30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

KM Bukit Raya Jadi Tempat Isoter, Mampu Tampung 478 Pasien COvid-19 Bergejala Ringan dan OTG

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana Pemko Medan menjadikan kapal terapung sebagai tempat isolasi terpusat (isoter) untuk penanganan pasien Covid-19, akhirnya terwujud. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) telah menyiapkan Kapal Motor (KM) Bukit Raya untuk digunakan Pemko Medan sebagai tempat isolasi mandiri bagi masyarakat Kota Medan, khususnya di wilayah Medan Bagian Utara yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gajala ringan maupun orang tanpa gejala (OTG).

ISOTER: Pemko Medan bekerjasama dengan Kemenhub dan PT Pelni menjadikan KM Bukit Raya sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) bagi warga Kota Medan yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).

HAL ini terungkap ketika Wali Kota Medan, Bobby Nasution melakukan penandatangan kerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan PT Pelni di Command Center Balai Kota Medan, Kamis (12/8). Penandatangan turut disaksikan Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi secara virtual.

Di samping bentuk dukungan dalam percepatan penanganan Covid-19 di Kota Medan digunakannya KM Bukit Raya ini juga diakibatkan minimnya jumlah pengguna karena pandemi yang masih melanda. Atas dukungan tersebut, Bobby mengucapkan terima kasih kepada Kemenhub RI dan semua pihak yang terlibat. Sebab, banyak stakeholder yang ikut andil dalam penetapan penggunaan KM Bukit Raya sebagai lokasi isoter baik itu Kemenhub, BNPB, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan.

“Atas nama Pemko Medan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas perhatiannya terhadap masyarakat Kota Medan, sehingga KM Bukit Raya dapat digunakan dan dijadikan sebagai lokasi isoter,” kata Bobby Nasution didampingi Kepala Cabang PT Pelni Medan Agus Nugroho dan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan Capt. Jhonny Silalahi.

Bobby mengungkapkan, direncanakan KM Bukit Raya akan tiba di Pelabuhan Belawan pada Senin (16/8) mendatang. Namun, masih akan dilakukan penataan dan perubahan bentuk dalam kapal untuk penyesuaian, sehingga dapat difungsikan sesuai kebutuhan lokasi isoter. Untuk pembenahannya, jelas Bobby, akan melibatkan BNPB dan Kementerian Kesehatan. “Nanti akan dilengkapi dulu dengan peralatan kesehatan. Lalu, untuk tenaga kesehatannya, Pemko Medan sudah menyiapkannya termasuk kebutuhan lain di dalam kapal,” tambahnya.

Bobby juga menyebutkan, KM Bukit Raya ini mampu menampung sebanyak 478 bed dan berharap lokasi isoter dapat tersedia di semua titik wilayah Kota Medan baik di bagian Barat, Timur, Selatan dan Utara guna menekan angka penyebaran Covid-19. Nantinya, sambung Bobby, KM Bukit Raya tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat Medan Bagian Utara, tapi seluruh warga Kota Medan. “Ini sebagai langkah awal, jika ada warga Medan Utara yang terkonfirmasi dan berada dalam zona merah, akan sangat kejauhan jika dibawa ke wilayah bagian Barat ataupun Selatan. Untuk itu, kita persiapkan KM Bukit Raya sebagai tempat penanganan awal,” terangnya.

Selanjutnya, kepada Menhub, orang nomor satu di Pemko Medan tersebut mengaku terus melakukan upaya penanganan Covid-19 bersama unsur Forkopimda Kota Medan. “Bersama seluruh unsur terkait, kita terus lakukan penanganan salah satunya memberlakukan pemeriksaan melalui swab di tempat bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan (prokes). Jika hasilnya reaktif/positif maka akan kita isolasi, jika tidak, dapat kembali melanjutkan aktifitasnya,” pungkasnya.

Sementara, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menjelaskan, Kemenhub memberikan upaya sarana dan prasarana berupa kapal terapung di berbagai tempat untuk dijadikan sebagai tempat isolasi terpusat. “Kapal ini semula memberikan layanan angkutan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun saat ini karena sedang tidak beroprasi kita manfaatkan untuk lokasi isolasi terapung terpusat.” kata Budi.

Budi juga berpesan kepada jajaran Kementerian Perhubungan yang ada di daerah agar mendampingi Kepala Daerah melakukan tugas ini. “Dengan begitu saya yakin kita bisa melaksanakan program ini dengan baik.” ujarnya.

Langkah Pemko Medan menggunakan KM Bukit Raya sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid, mendapat sambutan positif dari legislatif. DPRD Kota Medan meminta Pemko Medan untuk terus mencari alternatif lokasi penambahan tempat Isoter bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat Kota Medan bagian Utara. Pasalnya, kapasitas KM Bukit Raya dikhawatirkan masih belum mampu menampung banyaknya pasien Covid-19 di kawasan Medan Utara, yakni di Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Deli.

“Kita apresiasi langkah Wali Kota Medan dalam menyiapkan KM Bukit Raya jadi tempat isoter di Belawan. Dan akan jauh lebih baik, bila lokasi-lokasi Isoter seperti ini terus ditambah, khususnya di Medan bagian Utara. Mengingat memang saat ini, Medan Utara belum memiliki lokasi Isoter selain KM Bukit Raya, padahal jumlah masyarakat Medan Utara sangat besar,” kata Anggota DPRD Medan Abdul Rani yang terpilih dari Medan Utara.

Rani yang duduk sebagai Anggota Komisi I DPRD Medan itu menegaskan, saat ini masyarakat Medan Utara mengaku kesulitan untuk datang ke lokasi-lokasi Isoter yang ada di Kota Medan, seperti eks Hotel Soechi dan Gedung P4TK milik Pemko Medan dan Isoter Asrama Haji yang disiapkan Pemprov Sumut. “Cukup jauh masyarakat Medan Utara kalau ke tempat-tempat yang kita sebutkan itu. Bayangkan saja misalnya dari Belawan mau ke Helvet, apalagi ke Asrama Haji, jauh sekali itu. Tapi kalau misalnya ada 1 lagi tempat isolasi yang bisa disiapkan di Medan Utara, itu akan sangat membantu masyarakat Medan Utara, apalagi yang di kawasan Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Deli,” ujarnya.

Saat ini, sambung politisi PPP itu, kapasitas Hotel Eks Soechi dan gedung P4TK sudah hampir penuh. Padahal kedua gedung tersebut, khususnya Hotel Soechi belum lama difungsikan sebagai tempat isolasi. “Bisa kita bayangkan juga nanti KM Bukit Raya ini, dengan kapasitas 478 bed dan jumlah masyarakat Medan Utara yang sangat banyak, tidak menutup kemungkinan jika dalam waktu singkat kapal itu juga akan dipenuhi pasien Covid. Apalagi kita tahu bahwa KM Bukit Raya itu letaknya memang di Medan Utara, tapi kan terbuka untuk semua masyarakat Kota Medan, bukan cuma untuk masyarakat Medan Utara saja,” sambung Rani.

Tak cuma di Medan Utara, Rani juga mengharapkan agar Pemko Medan dapat menambah lokasi Isoter di Kota Medan pada umumnya. Dengan demikian, Pemko Medan dapat meminimalisir jumlah masyarakat Kota Medan yang melakukan isoman. “Kalau yang isoman sudah semakin sedikit, masyarakat yang terpapar semua tertib di rawat di lokasi Isoter, kita yakin angka penularan Covid-19 di Kota Medan bisa menurun tajam. Semakin banyak lokasi isoter yang disiapkan, tentu semakin baik. Meskipun begitu kita berharap, masyarakat Kota Medan bisa meningkatkan kedisiplinannya dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga lokasi-lokasi isoter itu tidak penuh,” tandasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana Pemko Medan menjadikan kapal terapung sebagai tempat isolasi terpusat (isoter) untuk penanganan pasien Covid-19, akhirnya terwujud. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) telah menyiapkan Kapal Motor (KM) Bukit Raya untuk digunakan Pemko Medan sebagai tempat isolasi mandiri bagi masyarakat Kota Medan, khususnya di wilayah Medan Bagian Utara yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gajala ringan maupun orang tanpa gejala (OTG).

ISOTER: Pemko Medan bekerjasama dengan Kemenhub dan PT Pelni menjadikan KM Bukit Raya sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) bagi warga Kota Medan yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).

HAL ini terungkap ketika Wali Kota Medan, Bobby Nasution melakukan penandatangan kerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan PT Pelni di Command Center Balai Kota Medan, Kamis (12/8). Penandatangan turut disaksikan Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi secara virtual.

Di samping bentuk dukungan dalam percepatan penanganan Covid-19 di Kota Medan digunakannya KM Bukit Raya ini juga diakibatkan minimnya jumlah pengguna karena pandemi yang masih melanda. Atas dukungan tersebut, Bobby mengucapkan terima kasih kepada Kemenhub RI dan semua pihak yang terlibat. Sebab, banyak stakeholder yang ikut andil dalam penetapan penggunaan KM Bukit Raya sebagai lokasi isoter baik itu Kemenhub, BNPB, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan.

“Atas nama Pemko Medan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas perhatiannya terhadap masyarakat Kota Medan, sehingga KM Bukit Raya dapat digunakan dan dijadikan sebagai lokasi isoter,” kata Bobby Nasution didampingi Kepala Cabang PT Pelni Medan Agus Nugroho dan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan Capt. Jhonny Silalahi.

Bobby mengungkapkan, direncanakan KM Bukit Raya akan tiba di Pelabuhan Belawan pada Senin (16/8) mendatang. Namun, masih akan dilakukan penataan dan perubahan bentuk dalam kapal untuk penyesuaian, sehingga dapat difungsikan sesuai kebutuhan lokasi isoter. Untuk pembenahannya, jelas Bobby, akan melibatkan BNPB dan Kementerian Kesehatan. “Nanti akan dilengkapi dulu dengan peralatan kesehatan. Lalu, untuk tenaga kesehatannya, Pemko Medan sudah menyiapkannya termasuk kebutuhan lain di dalam kapal,” tambahnya.

Bobby juga menyebutkan, KM Bukit Raya ini mampu menampung sebanyak 478 bed dan berharap lokasi isoter dapat tersedia di semua titik wilayah Kota Medan baik di bagian Barat, Timur, Selatan dan Utara guna menekan angka penyebaran Covid-19. Nantinya, sambung Bobby, KM Bukit Raya tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat Medan Bagian Utara, tapi seluruh warga Kota Medan. “Ini sebagai langkah awal, jika ada warga Medan Utara yang terkonfirmasi dan berada dalam zona merah, akan sangat kejauhan jika dibawa ke wilayah bagian Barat ataupun Selatan. Untuk itu, kita persiapkan KM Bukit Raya sebagai tempat penanganan awal,” terangnya.

Selanjutnya, kepada Menhub, orang nomor satu di Pemko Medan tersebut mengaku terus melakukan upaya penanganan Covid-19 bersama unsur Forkopimda Kota Medan. “Bersama seluruh unsur terkait, kita terus lakukan penanganan salah satunya memberlakukan pemeriksaan melalui swab di tempat bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan (prokes). Jika hasilnya reaktif/positif maka akan kita isolasi, jika tidak, dapat kembali melanjutkan aktifitasnya,” pungkasnya.

Sementara, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menjelaskan, Kemenhub memberikan upaya sarana dan prasarana berupa kapal terapung di berbagai tempat untuk dijadikan sebagai tempat isolasi terpusat. “Kapal ini semula memberikan layanan angkutan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun saat ini karena sedang tidak beroprasi kita manfaatkan untuk lokasi isolasi terapung terpusat.” kata Budi.

Budi juga berpesan kepada jajaran Kementerian Perhubungan yang ada di daerah agar mendampingi Kepala Daerah melakukan tugas ini. “Dengan begitu saya yakin kita bisa melaksanakan program ini dengan baik.” ujarnya.

Langkah Pemko Medan menggunakan KM Bukit Raya sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid, mendapat sambutan positif dari legislatif. DPRD Kota Medan meminta Pemko Medan untuk terus mencari alternatif lokasi penambahan tempat Isoter bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat Kota Medan bagian Utara. Pasalnya, kapasitas KM Bukit Raya dikhawatirkan masih belum mampu menampung banyaknya pasien Covid-19 di kawasan Medan Utara, yakni di Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Deli.

“Kita apresiasi langkah Wali Kota Medan dalam menyiapkan KM Bukit Raya jadi tempat isoter di Belawan. Dan akan jauh lebih baik, bila lokasi-lokasi Isoter seperti ini terus ditambah, khususnya di Medan bagian Utara. Mengingat memang saat ini, Medan Utara belum memiliki lokasi Isoter selain KM Bukit Raya, padahal jumlah masyarakat Medan Utara sangat besar,” kata Anggota DPRD Medan Abdul Rani yang terpilih dari Medan Utara.

Rani yang duduk sebagai Anggota Komisi I DPRD Medan itu menegaskan, saat ini masyarakat Medan Utara mengaku kesulitan untuk datang ke lokasi-lokasi Isoter yang ada di Kota Medan, seperti eks Hotel Soechi dan Gedung P4TK milik Pemko Medan dan Isoter Asrama Haji yang disiapkan Pemprov Sumut. “Cukup jauh masyarakat Medan Utara kalau ke tempat-tempat yang kita sebutkan itu. Bayangkan saja misalnya dari Belawan mau ke Helvet, apalagi ke Asrama Haji, jauh sekali itu. Tapi kalau misalnya ada 1 lagi tempat isolasi yang bisa disiapkan di Medan Utara, itu akan sangat membantu masyarakat Medan Utara, apalagi yang di kawasan Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Deli,” ujarnya.

Saat ini, sambung politisi PPP itu, kapasitas Hotel Eks Soechi dan gedung P4TK sudah hampir penuh. Padahal kedua gedung tersebut, khususnya Hotel Soechi belum lama difungsikan sebagai tempat isolasi. “Bisa kita bayangkan juga nanti KM Bukit Raya ini, dengan kapasitas 478 bed dan jumlah masyarakat Medan Utara yang sangat banyak, tidak menutup kemungkinan jika dalam waktu singkat kapal itu juga akan dipenuhi pasien Covid. Apalagi kita tahu bahwa KM Bukit Raya itu letaknya memang di Medan Utara, tapi kan terbuka untuk semua masyarakat Kota Medan, bukan cuma untuk masyarakat Medan Utara saja,” sambung Rani.

Tak cuma di Medan Utara, Rani juga mengharapkan agar Pemko Medan dapat menambah lokasi Isoter di Kota Medan pada umumnya. Dengan demikian, Pemko Medan dapat meminimalisir jumlah masyarakat Kota Medan yang melakukan isoman. “Kalau yang isoman sudah semakin sedikit, masyarakat yang terpapar semua tertib di rawat di lokasi Isoter, kita yakin angka penularan Covid-19 di Kota Medan bisa menurun tajam. Semakin banyak lokasi isoter yang disiapkan, tentu semakin baik. Meskipun begitu kita berharap, masyarakat Kota Medan bisa meningkatkan kedisiplinannya dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga lokasi-lokasi isoter itu tidak penuh,” tandasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/