30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Presiden Keenam RI Dituding Rekayasa Kasus Pembunuhan

Dia menyebutkan, kerugiannya begitu besar karena kriminalisasi selama delapan tahun tersebut. Jabatannya sebagai ketua KPK hilang, sebagai jaksa juga otomatis hilang. ”Pendapatan sebagai pegawai negeri semua hilang. Belum lagi keluarga secara materil dan immaterial,” keluhnya.

Apalagi, kasusnya tersebut dibumbui dengan adanya perempuan lain, Rani Juliani. Apakah tidak pernah berpikir bagaimana sakitnya keluarga karena dikriminalisasi seperti itu. ”Saya dibegitukan dengan bunga-bunga perempuan. Tidak pernah berpikir, bagaimana sakit hatinya keluarga saya,” ujarnya.

Apakah dengan begitu Rani Juliani juga terlibat menjebak? Saat itu, Antasari justru kembali mempertanyakannya pada semua awak media. ”Menurut anda bagaimana? Ya menjebaklah, ya iya,” ungkapnya.

Karena itu, untuk pemulihan nama baiknya, Antasari meminta kepolisian untuk serius menangani kasusnya. ”Siapapun yang terlibat harus bertanggungjawab, saya merenungi ini. Ini kilas balik. Saya harus bicara ini, karena kalau saya mati ini akan terus menjadi misteri,” tuturnya dengan wajah yang terlihat menahan marah.

Dia yakin dengan kinerja kepolisian saat ini. Menurutnya, dulu laporannya ke Polda Metro Jaya terkait SMS palsu sama sekali tidak bergerak. Padahal, tanpa adanya SMS itu, maka dirinya tidak mungkin bisa dilibatkan dalam kasus pembunuhan tersebut. ”Ada juga barang bukti yang hilang, baju dan proyektil. Ini semua akan mengungkap kebenaran,” ujarnya.

Mengapa baru sekarang blak-blakan terkait kasusnya? Antasari menyebut, memang sekarang ini saat yang tepat. ”Saya minta semua dielaborasi, bagaimana mengungkap kasus ini,” ujarnya.

Saat Jawa Pos (grup Sumut Pos) bertanya, apakah mungkin ada pejabat lain yang juga dikriminalisasi seperti dirinya, Antasari menyebut kemungkinan itu ada. ”Tapi, saya tidak mengetahuinya dengan pasti, saya delapan tahun di penjara,” ucapnya.

Tapi, kalau pejabat ingin mencegah dikriminalisasi seperti dirinya, Antasari menyebut bahwa setiap pejabat itu harus terus berjuang. ”Ya, semua harus berjuang,” ujarnya sembari mengepalkan tangan.

Dia menyebutkan, kerugiannya begitu besar karena kriminalisasi selama delapan tahun tersebut. Jabatannya sebagai ketua KPK hilang, sebagai jaksa juga otomatis hilang. ”Pendapatan sebagai pegawai negeri semua hilang. Belum lagi keluarga secara materil dan immaterial,” keluhnya.

Apalagi, kasusnya tersebut dibumbui dengan adanya perempuan lain, Rani Juliani. Apakah tidak pernah berpikir bagaimana sakitnya keluarga karena dikriminalisasi seperti itu. ”Saya dibegitukan dengan bunga-bunga perempuan. Tidak pernah berpikir, bagaimana sakit hatinya keluarga saya,” ujarnya.

Apakah dengan begitu Rani Juliani juga terlibat menjebak? Saat itu, Antasari justru kembali mempertanyakannya pada semua awak media. ”Menurut anda bagaimana? Ya menjebaklah, ya iya,” ungkapnya.

Karena itu, untuk pemulihan nama baiknya, Antasari meminta kepolisian untuk serius menangani kasusnya. ”Siapapun yang terlibat harus bertanggungjawab, saya merenungi ini. Ini kilas balik. Saya harus bicara ini, karena kalau saya mati ini akan terus menjadi misteri,” tuturnya dengan wajah yang terlihat menahan marah.

Dia yakin dengan kinerja kepolisian saat ini. Menurutnya, dulu laporannya ke Polda Metro Jaya terkait SMS palsu sama sekali tidak bergerak. Padahal, tanpa adanya SMS itu, maka dirinya tidak mungkin bisa dilibatkan dalam kasus pembunuhan tersebut. ”Ada juga barang bukti yang hilang, baju dan proyektil. Ini semua akan mengungkap kebenaran,” ujarnya.

Mengapa baru sekarang blak-blakan terkait kasusnya? Antasari menyebut, memang sekarang ini saat yang tepat. ”Saya minta semua dielaborasi, bagaimana mengungkap kasus ini,” ujarnya.

Saat Jawa Pos (grup Sumut Pos) bertanya, apakah mungkin ada pejabat lain yang juga dikriminalisasi seperti dirinya, Antasari menyebut kemungkinan itu ada. ”Tapi, saya tidak mengetahuinya dengan pasti, saya delapan tahun di penjara,” ucapnya.

Tapi, kalau pejabat ingin mencegah dikriminalisasi seperti dirinya, Antasari menyebut bahwa setiap pejabat itu harus terus berjuang. ”Ya, semua harus berjuang,” ujarnya sembari mengepalkan tangan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/