalagi untuk PTM siswa SMP yang digelar saat ini saja, masih akan dievaluasi lagi dalam waktu 1 sampai 2 minggu ke depan.

“Kalau tidak ada gejolak, tidak ada muncul klaster-klaster penularan di sekolah, disitu baru mungkin akan dibahas soal PTM untuk SD. Kalau saat ini saya fikir gak kesana dulu arah pembahasannya, tapi lebih ke pengawasan evaluasi PTM tingkat SMP dulu. Apalagi kita tahu siswa SD itu di bawah usia 12 tahun, dan tentu belum bisa divaksin,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pada hari pertama pelaksanaan PTMT pada Senin (11/10) lalu, hanya ada 220 siswa yang mengikuti PTMT di SMPN 1 Kota Medan. Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Medan Lisnawati, di hari pertama PTMT itu, masih banyak orangtua siswa SMPN 1 yang belum mengizinkan anaknya melakukan PTMT.

Diterangkan Lisnawati, dari 1136 siswa yang ada di SMPN 1 Kota Medan, hanya 220 siswa yang mendapatkan izin dari wali murid untuk melaksanakan PTMT di hari pertama sekolah tersebut. Padahal hari pertama PTM kemarin, bersamaan dengan jadwal Ujian Tengah Semester (UTS) di SMPN 1 Medan. “Jadi pelaksanaan ujiannya pun berbarengan dengan yang melaksanakan pembelajaran daring di rumah. Semua serempak,” terangnya.

Lisna pun mengakui, bahwa masih sedikitnya siswa yang melaksanakan PTMT tersebut disebabkan oleh beberapa hal. “Ada banyak macam alasan orangtua yang tidak mengizinkan anaknya PTM, diantaranya karena masih takut anak tertular covid-19. Ada juga yang orangtua mengizinkan, tapi anaknya belum divaksin, jadi tidak kita izinkan,” tutupnya.

Sebelumnya, saat meninjau hari pertama PTM terbatas di SMP Negeri 3 Medan, Senin (11/10), Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, orangtua siswa diberikan pilihan untuk memberikan izin kepada anaknya mengikuti PTM atau tidak. Bagi siswa yang tidak ikut PTM, diminta untuk mengikuti pembelajaran seca online. ”Ini kami kasih pilihan, hari ini juga yang sekolah membawa surat izin dari sekolah, kalau orang tua tidak berkenan sekolah tatap muka silahkan. Kami akan laksanakan secara hybrid,” kata Bobby. 

Skema hybrid ini, diakuinya menjadi solusi yang diberikan apabila orangtua masih belum berkenan anaknya mengikuti PTM. Apalagi, jumlah murid dibatasi maksimal 10 orang per kelas dan telah divaksin.

Bobby mengatakan, seluruh sekolah SMP se-Kota Medan baik negeri ataupun swasta diperolehkan melakukan PTM. Namun, dia mengingatkan agar mengikuti petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Medan. “Kelas 2 dan 3 SMP sudah divaksin, 12 tahun ke atas sudah divaksin. Kami menganjurkan yang bisa tatap muka yang sudah mendapatkan vaksin. Secara aturan inmendagri, ingub, tidak ada larangan kepada adik-adik divaksin untuk mengikuti tatap muka, tetap diperbolehkan,” ucapnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PELAKSANA tugas (Plt) Kadis Pendidikan Kota Medan, Topan OP Ginting mengakui, meski PTM telah dimulai di Kota Medan, namun masih cukup banyak siswa yang belum mengikuti PTM Terbatas. Dikatakannya, salah satu alasannya adalah karena banyak orangtua atau wali siswa yang belum memberikan izin.

Ilustrasi.

“Iya, info yang kami dapat dari sekolah-sekolah, memang masih ada bahkan cukup banyak orangtua yang belum mengizinkan anaknya PTM di sekolah. Walaupun sudah Level 2, masih banyak juga orangtua yang khawatir anaknya terpapar Covid-19 di sekolah,” kata Topan kepada Sumut Pos, Selasa (12/10).

Meski begitu, kata Topan, pihaknya belum mendapatkan data akurat dari setiap sekolah tentang berapa banyak jumlah atau persentase siswa SMP di Kota Medan yang belum mendapatkan izin dari orangtua/wali siswa untuk ikut menggelar PTM Terbatas di sekolah. “Soal berapa jumlah siswa yang belum dapat izin dari orangtua untuk PTM, itu kita belum ada (datanya). Tapi saya sudah minta agar setiap sekolah, baik negeri maupun swasta untuk segera mendatanya. Nanti akan kita ambil sample juga dari sekolah-sekolah. Karena per hari ini baru berjalan 2 hari, maka belum bisa kita data, kita tunggu dulu 1 minggu ini, baru kelihatan nanti berapa banyak yang belum dapat izin itu,” ujarnya. Dijelaskan Topan, cukup banyaknya siswa yang belum diizinkan untuk PTM di sekolah oleh orangtua siswa bukanlah sebuah masalah. Pasalnya saat ini, setiap sekolah memang wajib menggelar sistem belajar Hybrid. Teknisnya, guru menerangkan secara langsung bagi 1/3 siswa PTM di sekolah sekaligus 2/3 siswa lainnya yang mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah.

“Jadi yang orangtuanya belum mengizinkan anaknya untuk PTM, ya ikut daring yang dari rumah. Itu pilihan, dan setiap sekolah memang wajib memfasilitasinya. Yang tidak boleh itu, siswa nya tidak ikut PTM dan juga tidak ikut daring. Kalau salah satunya tidak diikuti, maka ya tidak sekolah namanya,” jelasnya.

Terkait bahwa hanya ada 220 siswa dari 1.136 siswa yang ikut PTM di SMP Negeri 1 Medan pada hari pertama sekolah, Senin (11/9) kemarin, Topan mengakuinya. Dikatakan Topan, seharusnya ada sekitar 380 siswa yang ikut PTM di hari pertama sekolah tersebut, mengingat kapasitas maksimal siswa yang boleh ikut PTM dalam satu hari adalah 30 persen atau 1/3 dari total siswa yang ada di sekolah tersebut.

“Berarti di SMP 1 kemarin, ada sekitar 150 sampai 160 siswa yang tidak ikut PTM di hari pertama. Memang tak semua, karena tidak dapat izin dari orangtua, ada juga yang karena belum divaksin. Tapi di hari kedua dan ketiga besok (hari ini), itu kita belum tahu. Karena mereka dibagi 3 kelompok, maksimal 30 persen yang masuk sekolah. Biasanya yang datang itu sambil membawa surat izin dari orangtua,” kata Topan.

Topan juga menjelaskan, hingga saat ini, Pemko Medan melalui Dinas Pendidikan yang berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan terus menggenjot vaksinasi Covid-19 untuk tingkat SMP di Kota Medan. Per Selasa (12/10) kemarin, setidaknya sudah ada 70 ribu dari 105 ribu siswa SMP di Kota Medan yang sudah divaksinasi Covid-19. “Per hari ini (kemarin) ada 70 ribu siswa yang sudah divaksin. Artinya sudah sekitar 66 persen, karena jumlah siswa SMP kita ada sekitar 105 ribu lebih. Ini terus kita kejar, intruksi Pak Wali, setiap harinya minimal 5.000 siswa harus divaksin,” jelasnya.

Lantas, kapan PTM untuk siswa SD akan digelar? Topan mengatakan, Pemko Medan belum dapat memastikannnya. Apalagi untuk PTM siswa SMP yang digelar saat ini saja, masih akan dievaluasi lagi dalam waktu 1 sampai 2 minggu ke depan.

“Kalau tidak ada gejolak, tidak ada muncul klaster-klaster penularan di sekolah, disitu baru mungkin akan dibahas soal PTM untuk SD. Kalau saat ini saya fikir gak kesana dulu arah pembahasannya, tapi lebih ke pengawasan evaluasi PTM tingkat SMP dulu. Apalagi kita tahu siswa SD itu di bawah usia 12 tahun, dan tentu belum bisa divaksin,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pada hari pertama pelaksanaan PTMT pada Senin (11/10) lalu, hanya ada 220 siswa yang mengikuti PTMT di SMPN 1 Kota Medan. Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Medan Lisnawati, di hari pertama PTMT itu, masih banyak orangtua siswa SMPN 1 yang belum mengizinkan anaknya melakukan PTMT.

Diterangkan Lisnawati, dari 1136 siswa yang ada di SMPN 1 Kota Medan, hanya 220 siswa yang mendapatkan izin dari wali murid untuk melaksanakan PTMT di hari pertama sekolah tersebut. Padahal hari pertama PTM kemarin, bersamaan dengan jadwal Ujian Tengah Semester (UTS) di SMPN 1 Medan. “Jadi pelaksanaan ujiannya pun berbarengan dengan yang melaksanakan pembelajaran daring di rumah. Semua serempak,” terangnya.

Lisna pun mengakui, bahwa masih sedikitnya siswa yang melaksanakan PTMT tersebut disebabkan oleh beberapa hal. “Ada banyak macam alasan orangtua yang tidak mengizinkan anaknya PTM, diantaranya karena masih takut anak tertular covid-19. Ada juga yang orangtua mengizinkan, tapi anaknya belum divaksin, jadi tidak kita izinkan,” tutupnya.

Sebelumnya, saat meninjau hari pertama PTM terbatas di SMP Negeri 3 Medan, Senin (11/10), Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, orangtua siswa diberikan pilihan untuk memberikan izin kepada anaknya mengikuti PTM atau tidak. Bagi siswa yang tidak ikut PTM, diminta untuk mengikuti pembelajaran seca online. ”Ini kami kasih pilihan, hari ini juga yang sekolah membawa surat izin dari sekolah, kalau orang tua tidak berkenan sekolah tatap muka silahkan. Kami akan laksanakan secara hybrid,” kata Bobby. 

Skema hybrid ini, diakuinya menjadi solusi yang diberikan apabila orangtua masih belum berkenan anaknya mengikuti PTM. Apalagi, jumlah murid dibatasi maksimal 10 orang per kelas dan telah divaksin.

Bobby mengatakan, seluruh sekolah SMP se-Kota Medan baik negeri ataupun swasta diperolehkan melakukan PTM. Namun, dia mengingatkan agar mengikuti petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Medan. “Kelas 2 dan 3 SMP sudah divaksin, 12 tahun ke atas sudah divaksin. Kami menganjurkan yang bisa tatap muka yang sudah mendapatkan vaksin. Secara aturan inmendagri, ingub, tidak ada larangan kepada adik-adik divaksin untuk mengikuti tatap muka, tetap diperbolehkan,” ucapnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/