SUMUTPOS.CO – Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta Karo sudah mencium keterlibatan pejabat, pengusaha dan kelompok besar di Sumut, yang selama ini menjadi backing atas usaha tersangka penganiaya pembantu rumah tangga (PRT), Syamsul Anwar. Untuk itu, kata Nico, polisi akan menelusurinya.
“Saya akan selesaikan kasus ini sampai tuntas. Saat ini masih proses pengumpulan alat bukti, karena masih banyak yang harus dikerjakan,” kata Nico kepada wartawan, Jumat (12/12).
Disinggung mengenai jaringan yang membacking tersangka selama ini, mantan Wakil Direktur (Wadir) Polda Metro Jaya itu mengaku, belum mengetahuinya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan, Komisaris Polisi (Kompol) Wahyu Bram mengatakan, proses pencarian jasad korban di rumah tersangka telah dihentikan.
“Proses pencarian akan dilakukan ditempat lain. Tetapi, kita masih minim informasi lokasinya karena tersangka tidak kooperatif kepada penyidik,” katanya.
Meski begitu, pihaknya akan terus melakukan penelusuran dan menampung semua informasi dari masyarakat.
“Kalau ada informasi dari masyarakat akan sangat membantu penyidikan Polisi,” tandasnya.
Wahyu Bram juga mengatakan, belum bisa memastikan tulang yang ditemukan tersebut apakah berasal dari satu orang atau lebih. “Kita belum bisa pastikan tulang tersebut dari satu orang atau lebih, harus diperiksakan dahulu ke lab,” jelasnya.
Kemudian sat ditanyai mengenai cara pelaku mengubur korban, apakah dimutilasi terlebih dahulu atau langsung dikubur, Wahyu juga belum bisa memastikan. “Itu juga tidak bisa kami jawab saat ini, semua keingintahuan dari rekan-rekan media dan penyidik sama besarnya, masing-masing memiliki dugaan namun hasil lab yang menentukan nantinya,” terangnya.
Sementara itu kemarin (12/12), lokasi kediaman Syamsul masih terlihat dikerumuni warga. Para pedagang baik berjualan minuman, makanan, ataupun rokok, beramai-ramai ikut meramaikan.
Para pedagang pun mengaku mendapatkan berkah yang berlipat ganda akibat kejadian ini. Salah satunya, Sofyan (35), warga Jalan Antariksa/Pipa I Karang Sari Kec. Medan Polonia. Dirinya mengaku selama 8 hari berjualan di lokasi mengantongi untung mencapai Rp3 juta. “Meningkat lah bang penghasilan, udah 8 hari ini udah sekitar Rp3 juta lah aku dapat keuntungan,” jelasnya.
Pria yang memiliki dua anak ini mengaku, per harinya bisa meraup keuntungan Rp200-Rp400 ribu dalam 1 jam. “Sebentar aja itu bang, kadang cuma 1 jam aja jualan udah habis,” terangnya.
Sebelumnya dirinya mengatakan berjualan di seputaran titi gantung kereta api, dan penghasilan yang didapat sekitar Rp100 ribu. “Biasanya aku jualan di titi gantung, paling dapat Rp100 ribu,” ujarnya.
Sama halnya dengan, Maimunah (50). Penjual rokok ini mengaku mendapatkan keuntungan hingga Rp500 ribu per harinya. “Banyaklah untungnya, per hari bisa dapat Rp500 ribu,” terang wanita paruh baya yang sudah berjualan rokok selama 5 tahun ini.
Menurutnya, dia sudah berjualan selama berlangsungnya proses penggalian. “Udah seminggu lebih aku jualan di sini, untungnya lumayan, sebelumnya di central,” ujarnya. (ind/bay)