JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 18 WNI terduga bekas militan ISIS dideportasi ke Indonesia, Sabtu (12/8). Ke-18 WNI tersebut kini dalam pemeriksaan intensif oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Satu dari mereka berasal dari Medan, namanya Dwi Djoko Wihoho, kelahiran 15 Januari 1967. Yang lainnya didominasi warga Jakarta, kemudian satu dari Padang, satu dari Batamn, dan satu dari Ngawi.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, 18 WNI tersebut diterima oleh polisi di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pukul 15.30 wib.
“Pada 12 Agustus 2017 telah dilakukan penjemputan terhadap 18 WNI yang melarikan diri dari kelompok militan ISIS di Suriah,” kata Rikwanto kepada JPNN.com, Minggu (13/8).
Rikwanto memerinci, dari 18 WNI itu, ada sembilan pria dan sembilan wanita. Di mana di antaranya terdapat empat anak di bawah umur.
“Rombongan deportan itu dibawa ke BNPT Sentul Bogor. Akan ada penyerahan dari Ibu Menlu ke Kepala BNPT dan Densus 88 Antiteror,” tandas dia.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengungkap, pihaknya telah mendata 18 WNI yang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten pada Sabtu (12/8) sore.
Mereka berasal dari Syria dan diduga terkait dengan gerakan ISIS. Kini, 18 orang itu, semuanya akan didata dulu oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror. “Tentunya akan dilakukan proses pendataan. Karena memang tak semuanya itu (bekas ISIS),” kata Martinus ketika dikonfirmasi, Minggu (13/8).
Dia menerangkan, selain dilakukan pendataan, ke-18 WNI itu juga menjalani pemeriksaan kesehatan. “Tak hanya kami profiliing, tapi juga kami cek kesehatannya,” tambah dia.
Sementara dari informasi dihimpun, 18 WNI tiba di Indonesia dengan menggunakan pesawat Qatar Airways QR 956.(jpnn/ras)