27.8 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Lahirkan Dua Anak, Ditinggal Suami, lalu Gila dan Dipasung

Foto: New Tapanuli/SPG
Mustina Sinaga mengintip dari dalam gubuk. Dia dipasung orangtuanya karena diduga memiliki sakit kejiwaan.

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Teriakan Mustina Sinaga (38) agar dibebaskan sama sekali tak berpengaruh. Pun ketika dia mengaku tidak sakit atau gila, tetap saja sama. Tetap saja dia dikurung di gubuk 2×2 meter dan dipasung.

Tidak itu saja, gubuk yang menjadi penjaranya pun jauh dari pemukiman. Dia dikurung di ladang yang sunyi, di Desa Ladang Tengah, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Jauh dari hiruk-pikuk kehidupan.

Usut punya usut, orangtua Mustina ternyata memiliki alasan melakukan hal tersebut. Mustina diduga mengalami gangguan jiwa. Ibu dua orang anak ini terpaksa dikurung dan dipasung orangtuanya, Kamma. Gangguan kejiwaan ini dialami pasca-melahirkan anaknya yang kedua.

Ompung Parulian Simatupang (67), seorang warga, sewaktu pertama kali mengunjungi tempat Mustina dikurung mengatakan bahwa dia dan isterinya, Katarina Sigalingging, tidak sanggup melihat kondisi Mustina.

“Hati saya miris melihatnya, karena dia (Mustina) selalu minta tolong agar gembok kurungannya dibuka. Karena ia tidak tahan lagi di dalam. Ia mengaku tidak sakit dan tidak gila,” kata Ompung Parulian menirukan perkataan Mustina seperti dilansir New Tapanuli (grup Posmetro Medan).

Sesuai penuturan orangtua Mustina dan keluarganya kepada Ompung Parulian, Mustina merupakan tamatan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Barus Tapteng. Sesudah tamat, ia berangkat merantau ke Medan. Tidak berapa lama merantau langsung menikah dengan suaminya, Suhery. Dari hasil pernikahan tersebut, pasangan ini memiliki 1 orang anak.

“Setelah 20 hari melahirkan anak pertamanya, ada masalah dalam rumah tangga mereka. Suaminya pergi kerja satu harian tidak pulang-pulang tanpa memberi kabar dan pesan. Hal itu membuat Mustina terpukul mentalnya. Dari situlah awalnya Mustina tidak sadarkan diri,” terangnya.

Foto: New Tapanuli/SPG
Mustina Sinaga mengintip dari dalam gubuk. Dia dipasung orangtuanya karena diduga memiliki sakit kejiwaan.

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Teriakan Mustina Sinaga (38) agar dibebaskan sama sekali tak berpengaruh. Pun ketika dia mengaku tidak sakit atau gila, tetap saja sama. Tetap saja dia dikurung di gubuk 2×2 meter dan dipasung.

Tidak itu saja, gubuk yang menjadi penjaranya pun jauh dari pemukiman. Dia dikurung di ladang yang sunyi, di Desa Ladang Tengah, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Jauh dari hiruk-pikuk kehidupan.

Usut punya usut, orangtua Mustina ternyata memiliki alasan melakukan hal tersebut. Mustina diduga mengalami gangguan jiwa. Ibu dua orang anak ini terpaksa dikurung dan dipasung orangtuanya, Kamma. Gangguan kejiwaan ini dialami pasca-melahirkan anaknya yang kedua.

Ompung Parulian Simatupang (67), seorang warga, sewaktu pertama kali mengunjungi tempat Mustina dikurung mengatakan bahwa dia dan isterinya, Katarina Sigalingging, tidak sanggup melihat kondisi Mustina.

“Hati saya miris melihatnya, karena dia (Mustina) selalu minta tolong agar gembok kurungannya dibuka. Karena ia tidak tahan lagi di dalam. Ia mengaku tidak sakit dan tidak gila,” kata Ompung Parulian menirukan perkataan Mustina seperti dilansir New Tapanuli (grup Posmetro Medan).

Sesuai penuturan orangtua Mustina dan keluarganya kepada Ompung Parulian, Mustina merupakan tamatan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Barus Tapteng. Sesudah tamat, ia berangkat merantau ke Medan. Tidak berapa lama merantau langsung menikah dengan suaminya, Suhery. Dari hasil pernikahan tersebut, pasangan ini memiliki 1 orang anak.

“Setelah 20 hari melahirkan anak pertamanya, ada masalah dalam rumah tangga mereka. Suaminya pergi kerja satu harian tidak pulang-pulang tanpa memberi kabar dan pesan. Hal itu membuat Mustina terpukul mentalnya. Dari situlah awalnya Mustina tidak sadarkan diri,” terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/