29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Wartawan DPRD Medan Galang Dana untuk Butet

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai bentuk empati dan kepedulian kepada Marliana Sihotang alias Butet (58), seratusan wartawan di Kota Medan yang tergabung dalam Koordinator Wartawan DPRD Medan, menggelar aksi galang dana untuk Marliana yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir (jukir) di Jalan Raden Saleh Medan.

Para jurnalis mengaku prihatin, atas nasib yang dialami Butet, yang telah 10 tahun menjadi jukir di lokasi sekitar Kantor Dinas Kebudayaan Kota Medan tersebut.

Penasihat Koordinator Wartawan DPRD Medan, Rifki Warisan mengatakan apa yang dialami Butet tidak seharusnya terjadi. Sebab meskipun ada Perwal yang menyatakan tarif parkir kendaraan roda 4 sebesar Rp3 ribu sekali parkir, namun ada azas kewajaran yang harus dapat dipahami oleh masyarakat, terkhusus pengendara mobil yang menggunakan jasa parkir.

“Benar di dalam Perda ada penetapan tarif Rp3 ribu itu. Tapi kalau parkirnya benar dari pagi sampai sore, saya pikir sangat wajar rasanya kalau pemilik mobil membayar lebih, katakanlah menjadi Rp5 ribu seperti yang diharapkan Marliana. Memang bukan aturan tertulis, tapi itulah azas kewajaran,” ungkap Rifki, Kamis (13/10).

Rifki juga mengatakan, parkirnya mobil tersebut dari pagi hingga sore hari, membuat potensi Butet untuk mendapatkan kendaraan parkir lebih banyak menjadi sirna. Alhasil, pendapatan Butet pada hari itu akan berkurang.

“Sementara parkir itu adalah mata pencariannya untuk menafkahi keluarga. Sangat disayangkan kalau hal seperti ini pun harus diviralkan di media sosial,” kelasnya.

Karena itu, Rifki menjelaskan, para jurnalis berinisiatif untuk menggalang dana bagi Butet. Penggalangan dana ini murni sebagai rasa empati bagi pahlawan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Medan itu.

“Teman-teman jurnalis di DPRD Medan sepakat menggalang dana untuk Ibu Marliana. Semoga beliau tetap semangat dalam bekerja di usianya yang tidak lagi muda. Beliau merupakan seorang dari sekian banyak Pahlawan PAD di Medan,” ujarnya.

Senada dengan Rifki, wartawan DPRD Medan, Sumuang Nababan juga mengaku sangat menyayangkan peristiwa viralnya Butet di media sosial.

“Bijaklah bermedia sosial. Tidak semua harus diviralkan, apalagi masyarakat kecil yang hanya mencari sesuap nasi,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, tidak ingin membahas siapa yang salah dan yang benar dalam masalah ini. Tapi, setiap orang harus memiliki rasa empati kepada orang lain.

“Masih banyak yang bisa dilakukan selain memviralkan orang kecil seperti itu. Isilah konten-konten media sosial kita dengan konten-konten yang lebih bermanfaat dan mendidik,” imbaunya.

Sumuang juga memuji sikap Butet yang mau meminta maaf di media sosial. Padahal menurutnya, apa yang dilakukan Butet masih dalam batas wajar.

“Sikap Marliana yang berbesar hati untuk meminta maaf ini membuat rekan-rekan jurnalis benar-benar berempati. Mulai hari ini (14/10), kami wartawan DPRD Medan menggalang dana untuk Marliana, kami juga mengajak wartawan lainnya di Medan untuk melakukan langkah yang sama,” jelasnya.

Seperti diketahui, Butet menangis tersedu-sedu menceritakan nasibnya yang direkam video melalui handphone milik pengendara mobil yang parkir di sekitar Kantor Dinas Kebudayaan Kota Medan.

Usai direkam video, Butet diviralkan di media sosial dengan menyebutkan dirinya sebagai petugas parkir yang kasar saat menagih retribusi parkir.

“Aku diviralkan orang di internet tanpa aku bisa membela diri, padahal aku tidak kasar meminta uang parkir sama dia (pengendara mobil yang parkir),” bebernya, Kamis (13/10) lalu.

Butet mengaku, dia diviralkan melalui akun Instagram, Alfin_Mtd (Mama Gardam) yang memposting video Butet saat menagih parkir kepada pemilik akun Instagram itu. Video tersebut pun langsung viral dan diserbu warganet.

Dari komentar warganet, ada yang menghujat Butet, namun tidak sedikit pula warganet lainnya yang justru mengeluarkan komentar keprihatinannya terhadap nasib yang dialami Butet. (map/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai bentuk empati dan kepedulian kepada Marliana Sihotang alias Butet (58), seratusan wartawan di Kota Medan yang tergabung dalam Koordinator Wartawan DPRD Medan, menggelar aksi galang dana untuk Marliana yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir (jukir) di Jalan Raden Saleh Medan.

Para jurnalis mengaku prihatin, atas nasib yang dialami Butet, yang telah 10 tahun menjadi jukir di lokasi sekitar Kantor Dinas Kebudayaan Kota Medan tersebut.

Penasihat Koordinator Wartawan DPRD Medan, Rifki Warisan mengatakan apa yang dialami Butet tidak seharusnya terjadi. Sebab meskipun ada Perwal yang menyatakan tarif parkir kendaraan roda 4 sebesar Rp3 ribu sekali parkir, namun ada azas kewajaran yang harus dapat dipahami oleh masyarakat, terkhusus pengendara mobil yang menggunakan jasa parkir.

“Benar di dalam Perda ada penetapan tarif Rp3 ribu itu. Tapi kalau parkirnya benar dari pagi sampai sore, saya pikir sangat wajar rasanya kalau pemilik mobil membayar lebih, katakanlah menjadi Rp5 ribu seperti yang diharapkan Marliana. Memang bukan aturan tertulis, tapi itulah azas kewajaran,” ungkap Rifki, Kamis (13/10).

Rifki juga mengatakan, parkirnya mobil tersebut dari pagi hingga sore hari, membuat potensi Butet untuk mendapatkan kendaraan parkir lebih banyak menjadi sirna. Alhasil, pendapatan Butet pada hari itu akan berkurang.

“Sementara parkir itu adalah mata pencariannya untuk menafkahi keluarga. Sangat disayangkan kalau hal seperti ini pun harus diviralkan di media sosial,” kelasnya.

Karena itu, Rifki menjelaskan, para jurnalis berinisiatif untuk menggalang dana bagi Butet. Penggalangan dana ini murni sebagai rasa empati bagi pahlawan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Medan itu.

“Teman-teman jurnalis di DPRD Medan sepakat menggalang dana untuk Ibu Marliana. Semoga beliau tetap semangat dalam bekerja di usianya yang tidak lagi muda. Beliau merupakan seorang dari sekian banyak Pahlawan PAD di Medan,” ujarnya.

Senada dengan Rifki, wartawan DPRD Medan, Sumuang Nababan juga mengaku sangat menyayangkan peristiwa viralnya Butet di media sosial.

“Bijaklah bermedia sosial. Tidak semua harus diviralkan, apalagi masyarakat kecil yang hanya mencari sesuap nasi,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, tidak ingin membahas siapa yang salah dan yang benar dalam masalah ini. Tapi, setiap orang harus memiliki rasa empati kepada orang lain.

“Masih banyak yang bisa dilakukan selain memviralkan orang kecil seperti itu. Isilah konten-konten media sosial kita dengan konten-konten yang lebih bermanfaat dan mendidik,” imbaunya.

Sumuang juga memuji sikap Butet yang mau meminta maaf di media sosial. Padahal menurutnya, apa yang dilakukan Butet masih dalam batas wajar.

“Sikap Marliana yang berbesar hati untuk meminta maaf ini membuat rekan-rekan jurnalis benar-benar berempati. Mulai hari ini (14/10), kami wartawan DPRD Medan menggalang dana untuk Marliana, kami juga mengajak wartawan lainnya di Medan untuk melakukan langkah yang sama,” jelasnya.

Seperti diketahui, Butet menangis tersedu-sedu menceritakan nasibnya yang direkam video melalui handphone milik pengendara mobil yang parkir di sekitar Kantor Dinas Kebudayaan Kota Medan.

Usai direkam video, Butet diviralkan di media sosial dengan menyebutkan dirinya sebagai petugas parkir yang kasar saat menagih retribusi parkir.

“Aku diviralkan orang di internet tanpa aku bisa membela diri, padahal aku tidak kasar meminta uang parkir sama dia (pengendara mobil yang parkir),” bebernya, Kamis (13/10) lalu.

Butet mengaku, dia diviralkan melalui akun Instagram, Alfin_Mtd (Mama Gardam) yang memposting video Butet saat menagih parkir kepada pemilik akun Instagram itu. Video tersebut pun langsung viral dan diserbu warganet.

Dari komentar warganet, ada yang menghujat Butet, namun tidak sedikit pula warganet lainnya yang justru mengeluarkan komentar keprihatinannya terhadap nasib yang dialami Butet. (map/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/