SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Kekeluarga pembom tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur itu disebut baru pulang dari Suriah, belajar strategi teror. Masih ada 500-an orang lagi yang masih berkeliaran. “Yang kembali dari Suriah 500,termasuk di antaranya keluarga ini,” kata Tito.
Mereka ke Suriah bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Mereka di ISIS belajar strategi teror, kemiliteran dan membuat bom. Ketika kembali ke Indonesia, UU Teroris Indonesia tidak bisa menghukum tindakan tersebut.
“Revisi UU jangan terlalu lama, sudah 1 tahun. Kita tahu sel-sel mereka tapi kita tidak bisa. UU 15/2003. Kita akan bisa bertindak kalau mereka melakukan aksi,” ujar Tito.
Para teroris dinilai sebagai orang yang terlatih. Mereka dapat menghindari kejaran intelijen. “Mereka ini terlatih, mereka mampu menghindari deteksi intelijen, mereka mampu menghindari komunikasi,” ucap Tito.
Tito bisa mengetahui para teroris terlatih berdasarkan barang bukti yang didapat dari kasus teroris sebelumnya. Dalam penangkapan di kasus sebelumnya, polisi mendapatkan buku manual dan buku-buku pelatihan.
“Ini kita dapatkan dari buku-buku manual termasuk menghindari komunikasi. Jadi mereka berlatih melakukan pengembangan,” ujarnya.
Tito menduga ada kaitan aksi bom bunuh diri di Surabaya ini berkaitan dengan ISIS di Suriah. Menurutnya, ISIS secara global sudah terdesak oleh AS dan Rusia. “Memang aksi ini kita duga motifnya, pertama, adalah di tingkat internasional, ISIS ini ditekan oleh kekuatan-kekuatan baik dari Amerika dan lain-lain, Rusia dan lain-lain, sehingga dalam keadaan terpojok,” kata Tito Karnavian di RS Bhayangkara Surabaya.
Meski demikian, Tito berjanji akan tetap menangkap jaringan teroris hingga ke akar-akarnya. Tito menambahkan, Presiden Jokowi menginstruksikan Polri, TNI, dan BIN untuk menangkap para teroris.
“Presiden meminta Polri,TNI dan BIN operasi bersama melakukan penangkapan-penangkapan terhadap sel-sel teroris,” ungkap Tito.
Polisi akan merangkul TNI, dan TNI dinyatakan bakal mengirimkan pasukannya untuk memberantas terorisme. “Saya sudah minta kepada Bapak Panglima TNI, beliau nanti akan mengirimkan kekuatan untuk melakukan operasi bersama,” kata Tito.
Tito meminta dukungan dari semua pihak agar aparat bisa memberantas terorisme. Namun dia menyatakan kelompok-kelompok teror di Indonesia tak terlalu berbahaya.
“Yang jelas kelompok ini tak terlalu besar. Ini hanya sel-sel kecil, mereka tidak akan bisa mengalahkan negara. Tidak mungkin mengalahkan TNI, Polri, dan kita semua. Kita harus bersatu padu, mohon dukungan agar kita bisa melakukan tindakan-tindakan,” kata dia. (bbs/mea)