28 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Tak Ada Dana, Kampung Ramadhan di Mabar dan Cadika Batal

Foto: Dok/Sumut Pos Penampilan band religi Al- Baroqah menghibur pengunjung Kampung Ramadhan di Lapangan Cadika Medan Johor, beberapa tahun lalu.
Foto: Dok/Sumut Pos
Penampilan band religi Al- Baroqah menghibur pengunjung Kampung Ramadhan di Lapangan Cadika Medan Johor, beberapa tahun lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kegiatan Pesisir Ramadan dan Kampung Ramadan yang semula digaungkan Pemko Medan batal dilaksanakan. Pasalnya, tidak ada partisipasi masyarakat terhadap dua kegiatan tersebut, mengingat kedua kegiatan yang direncanakan digelar di Mabar dan Lapangan Cadika tersebut tidak menggunakan dana APBD Kota Medan. Sehingga perlu dana paritisipasi masyarakat maupun pihak swasta.

Namun, sampai saat belum ada satupun pihak swasta maupun perorangan yang membantu. “Kedua kegiatan tersebut batal. Tidak jadi digelar. Anggarannya tidak ada,” ungkap Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Pahmi Harahap, Senin (13/6).

Diketahui, pada awal perencanaan kedua kegiatan sumber pendanaan diambil dari Bagian Umum Setdako Medan. Namun, ditolak dengan alasan bagian umum tidak punya anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut. Selain itu, akan menunai persoalan karena kegiatan tersebut harus melalui proses lelang. Tidak bisa hanya mengandalan penunjukkan langsung. Apabila dipaksakan akan menjadi temuan di belakang hari. Kemudian direncanakan diambil dari fee proyek di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkungan Pemko Medan. Hal tersebut juga tidak berjalan. Kemudian muncul rencana untuk melibatkan pihak swasta dengan cara memanfaatkan anggaran CSR. Hal tersebut juga tidak berjalan.

Pembatalan kedua kegiatan tersebut juga ditegaskan Plt Kadisbudpar Medan Hasan Basri. Menurutnya kedua acara tersebut dibatalkan karena tidak ada paritisipasi dari masyarakat sampai saat ini. Selain itu, kedua kegiatan tersebut anggarannya tidak tercantum dalam APBD Kota Medan. “Semula kan kegiatan ini mengharapkan partisipasi dari masyarakat. Tapi, sampai saat ini tidak ada partisipasi. Jadi ya dibatalkan,” katanya.

Hanya saja meskipun kedua kegiatan dibatalkan, pihaknya tidak terlalu mempersoalkan. Sebab, banyak kegiatan sejenis yang dilaksanakan pada Ramadan tahun ini. Sehingga masih banyak kesempatan para UMKM menggelar dagangaanya atau mencari rezeki pada puasa kali ini.

“Kan banyak kegiatan sejenis yang digelar. Meskipun bukan kita yang mengelola, tetap saja sebagian yang berjualan adalah pelaku UMKM kita. Bisa dilihat banyak pelaku UMKM Kota Medan yang meramaikan. Jadi, tidak terlalu khawatir. Mereka masih punya kesempatan berjualan.

Dengan dibatalkannya kedua kegiatan tersebut, Pemko Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan fokus pada pelaksanaan Ramadan Fair ke XIII di Taman Sri Deli. Dia menjelaskan, pihaknya terus berupaya memaksimalkan kegiatan tersebut agar nuansa religi dan perbaikan terlihat dari tahun-tahun sebelumnya.

“Kami fokus pada Ramadhan Fair saja lah. Kami terus perbaiki agar ada perbaikan dari sebelumnya. Selain itu, nuansa religinya tetap menonjol. Pembenahan dilakukan, mulai dari penempatan pedagang dan juga menertinkan pedagang liar. Kami sudah koordinasi dengan Satpol PP dan pihak kecamatan dalam hal ini. Begitu juga pengawasan terhadap pedagang yang berjualan sudah dibentuk timnya,” tambahnya. (prn)

Foto: Dok/Sumut Pos Penampilan band religi Al- Baroqah menghibur pengunjung Kampung Ramadhan di Lapangan Cadika Medan Johor, beberapa tahun lalu.
Foto: Dok/Sumut Pos
Penampilan band religi Al- Baroqah menghibur pengunjung Kampung Ramadhan di Lapangan Cadika Medan Johor, beberapa tahun lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kegiatan Pesisir Ramadan dan Kampung Ramadan yang semula digaungkan Pemko Medan batal dilaksanakan. Pasalnya, tidak ada partisipasi masyarakat terhadap dua kegiatan tersebut, mengingat kedua kegiatan yang direncanakan digelar di Mabar dan Lapangan Cadika tersebut tidak menggunakan dana APBD Kota Medan. Sehingga perlu dana paritisipasi masyarakat maupun pihak swasta.

Namun, sampai saat belum ada satupun pihak swasta maupun perorangan yang membantu. “Kedua kegiatan tersebut batal. Tidak jadi digelar. Anggarannya tidak ada,” ungkap Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Pahmi Harahap, Senin (13/6).

Diketahui, pada awal perencanaan kedua kegiatan sumber pendanaan diambil dari Bagian Umum Setdako Medan. Namun, ditolak dengan alasan bagian umum tidak punya anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut. Selain itu, akan menunai persoalan karena kegiatan tersebut harus melalui proses lelang. Tidak bisa hanya mengandalan penunjukkan langsung. Apabila dipaksakan akan menjadi temuan di belakang hari. Kemudian direncanakan diambil dari fee proyek di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkungan Pemko Medan. Hal tersebut juga tidak berjalan. Kemudian muncul rencana untuk melibatkan pihak swasta dengan cara memanfaatkan anggaran CSR. Hal tersebut juga tidak berjalan.

Pembatalan kedua kegiatan tersebut juga ditegaskan Plt Kadisbudpar Medan Hasan Basri. Menurutnya kedua acara tersebut dibatalkan karena tidak ada paritisipasi dari masyarakat sampai saat ini. Selain itu, kedua kegiatan tersebut anggarannya tidak tercantum dalam APBD Kota Medan. “Semula kan kegiatan ini mengharapkan partisipasi dari masyarakat. Tapi, sampai saat ini tidak ada partisipasi. Jadi ya dibatalkan,” katanya.

Hanya saja meskipun kedua kegiatan dibatalkan, pihaknya tidak terlalu mempersoalkan. Sebab, banyak kegiatan sejenis yang dilaksanakan pada Ramadan tahun ini. Sehingga masih banyak kesempatan para UMKM menggelar dagangaanya atau mencari rezeki pada puasa kali ini.

“Kan banyak kegiatan sejenis yang digelar. Meskipun bukan kita yang mengelola, tetap saja sebagian yang berjualan adalah pelaku UMKM kita. Bisa dilihat banyak pelaku UMKM Kota Medan yang meramaikan. Jadi, tidak terlalu khawatir. Mereka masih punya kesempatan berjualan.

Dengan dibatalkannya kedua kegiatan tersebut, Pemko Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan fokus pada pelaksanaan Ramadan Fair ke XIII di Taman Sri Deli. Dia menjelaskan, pihaknya terus berupaya memaksimalkan kegiatan tersebut agar nuansa religi dan perbaikan terlihat dari tahun-tahun sebelumnya.

“Kami fokus pada Ramadhan Fair saja lah. Kami terus perbaiki agar ada perbaikan dari sebelumnya. Selain itu, nuansa religinya tetap menonjol. Pembenahan dilakukan, mulai dari penempatan pedagang dan juga menertinkan pedagang liar. Kami sudah koordinasi dengan Satpol PP dan pihak kecamatan dalam hal ini. Begitu juga pengawasan terhadap pedagang yang berjualan sudah dibentuk timnya,” tambahnya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/