25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kemiskinan Meningkat di Belawan

Triadi Wibowo/Sumut Pos
Nelayan mencari ikan di laut perairan Belawan belum lama ini.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Berdasarkan data jumlah penduduk di Belawan ada sebanyak126.456 jiwa dengan angka kemiskina sebanyak 50.640 jiwa. Dari data itu, jumlah kemiskinan di Belawan mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tokoh Pemuda Belawan, Alfian MY, Rabu (14/2), mengatakan, dari data jumlah penduduk dibandingkan angka kemiskinan, memiliki populasi kemiskinan 50 persen di Belawan.

Artinya, peningkatan masyarakat prasejahtera masih menjadi fenomena di pesisir Kota Medan. Dampak dari klasifikasi kemiskinan dampak dari mata pencaharian yang masih memengaruhi kemiskinan di Belawan.

“Dari analias kita, masyarakat di Belawan bermata pencaharian dengan kuota 60 persen nelayan, 30 persen buruh dan 10 persen lainnya. Persentase ini menjadi faktor dari belum meratanya kesejahteraan dirasakan masyarakat Belawan,” terang Alfian.

Penyebab tingginya angka kemiskinan di Belawan, kata pria yang juga aktivis nelayan ini, dipengaruhi peluang kerja yang sangat kecil dirasakan masyarakat asli Belawan. Artinya, Belawan yang merupakan kota pelabuhan, perindustrian, perikanan dan pelayaran belum membuka peluang untuk mensejahterakan masyarakat Belawan.

“Kita tahu, Belawan ini kota perekonomian tapi, perkembangan dan kemajuan tidak mendukung kesejahteraan bagi masyarakat Belawan. Karena, banyak yang bekerja masyarakat di luar Belawan, jadi ini faktor yang tidak merata secara hak dirasakan oleh masyarakat Belawan?,” ungkap Alfian.

Pria yang juga aktif di organisasi ini menilai, faktor dukungan pemerintah yang kurang profesional dalam penataan pembangunan, misalnya, adanya penggusuran secara massal yang membuat masyarakat Belawan kehilangan mata pencaharian tetap.

“Kita lihat aja, banyak sekarang masyarakat kehilangan tempat tinggal karena digusur, ini juga sangat mengganggu mata pencaharian, sehingga kemiskinan terus meningkat,” jelas Alfian.

Harapan Alfian, kepada pemerintah daerah untuk dapat melihat dan menganalisa langsung sisi sosial masyarakat Belawan, sehingga mampu memberikan pemerataan atau keadilalan sosial dalam hak.

“Untuk apa banyak perusahaan besar di Belawan, tapi itu tidak bisa dirasakan, jadi bukan masyarakatnya yang tidak mau bekerja, tapi peluang kerja tidak dirasakan. Ini yang harus dipikirkan pemerintah,” tegas Alfian.

Triadi Wibowo/Sumut Pos
Nelayan mencari ikan di laut perairan Belawan belum lama ini.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Berdasarkan data jumlah penduduk di Belawan ada sebanyak126.456 jiwa dengan angka kemiskina sebanyak 50.640 jiwa. Dari data itu, jumlah kemiskinan di Belawan mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tokoh Pemuda Belawan, Alfian MY, Rabu (14/2), mengatakan, dari data jumlah penduduk dibandingkan angka kemiskinan, memiliki populasi kemiskinan 50 persen di Belawan.

Artinya, peningkatan masyarakat prasejahtera masih menjadi fenomena di pesisir Kota Medan. Dampak dari klasifikasi kemiskinan dampak dari mata pencaharian yang masih memengaruhi kemiskinan di Belawan.

“Dari analias kita, masyarakat di Belawan bermata pencaharian dengan kuota 60 persen nelayan, 30 persen buruh dan 10 persen lainnya. Persentase ini menjadi faktor dari belum meratanya kesejahteraan dirasakan masyarakat Belawan,” terang Alfian.

Penyebab tingginya angka kemiskinan di Belawan, kata pria yang juga aktivis nelayan ini, dipengaruhi peluang kerja yang sangat kecil dirasakan masyarakat asli Belawan. Artinya, Belawan yang merupakan kota pelabuhan, perindustrian, perikanan dan pelayaran belum membuka peluang untuk mensejahterakan masyarakat Belawan.

“Kita tahu, Belawan ini kota perekonomian tapi, perkembangan dan kemajuan tidak mendukung kesejahteraan bagi masyarakat Belawan. Karena, banyak yang bekerja masyarakat di luar Belawan, jadi ini faktor yang tidak merata secara hak dirasakan oleh masyarakat Belawan?,” ungkap Alfian.

Pria yang juga aktif di organisasi ini menilai, faktor dukungan pemerintah yang kurang profesional dalam penataan pembangunan, misalnya, adanya penggusuran secara massal yang membuat masyarakat Belawan kehilangan mata pencaharian tetap.

“Kita lihat aja, banyak sekarang masyarakat kehilangan tempat tinggal karena digusur, ini juga sangat mengganggu mata pencaharian, sehingga kemiskinan terus meningkat,” jelas Alfian.

Harapan Alfian, kepada pemerintah daerah untuk dapat melihat dan menganalisa langsung sisi sosial masyarakat Belawan, sehingga mampu memberikan pemerataan atau keadilalan sosial dalam hak.

“Untuk apa banyak perusahaan besar di Belawan, tapi itu tidak bisa dirasakan, jadi bukan masyarakatnya yang tidak mau bekerja, tapi peluang kerja tidak dirasakan. Ini yang harus dipikirkan pemerintah,” tegas Alfian.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/