27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Terima 40 Sertifikat dan Piagam Terbanyak

Rinto Gultom, Putra Sumut Pecahkan Rekor MURI

Kegigihan, kerja keras dan pantang menyerah adalah modal awal bagi Rinto Gultom untuk bisa meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Akhirnya dia berhasil dengan katagori penerima 40 sertifikat dan piagam, serta 33 kali mengikuti seminar dalam waktu sebulan. Seperti apa?

Kesuma Ramadhan, Medan

Banyak suka dan duka yang harus dilalui pria kelahiran Toba Samosir, 17 Maret 1984 silam ini untuk bisa meraih harapan dan mimpinya itu. Berawal dari  pertemuan singkat di sebuah warung yang berlokasi di Jalan HM Yamin pada Rabu pagi (13/6), Sumut Pos mendapatkan sebuah sambutan hangat diwarnai aroma kebanggaan yang sangat kental dari paras wajahnya sekaligus membuka kisah atas torehan prestasi yang  telah diraihnya pada 23 Mei 2012 lalu.

Rasa bangga anak pertama dari empat bersaudara ini begitu terasa, ketika dirinya dengan penuh percaya diri menunjukkan sebuah piagam penghargaan berbingkai hitam dengan lambang medali emas di tengah, disertai goresan kalimat tebal berwarna tinta emas yang bertuliskan Rekor Indonesia di atas lembang medalinya. Dan tentunya, sebuah tanda tangan dari pimpinan sekaligus pemrakarsa berdirinya MURI yakni Jaya Suprana.

Piagam inilah yang turut mengharumkan pria yang notabene adalah mahasiswa semester VI, Jurusan Ilmu Komunikasi  di Universitas Darma Agung Medan. Rinto mengaku, awal dirinya terinspirasi untuk memecahkan rekor MURI berdasarkan sebuah informasi yang diaksesnya dari sebuah internet. Saat itu Rinto melihat ada sebuah rekor yang pernah dipecahkan oleh pendahulunya yakni memiliki sertifikat sekitar 30 yang bisa didapat dalam waktu sebulan. “Kenapa orang bisa saya tidak, hal itu jugalah yang mendasari saya untuk mencoba mencari akses dan menghubungi pihak MURI bahawa saya memiliki sertifikat yang lebih banyak,” ujarnya.

Dalam upayanya itu, Rinto dianggap telah memecahkan rekor baru asal mampu mengikuti tahapan seleksi untuk penilaian agar dirinya bisa dinobatkan sebagai pemegang rekor baru. Di mana tahapan seleksi itu meliputi tujuh ketentuan.

Di antaranya yakni membuat surat permohonan dilengkapi penghargaan yang harus ditandatangani oleh notaris, serta dilengkapi foto-foto untuk setiap kegiatan seminar yang telah dilaksanakannya. Selain itu juga harus memiliki SK Asli dari semua pimpinan yang menyerahkan piagam dan sertifikat, disertai brosur-brosur dan informasi terkait kegiatan dan semua kegiatan yang diikuti harus diliput oleh media massa.

“Untuk melengkapi seluruh ketentuan dalam seleksi ini setidaknya saya harus mengumpulkan semuanya selama lebih kurang empat bulan yakni dimulai sejak Januari hingga April 2012. Setelah terkumpul selanjutnya seluruh berkas saya kirimkan ke pihak MURI,” ujar pria yang mengaku memiliki hobi membaca ini.

Meskipun harus susah payah untuk bisa mengumpulkan seluruh ketentuan untuk seleksi, namun kerja keras Rinto akhirnya terbalas, setelah dirinya dinyatakan sebagai pemegang rekor baru. Dia pun diminta untuk datang ke kantor MURI yang berada di Kota Semarang untuk menerima penghargaan langsung.

Namun dengan keterbatasan biaya mengingat dirinya sebagai anak perantauan, Rinto harus memutar otaknya bagaimana bisa mendapatkan biaya transportasi dan akomodasi untuk bisa ke Kota Semarang.

Beragam permohonan disampaikannnya baik kepada Pemerintah melalui Pemprovsu maupun pihak kampus dan sejumlah partner yang dikenalnya. Ternyata dari beberapa permohonan yang disampaikannya, hanya pihak kampus dan sejumlah partner yang merespon permohonannya.
Sementara harapan datangnya bantuan pemerintah tak kunjung datang menghampirinya.

“Untuk akomodasi dan transportasi saya hanya dibantu oleh Univeritas Dharma Agung dan sejumlah partner saja sementara pemerintah tidak memberikan respon atas raihan positif para generasi muda dari wilayahnya,” kenang Rinto.

Tepatnya pada 23 Mei 2012, sebagai pemuda asal Sumatera Utra, Rinto akhirnya dinobatkan sebagai pemegang rekor baru Peraih 40 Sertifikat dan Piagam Penghargaan Serta Mengikuti Seminar 33 Kali dalam waktu 1 Bulan.

Atas raihannya tersebut sebuah harapan besar untuk bisa terus berprestasi dan termotivasi memecahkan rekor baru bisa terulang untuk masa yang akan datang.(*)

Rinto Gultom, Putra Sumut Pecahkan Rekor MURI

Kegigihan, kerja keras dan pantang menyerah adalah modal awal bagi Rinto Gultom untuk bisa meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Akhirnya dia berhasil dengan katagori penerima 40 sertifikat dan piagam, serta 33 kali mengikuti seminar dalam waktu sebulan. Seperti apa?

Kesuma Ramadhan, Medan

Banyak suka dan duka yang harus dilalui pria kelahiran Toba Samosir, 17 Maret 1984 silam ini untuk bisa meraih harapan dan mimpinya itu. Berawal dari  pertemuan singkat di sebuah warung yang berlokasi di Jalan HM Yamin pada Rabu pagi (13/6), Sumut Pos mendapatkan sebuah sambutan hangat diwarnai aroma kebanggaan yang sangat kental dari paras wajahnya sekaligus membuka kisah atas torehan prestasi yang  telah diraihnya pada 23 Mei 2012 lalu.

Rasa bangga anak pertama dari empat bersaudara ini begitu terasa, ketika dirinya dengan penuh percaya diri menunjukkan sebuah piagam penghargaan berbingkai hitam dengan lambang medali emas di tengah, disertai goresan kalimat tebal berwarna tinta emas yang bertuliskan Rekor Indonesia di atas lembang medalinya. Dan tentunya, sebuah tanda tangan dari pimpinan sekaligus pemrakarsa berdirinya MURI yakni Jaya Suprana.

Piagam inilah yang turut mengharumkan pria yang notabene adalah mahasiswa semester VI, Jurusan Ilmu Komunikasi  di Universitas Darma Agung Medan. Rinto mengaku, awal dirinya terinspirasi untuk memecahkan rekor MURI berdasarkan sebuah informasi yang diaksesnya dari sebuah internet. Saat itu Rinto melihat ada sebuah rekor yang pernah dipecahkan oleh pendahulunya yakni memiliki sertifikat sekitar 30 yang bisa didapat dalam waktu sebulan. “Kenapa orang bisa saya tidak, hal itu jugalah yang mendasari saya untuk mencoba mencari akses dan menghubungi pihak MURI bahawa saya memiliki sertifikat yang lebih banyak,” ujarnya.

Dalam upayanya itu, Rinto dianggap telah memecahkan rekor baru asal mampu mengikuti tahapan seleksi untuk penilaian agar dirinya bisa dinobatkan sebagai pemegang rekor baru. Di mana tahapan seleksi itu meliputi tujuh ketentuan.

Di antaranya yakni membuat surat permohonan dilengkapi penghargaan yang harus ditandatangani oleh notaris, serta dilengkapi foto-foto untuk setiap kegiatan seminar yang telah dilaksanakannya. Selain itu juga harus memiliki SK Asli dari semua pimpinan yang menyerahkan piagam dan sertifikat, disertai brosur-brosur dan informasi terkait kegiatan dan semua kegiatan yang diikuti harus diliput oleh media massa.

“Untuk melengkapi seluruh ketentuan dalam seleksi ini setidaknya saya harus mengumpulkan semuanya selama lebih kurang empat bulan yakni dimulai sejak Januari hingga April 2012. Setelah terkumpul selanjutnya seluruh berkas saya kirimkan ke pihak MURI,” ujar pria yang mengaku memiliki hobi membaca ini.

Meskipun harus susah payah untuk bisa mengumpulkan seluruh ketentuan untuk seleksi, namun kerja keras Rinto akhirnya terbalas, setelah dirinya dinyatakan sebagai pemegang rekor baru. Dia pun diminta untuk datang ke kantor MURI yang berada di Kota Semarang untuk menerima penghargaan langsung.

Namun dengan keterbatasan biaya mengingat dirinya sebagai anak perantauan, Rinto harus memutar otaknya bagaimana bisa mendapatkan biaya transportasi dan akomodasi untuk bisa ke Kota Semarang.

Beragam permohonan disampaikannnya baik kepada Pemerintah melalui Pemprovsu maupun pihak kampus dan sejumlah partner yang dikenalnya. Ternyata dari beberapa permohonan yang disampaikannya, hanya pihak kampus dan sejumlah partner yang merespon permohonannya.
Sementara harapan datangnya bantuan pemerintah tak kunjung datang menghampirinya.

“Untuk akomodasi dan transportasi saya hanya dibantu oleh Univeritas Dharma Agung dan sejumlah partner saja sementara pemerintah tidak memberikan respon atas raihan positif para generasi muda dari wilayahnya,” kenang Rinto.

Tepatnya pada 23 Mei 2012, sebagai pemuda asal Sumatera Utra, Rinto akhirnya dinobatkan sebagai pemegang rekor baru Peraih 40 Sertifikat dan Piagam Penghargaan Serta Mengikuti Seminar 33 Kali dalam waktu 1 Bulan.

Atas raihannya tersebut sebuah harapan besar untuk bisa terus berprestasi dan termotivasi memecahkan rekor baru bisa terulang untuk masa yang akan datang.(*)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/