32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

UPT SDN 11 Perkebunan Sipare-pare Dorong Pelajar Miliki Profil Pancasila

SUMUTPO.CO – Saat ini, Profil Pelajar Pancasila terus menjadi prioritas yang diterapkan di lingkungan sekolah. Dalam keseharian aktivitas siswa tak luput dari nilai Pancasila, yang berdampak pada pengembangan pembelajaran siswa serta tercapainya tujuan Pendidikan Indonesia.

Bagaimana cara membumikan Profil Pelajar Pancasila bagi peserta didik di sekolah? Kepala Sekolah sekolah UPT SDN 11 Perkebunan Sipare –pare Kabupaten Batu Bara Ika Indriani, S.Pd menerapkan beberapa cara.

Dikatakannya, sebelumnya harus mengenal lebih mendalam tentang dimensi yang terdapat pada Profil Pelajar Pancasila.

Pertama yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, dimana peserta didik akan mampu menerapkan nilai- nilai Religius dalam kesehariannya. Seperti seluruh siswa beserta guru berdoa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,serta menjunjung hak dan kewajiban sebagai pelajar.

Kedua berkebhinekaan global. Setiap guru mempersiapkan sejak dini untuk peserta didik, membimbing agar terbuka terhadap segala budaya luar yang positif. Kemudian, menghargai budaya leluhur dari daerah masing – masing. Mengeksplorasi Kebhinekaan yang tampak di lingkungan sekolah, dengan beragam suku,adat istiadat dan agama membuat jalinan kerukunanan antar pelajar semakin erat.

Salah satu contoh nyata yang dilakukan Ika adalah kegiatan di sekolah saat memperingati hari Kesaktian Pancasila tahun 2022. Murid menampilkan aksi tarian tarian daerah yang ada di Indonesia. Beberapa murid yang berbeda suku tergabung dalam kelompok tarian daerah.

Ketiga gotong royong. Peserta didik di Lingkungan UPT SDN 11 Perkebunan Sipare –pare, secara sukarela gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, dan digalakkan pada hari Jumat dengan istilah “JumatBersih”. Intinya semua warga sekolah berkolaborasi, kepedulian dan berbagi.

Dimensi keempat adalah mandiri. Ditambahkan Ika, sebagai pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya, siswa diarahkan mengerjakan tugas secara pribadi dan mengerjakan penilaian dengan upaya diri sendiri.‘’Saya meminta guru-guru di sekolah untuk membimbing kemandirian parasiswa dan meyakini setiap bakat dan talenta yang mereka miliki,’’ ujarnya.

Kelima kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan suatu karya dan kreativitas peserta didik dengan kemerdekaan berinovasi.‘’Tidak mengekang cara belajar peserta didik, kebebasan berekspresimen jadi landasan kami mengembangkan dimensi kreatif agar semakin tumbuh potensi mereka,’’ lanjut Ika yang merupakan Fasda Batu Bara Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Ika berusaha memupuk kreatif siswa salah satunya seperti menyelenggarakan lomba mewarnai gambar Pancasila pada tingkat kelas awal yaitu kelas 1,kelas 2 dan kelas 3 pada moment hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2022 lalu.

‘’Dimensi keenam bernalar kritis. Saya berusaha mensupervisi guru dan menganjurkan agar mendorong dan mengembangkan cara menerima informasi siswa, memberi ide – ide atau gagasan yang diperlukan saat pembelajaran. Salah satu langkahnya dengan menerpakan konsep MIKiR yang telah saya dapatkan dari pelatihan Tanoto Foundation.

Dimana guru dapat membimbing peserta didik dengan berbagai soal soal atau pertanyaan yang memancing rasa ingin tau siswa terhadap suatu informasi, sehingga mereka dapat berupaya meningkatkan nalar dalam menemukan jawaban,’’ paparIka.

Selaku kepala sekolah yang baru bertugas sebulan yang lalu, Ika langsung menggandeng para guru, orang tua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 dalam meningkatkan aspek kualitas pembelajaran melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila. ‘’Ada beberapa guru yang menjadi juri pelaksanaan lomba mewarnai gambar Pancasila, dan sebagian guru membimbing penampilan siswa kelas atas membaca puisi dan tarian daerah,’’ sebutnya.

Peran serta wali murid pada kegiatan memperingati hari kesaktian Pancasila beberapa waktu lalu, juga sangat terasa. Antara lain, orang tua siswa menyumbang pengadaan sound system untuk mengiringi musik tarian daerah yang dibawakan siswa – siswi kelas 4, kelas 5 dan kelas 6.

Evi Sianipar salah seorang orang tua siswa mengatakan mendukung kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan pengembangan Profil Pelajar Pancasila.Evi adalah orang tua dari murid yang bernama Inggrid Tiar Sipahutar, ia membacakan puisi yang diciptakannya sendiri.

Evi mendukung kegiatan sekolah anaknya dengan berkontribusi membantu sarana sound system milik mereka.
Siswi lain bernama Nayra Azharoh Danuri jugam embacakan puisi bertema Kesaktian Pancasila. Ia sangat didukung oleh ibunya yang bernama Rini. Rini membimbing anaknya dirumah agar Nayra tampil dengan baik. ‘’Ibu Rini dan orang tua murid lainnya sangat peduli pendidikan, mau berkolaborasi, menuruti bu Rini agar kegiatan ini berkelanjutan, sehingga peserta didik semakin berpotensi sesuai bakat masing– masing.

Semoga kolaborasi akan terus terjalin untuk semua Stake holder agar peserta didik termotivasi dalam menghasilkan karya,’’ ujarIka. Ika berkesimpulan bahwa kepala sekolah dapat mengambil peran sebagai pencetus pembentukan TIM pelaksana Project Profil Pelajar Pancasila. Dengan menerapkan Profil Pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. (sih)

SUMUTPO.CO – Saat ini, Profil Pelajar Pancasila terus menjadi prioritas yang diterapkan di lingkungan sekolah. Dalam keseharian aktivitas siswa tak luput dari nilai Pancasila, yang berdampak pada pengembangan pembelajaran siswa serta tercapainya tujuan Pendidikan Indonesia.

Bagaimana cara membumikan Profil Pelajar Pancasila bagi peserta didik di sekolah? Kepala Sekolah sekolah UPT SDN 11 Perkebunan Sipare –pare Kabupaten Batu Bara Ika Indriani, S.Pd menerapkan beberapa cara.

Dikatakannya, sebelumnya harus mengenal lebih mendalam tentang dimensi yang terdapat pada Profil Pelajar Pancasila.

Pertama yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, dimana peserta didik akan mampu menerapkan nilai- nilai Religius dalam kesehariannya. Seperti seluruh siswa beserta guru berdoa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,serta menjunjung hak dan kewajiban sebagai pelajar.

Kedua berkebhinekaan global. Setiap guru mempersiapkan sejak dini untuk peserta didik, membimbing agar terbuka terhadap segala budaya luar yang positif. Kemudian, menghargai budaya leluhur dari daerah masing – masing. Mengeksplorasi Kebhinekaan yang tampak di lingkungan sekolah, dengan beragam suku,adat istiadat dan agama membuat jalinan kerukunanan antar pelajar semakin erat.

Salah satu contoh nyata yang dilakukan Ika adalah kegiatan di sekolah saat memperingati hari Kesaktian Pancasila tahun 2022. Murid menampilkan aksi tarian tarian daerah yang ada di Indonesia. Beberapa murid yang berbeda suku tergabung dalam kelompok tarian daerah.

Ketiga gotong royong. Peserta didik di Lingkungan UPT SDN 11 Perkebunan Sipare –pare, secara sukarela gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, dan digalakkan pada hari Jumat dengan istilah “JumatBersih”. Intinya semua warga sekolah berkolaborasi, kepedulian dan berbagi.

Dimensi keempat adalah mandiri. Ditambahkan Ika, sebagai pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya, siswa diarahkan mengerjakan tugas secara pribadi dan mengerjakan penilaian dengan upaya diri sendiri.‘’Saya meminta guru-guru di sekolah untuk membimbing kemandirian parasiswa dan meyakini setiap bakat dan talenta yang mereka miliki,’’ ujarnya.

Kelima kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan suatu karya dan kreativitas peserta didik dengan kemerdekaan berinovasi.‘’Tidak mengekang cara belajar peserta didik, kebebasan berekspresimen jadi landasan kami mengembangkan dimensi kreatif agar semakin tumbuh potensi mereka,’’ lanjut Ika yang merupakan Fasda Batu Bara Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Ika berusaha memupuk kreatif siswa salah satunya seperti menyelenggarakan lomba mewarnai gambar Pancasila pada tingkat kelas awal yaitu kelas 1,kelas 2 dan kelas 3 pada moment hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2022 lalu.

‘’Dimensi keenam bernalar kritis. Saya berusaha mensupervisi guru dan menganjurkan agar mendorong dan mengembangkan cara menerima informasi siswa, memberi ide – ide atau gagasan yang diperlukan saat pembelajaran. Salah satu langkahnya dengan menerpakan konsep MIKiR yang telah saya dapatkan dari pelatihan Tanoto Foundation.

Dimana guru dapat membimbing peserta didik dengan berbagai soal soal atau pertanyaan yang memancing rasa ingin tau siswa terhadap suatu informasi, sehingga mereka dapat berupaya meningkatkan nalar dalam menemukan jawaban,’’ paparIka.

Selaku kepala sekolah yang baru bertugas sebulan yang lalu, Ika langsung menggandeng para guru, orang tua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 dalam meningkatkan aspek kualitas pembelajaran melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila. ‘’Ada beberapa guru yang menjadi juri pelaksanaan lomba mewarnai gambar Pancasila, dan sebagian guru membimbing penampilan siswa kelas atas membaca puisi dan tarian daerah,’’ sebutnya.

Peran serta wali murid pada kegiatan memperingati hari kesaktian Pancasila beberapa waktu lalu, juga sangat terasa. Antara lain, orang tua siswa menyumbang pengadaan sound system untuk mengiringi musik tarian daerah yang dibawakan siswa – siswi kelas 4, kelas 5 dan kelas 6.

Evi Sianipar salah seorang orang tua siswa mengatakan mendukung kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan pengembangan Profil Pelajar Pancasila.Evi adalah orang tua dari murid yang bernama Inggrid Tiar Sipahutar, ia membacakan puisi yang diciptakannya sendiri.

Evi mendukung kegiatan sekolah anaknya dengan berkontribusi membantu sarana sound system milik mereka.
Siswi lain bernama Nayra Azharoh Danuri jugam embacakan puisi bertema Kesaktian Pancasila. Ia sangat didukung oleh ibunya yang bernama Rini. Rini membimbing anaknya dirumah agar Nayra tampil dengan baik. ‘’Ibu Rini dan orang tua murid lainnya sangat peduli pendidikan, mau berkolaborasi, menuruti bu Rini agar kegiatan ini berkelanjutan, sehingga peserta didik semakin berpotensi sesuai bakat masing– masing.

Semoga kolaborasi akan terus terjalin untuk semua Stake holder agar peserta didik termotivasi dalam menghasilkan karya,’’ ujarIka. Ika berkesimpulan bahwa kepala sekolah dapat mengambil peran sebagai pencetus pembentukan TIM pelaksana Project Profil Pelajar Pancasila. Dengan menerapkan Profil Pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. (sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/