Terpisah, di Tebingtinggi dan Deliserdang, belum marak isu ini. Menurut R Manurung, salah seorang PNS di Lubuk Pakam, isu penjual sarung itu baru di dengarnya di kawasan Medan.
“Pernah ada cerita jika pernah seseorang membeli sarung dari pedagang yang sudah tua, sarungnya sangat cantik. Namun sebelum jadi dibeli, seorang warga sekitar yang kemungkinan memiliki indera keenam melihat jika sarung yang dijual pedagang itu ternyata kain kafan sehingga tidak jadi dibeli,” sebutnya
Buya Alamsyah selaku paranormal, mengatakan isu ‘Kakek Sarung’ tersebut hanya dibentuk untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari gangguan ekonomi. Selain itu, ada oknum-oknum yang sengaja untuk membelah fikiran masyarakat yang sedang susah akibat harga-harga naik. “Menurutku itu isu saja,” terangnya, Jumat (13/3).
Majelis Al-Husna tersebut juga menambahkan isu tersebut sudah berkembang dan membuat masyarakat Medan dan sekitarnya cemas. “Memang tidak salah untuk mengetahuinya, namun, di zaman sekarang kita harus berpikir lebih maju lagi. Kalaupun ada kakek bersarung itu, pastinya warga yang sudah dijumpainnya akan cerita kepada warga lainnya. Inikan belum ada. Nggak ada itu mas,” ujarnya.
Dijelaskannya, dengan isu-isu seperti ini, pastinya menjadi daya pikat kepada masyarakat, rasa panik dan was-was pasti akan timbul, apalagi daerahnya di sekitar perkampungan. “Memang kalau membaca broadcastnya seram juga, tapi bagi masyarakat maju, itu akan diperbincangkan. Atau mungkin itu hanya cerita pengantar tidur saja. Cerita-cerita saja itu Mas,” tutupnya.(cr6/cr3/man/gib)