HELVETIA, SUMUTPOS.CO – Ditantang menunjukkan keberanian dan sebungkus rokok, 2 pelajar kelas XII SMA Panca Budi Medan, malah hanyut. Harun (17) dan Yusman Gilang (17) belum juga ditemukan hingga Rabu (14/1) malam. Kedua warga Jl. Amal Luhur Pasar III, Kel. Dwikora, Kec. Medan Helvetia ini hanyut saat melompat ke Sungai Sei Sikambing, di Jl. Sidomulyo Ujung, Kec. Medan Helvetia.
Hanyutnya 2 pelajar ini bermula saat mereka nongkrong di pondok yang berada di tepi sungai itu sepulang sekolah. Sembari bercanda, seorang teman mereka memberi tantangan. Siapa berani melompat ke sungai yang saat itu sedang meluap karena banjir, akan dibelikan sebungkus rokok.
Tertantang, keduanya menyanggupi. Begitu lompat, tubuh keduanya justru terseret arus sungai yang deras. Melihat itu, salah seorang mahasiswa semester I UMSU Fakultas Teknik Mesin, Syafrizal (22), coba menolong. Kebetulan, warga Jl. Garuda, Kec. Medan Sunggal itu, berada bersama mereka. Dia langsung terjun ke sungai itu untuk menyelamatkan mereka.
Namun, karena tak sanggup melawan arus sungai, dia juganyaris hanyut. Beruntung, dia selamat ketika terbawa arus hingga ke tepi sungai. Sementara, warga sekitar yang mengetahui kejadian itu, berbondong-bondong datang sembari menolong mahasiswa yang terbaring lemas di tepi sungai itu.
Saat itu juga, sebagian warga langsung memboyongnya ke RSU Sari Mutiara. Warga lainnya, masih mencari kedua pelajar yang hanyut di sungai itu. Kepada kru koran ini, Ardi (28) warga sekitar mengatakan, kedua pelajar yang hanyut dikarenakan taruhan sebungkus rokok. “Yang aku dengar, mereka yang hanyut itu taruhan 1 bungkus rokok Bang. Siapa yang berani lompat ke sungai dapat 1 bungkus rokok, ” katanya saat ditemui di TKP.
Ditambahkannya, kedua pelajar itu sering nongkrong di pondok itu seusai pulang sekolah. “Kalau anak sekolah Panca Budi memang sering di pondok ini setelah pulang sekolah. Entah ngapain ajalah orang itu di pondok ini,” bebernya.
Amatan koran ini, isak tangis keluarga kedua pelajar yang hanyut itu, terdengar dari musala yang berada di tepi sungai itu. Mereka di sana untuk menanti kabar pencarian keduanya.
Sementara, mahasiswa yang selamat dalam kejadian itu, masih dirawat di ruangan IGD Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Terlihat juga, mahasiswa itu masih terbaring lemas di atas tempat tidur itu, ditemani teman-temannya.
MAYAT BERSWEATER COKLAT
Terpisah, warga Jl. Sekata, Kel. Karang Berombak, Kec. Medan Barat, berkumpul di pinggir Sungai Deli yang berada di Lingkungan XII, Rabu (14/1) petang. Itu karena ada temuan mayat pria tanpa identitas. Mayat itu ditemukan mengapung, keluar dari jembatan Jl. Adam Malik Medan.
Warga yang melihat, sempat berteriak pada pengendara yang lewat soal temuan mayat itu. Namun tak ada yang merespon. Setelah diseret arus sekitar 200 meter dari jembatan, barulah ada 2 orang warga yang menceburkan diri guna menghentikan mayat bersweater coklat itu.
Dua warga tersebut adalah Kepling XII, M. Azhar Lubis dan Sofian. Azhar menyebutkan, dirinya mengambil keputusan untuk terjun ke dalam sungai lantaran tidak tega melihat mayat tersebut dibawa arus sungai semakin jauh. Atas sifat kemanusiaannya itu, dirinya yang saat itu tengah duduk di warung bersama Sofian lompat ke dalam sungai.
Setelah ditepikan, pria yang akrab disapa Ucok itu sempat mencari identitas mayat. “Siap dibawa ke tepian, baru kami hubungi polisi. Tapi, identitasnya tidak ada,” pungkasnya.
Saat disinggung apakah mayat yang memiliki ciri-ciri tambun, rambut lurus motif cepak tersebut merupakan warganya, Azhar mengaku tidak. “Bukan warga saya ini, tidak kenal pun saya sama mayat ini,” celetuknya.
Tak lama usai mayat tersebut ditepikan, petugas Identifikasi Polresta Medan pun alkhirnya tiba di lokasi tersebut. Saat itulah, petugas identifikasi pun kemudian membalik dari posisi mayat yang awalnya tengkurap. Seketika itulah, aroma bau busukpun keluar bersamaan dengan keluarnya darah dari hidungnya.
Melihat hal tersebut, petugas identifikasi menyebutkan mayar tersebut telah meninggal sekira 2 hari. Pasalnya, saat itu juga tampak kulit gosong akibat terjemur di tubuh mayat tersebut. “Kalau dilihat, kayaknya sudah 2 hari mayat ini mati. Itu lantaran kulitnya gosong akibat terjemur matahari,” ucap petugas.
Mengenai luka lebam di mukanya, petugas identifikasi tersebut menyebutkan, luka tersebut akibat benturan. “Bisa saja dia dibunuh. Tapi kita belum tahu seperti apa,” pungkasnya. Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Medan Barat, AKP S Sembiring mengaku belum mengetahui identitas pelaku. Disamping itu juga, pihaknya belum mengetahui apa penyebab kematian mayat tersebut. “Kita otopsi dulu ya. Kita bawa dulu ke RS Pirngadi. Soalnya, kita belum tahu,” ucapnya singkat. Saat dibalik oleh petugas identifikasi, di pinggang korban terselip obeng berkepala biru. (cr4/ind/trg)