26 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

RS Haji Klaster Terbesar Covid-19, 30 Tenaga Medis Positif, 2 Meninggal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit (RS) Haji Medan di Jalan Willem Iskandar, dinilai menjadi klaster terbesar dalam penyebaran Covid-19. Tercatat, ada sebanyak 30 orang tenaga medis yang sudah terpapar. Dua orang di antaranya, yakni dokter Aldreyn Asman About dan seorang perawat di rumah sakit tersebut, Rasyidah Ulfah, dilaporkan meninggal dunia.

Di sebagian rumah sakit dan puskesmas milik pemerintah maupun swasta di Sumut, banyak yang tenaga medisnya sudah dinyatakan positif Covid-19. Namun, belum ada yang menyentuh angka 30 orang. Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengakui, angka tenaga medis yang terpapar ini cukup besar yang terjadi di rumah sakit.

“Ada 30 orang positif, ikut yang meninggal dua orang, dokter dan perawat. Kalau terbesar lumayan besar juga, angka 30 itu besar juga itu,” kata Alwi, saat dikonfirmasi wartawan.

Menurutnya, jumlah 30 orang yang terpapar virus Corona ini belum termasuk pasien maupun keluarga pasien yang tertular dari klaster Covid-19 di RS Haji Medan. Potensi pasien dan pengunjung tertular virus Corona dari klaster ini juga cukup besar. Apalagi, ada ratusan pasien (bukan Covid-19) yang dirawat di rumah sakit itu. “Tergantung tingkat sebarannya itu. Karena mereka yang lebih tahu tingkat sebarannya seperti apa. Artinya, kalau tersebar di seluruh layanan, pasti akan berdampak kepada pasien,” tegasnya.

Ia juga mengakui, Dinkes Sumut sudah memberikan masukan kepada pihak RSU Haji Medan. “Kita sudah memberikan masukan soal itu. Tapi itukan tergantung mereka, dan sampai sekarang belum ada sikap mereka. Cobalah ke sanalah langsung,” tutur Alwi.

Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Sumut, dr Aris Yudhariansyah juga membenarkan, klaster ini sebagai yang terbesar. Aris menerangkan, hingga saat ini rumah sakit tersebut masih beroperasi. “Ya, terbesar (klaster covid-19 di Sumut). (Tetap beroperasi) Jadi itu kebijakan direkturnya, karena pegawainya kan banyak. Kita dari Gugus Tugas sudah melakukan pengimbauan,” bebernya.

Aris menyebutkan, terdapat dua orang tenaga medis, yakni dokter dan perawat RSU Haji Medan yang meninggal akibat terpapar Covid-19. “Dokter Aldreyn yang bertugas sebagai spesialis anastesi itu beberapa minggu lalu meninggal. Juga satu perawat yang meninggal minggu lalu Rasyidah Ulfa,” bebernya.

Amatan, sekitar pukul 12.40 WIB kondisi rumah sakit tersebut tetap beroperasi seperti biasa. Terlihat cukup ramai aktivitas dari luar gedung baik pengunjung maupun tenaga medis.

Kendaraan roda dua dan roda empat juga cukup banyak yang diparkirkan. Juru Bicara GTPP Mayor Kes dr Whiko Irwan menyebutkan bahwa data yang terkonfirmasi positif dari 31 orang pekerja di Rumah Sakit milik Pemprov Sumut tersebut.

“Yang sudah ada hasil swab PCR 28 orang positif. Dan ada 2 lagi (positif) yang sempat dirawat dan meninggal, seorang dokter dan perawat. Tercatat ada 31 orang yang dilakukan swab,” tuturnya.

Ia menyebutkan bahwa total ini didapat dari swab PCR sejak 12 Juli hingga awal Agustus 2020. “Jumlah ini hasil pemeriksaan sejak 12 Juli sampai dengan awal Agustus,” tutur Whiko.

Lebih lanjut, Whiko menyebutkan bahwa dari 30 tenaga kesehatan tersebut terdapat 3 orang dokter. “Dari 30 orang 3 dokter swab PCR positif dan isolasi mandiri,” sebutnya.

Klaster RSUD Sultan Sulaiman

Sebelumnya diberitakan, klaster covid-19 di rumah sakit juga terjadi di RSUD Sultan Sulaiman yang berada di Sei Rampah, Serdangbedagai (Sergai). Pemerintah Kabupaten Sergai mengambil keputusan untuk melakukan lockdown terhadap RSUD Sultan Sulaiman.

Kebijakan ini dipilih untuk mencegah penularan lanjutan di rumah sakit milik Pemkab tersebut. Terciptanya klaster baru di fasilitas kesehatan pemerintah menjadi perhatian khusus Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sergai.

Dalam rapat yang diselenggarakan Gugus Tugas di aula Sultan Serdang, Rabu (5/8), Bupati Sergai Soekirman menyampaikan jika berdasarkan hasil pembahasan dari semua lini di Gugus Tugas, diputuskan untuk dilakukan lockdown atau karantina lokasi terhadap RSUD Sultan Sulaiman.

“Melihat perkembangan situasi yang terjadi saat ini di mana jumlah kasus konfirmasi (positif Covid-19) yang berasal dari klaster RSUD Sultan Sulaiman jumlahnya cukup mengkhawatirkan, maka diputuskan untuk dilakukan lockdown atau karantina sementara terhadap aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut,” kata Soekirman.

Ia menyatakan lockdown dimulai sejak 6 Agustus. Masa lockdown akan berakhir pada 20 Agustus atau selama 14 hari lamanya. Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Serdang Bedagai, Akmal menyebut orang yang pertama kali diketahui terkonfirmasi positif covid-19 adalah dokter spesialis anestesi.

Ia mengatakan sejumlah tenaga medis terkonfirmasi positif Corona, namun tanpa gejala. “Berdasarkan hasil swab yang terkonfirmasi dokter spesialis ada 4 orang, para medisnya ada 17 atau 19 ya, sedikit lupa saya. Yang sama kita masuk dalam data sebaran covid yang beralamat di Sergai saja,” kata Akmal, Rabu (5/8).

33 Dosen dan Tenaga Pendidikan USU Positif Covid-19

Sementara itu, Universitas Sumatera Utara (USU) kembali memperpanjang masa penutup sementara seluruh aktivitas kampus (lockdown) hingga 15 Agustus 2020. Hal itu, berdasarkan Surat Edaran Rektor USU Nomor: 6967/UN5.1.R/KPM/2020.

Menurut Rektor USU, Prof Runtung Sitepu, berdasarkan hasil swab, ada 33 orang dosen dan tenaga pendidikan USU dinyatakan positif terpapar Covid-19. “Jumlah 33 orang yang terpapar itu, termasuk yang sudah sembuh seperti Rektor USU, Wakil Rektor I, Prof Rosmayati dan suami beliau Prof Darma Bakti yang merupakan anggota Majelis Wali Amanat USU dari Senat Akademik,” kata Runtung seperti dikutip Sumut Pos dari akun instagram @official.usu, Jumat (14/8).

Runtung terus mengingatkan kepada seluruh civitas akademi USU untuk selalu ikut serta dalam menekan penyebaran virus corona dengan menerapkan protokol kesehatan ?sesuai dengan arahan dan imbau dari pemerintah. “Demi menghindari penyebaran COVlD-19 di kalangan dosen dan tenaga kependidikan USU. Maka kami himbau agar kita semua senantiasa melaksanakan protokol kesehatan baik di rumah maupun saat beraktivitas di luar rumah. Semoga pandemi COVID-19 ini cepat berakhir,” tandas Runtung. (bbs/gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit (RS) Haji Medan di Jalan Willem Iskandar, dinilai menjadi klaster terbesar dalam penyebaran Covid-19. Tercatat, ada sebanyak 30 orang tenaga medis yang sudah terpapar. Dua orang di antaranya, yakni dokter Aldreyn Asman About dan seorang perawat di rumah sakit tersebut, Rasyidah Ulfah, dilaporkan meninggal dunia.

Di sebagian rumah sakit dan puskesmas milik pemerintah maupun swasta di Sumut, banyak yang tenaga medisnya sudah dinyatakan positif Covid-19. Namun, belum ada yang menyentuh angka 30 orang. Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengakui, angka tenaga medis yang terpapar ini cukup besar yang terjadi di rumah sakit.

“Ada 30 orang positif, ikut yang meninggal dua orang, dokter dan perawat. Kalau terbesar lumayan besar juga, angka 30 itu besar juga itu,” kata Alwi, saat dikonfirmasi wartawan.

Menurutnya, jumlah 30 orang yang terpapar virus Corona ini belum termasuk pasien maupun keluarga pasien yang tertular dari klaster Covid-19 di RS Haji Medan. Potensi pasien dan pengunjung tertular virus Corona dari klaster ini juga cukup besar. Apalagi, ada ratusan pasien (bukan Covid-19) yang dirawat di rumah sakit itu. “Tergantung tingkat sebarannya itu. Karena mereka yang lebih tahu tingkat sebarannya seperti apa. Artinya, kalau tersebar di seluruh layanan, pasti akan berdampak kepada pasien,” tegasnya.

Ia juga mengakui, Dinkes Sumut sudah memberikan masukan kepada pihak RSU Haji Medan. “Kita sudah memberikan masukan soal itu. Tapi itukan tergantung mereka, dan sampai sekarang belum ada sikap mereka. Cobalah ke sanalah langsung,” tutur Alwi.

Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Sumut, dr Aris Yudhariansyah juga membenarkan, klaster ini sebagai yang terbesar. Aris menerangkan, hingga saat ini rumah sakit tersebut masih beroperasi. “Ya, terbesar (klaster covid-19 di Sumut). (Tetap beroperasi) Jadi itu kebijakan direkturnya, karena pegawainya kan banyak. Kita dari Gugus Tugas sudah melakukan pengimbauan,” bebernya.

Aris menyebutkan, terdapat dua orang tenaga medis, yakni dokter dan perawat RSU Haji Medan yang meninggal akibat terpapar Covid-19. “Dokter Aldreyn yang bertugas sebagai spesialis anastesi itu beberapa minggu lalu meninggal. Juga satu perawat yang meninggal minggu lalu Rasyidah Ulfa,” bebernya.

Amatan, sekitar pukul 12.40 WIB kondisi rumah sakit tersebut tetap beroperasi seperti biasa. Terlihat cukup ramai aktivitas dari luar gedung baik pengunjung maupun tenaga medis.

Kendaraan roda dua dan roda empat juga cukup banyak yang diparkirkan. Juru Bicara GTPP Mayor Kes dr Whiko Irwan menyebutkan bahwa data yang terkonfirmasi positif dari 31 orang pekerja di Rumah Sakit milik Pemprov Sumut tersebut.

“Yang sudah ada hasil swab PCR 28 orang positif. Dan ada 2 lagi (positif) yang sempat dirawat dan meninggal, seorang dokter dan perawat. Tercatat ada 31 orang yang dilakukan swab,” tuturnya.

Ia menyebutkan bahwa total ini didapat dari swab PCR sejak 12 Juli hingga awal Agustus 2020. “Jumlah ini hasil pemeriksaan sejak 12 Juli sampai dengan awal Agustus,” tutur Whiko.

Lebih lanjut, Whiko menyebutkan bahwa dari 30 tenaga kesehatan tersebut terdapat 3 orang dokter. “Dari 30 orang 3 dokter swab PCR positif dan isolasi mandiri,” sebutnya.

Klaster RSUD Sultan Sulaiman

Sebelumnya diberitakan, klaster covid-19 di rumah sakit juga terjadi di RSUD Sultan Sulaiman yang berada di Sei Rampah, Serdangbedagai (Sergai). Pemerintah Kabupaten Sergai mengambil keputusan untuk melakukan lockdown terhadap RSUD Sultan Sulaiman.

Kebijakan ini dipilih untuk mencegah penularan lanjutan di rumah sakit milik Pemkab tersebut. Terciptanya klaster baru di fasilitas kesehatan pemerintah menjadi perhatian khusus Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sergai.

Dalam rapat yang diselenggarakan Gugus Tugas di aula Sultan Serdang, Rabu (5/8), Bupati Sergai Soekirman menyampaikan jika berdasarkan hasil pembahasan dari semua lini di Gugus Tugas, diputuskan untuk dilakukan lockdown atau karantina lokasi terhadap RSUD Sultan Sulaiman.

“Melihat perkembangan situasi yang terjadi saat ini di mana jumlah kasus konfirmasi (positif Covid-19) yang berasal dari klaster RSUD Sultan Sulaiman jumlahnya cukup mengkhawatirkan, maka diputuskan untuk dilakukan lockdown atau karantina sementara terhadap aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut,” kata Soekirman.

Ia menyatakan lockdown dimulai sejak 6 Agustus. Masa lockdown akan berakhir pada 20 Agustus atau selama 14 hari lamanya. Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Serdang Bedagai, Akmal menyebut orang yang pertama kali diketahui terkonfirmasi positif covid-19 adalah dokter spesialis anestesi.

Ia mengatakan sejumlah tenaga medis terkonfirmasi positif Corona, namun tanpa gejala. “Berdasarkan hasil swab yang terkonfirmasi dokter spesialis ada 4 orang, para medisnya ada 17 atau 19 ya, sedikit lupa saya. Yang sama kita masuk dalam data sebaran covid yang beralamat di Sergai saja,” kata Akmal, Rabu (5/8).

33 Dosen dan Tenaga Pendidikan USU Positif Covid-19

Sementara itu, Universitas Sumatera Utara (USU) kembali memperpanjang masa penutup sementara seluruh aktivitas kampus (lockdown) hingga 15 Agustus 2020. Hal itu, berdasarkan Surat Edaran Rektor USU Nomor: 6967/UN5.1.R/KPM/2020.

Menurut Rektor USU, Prof Runtung Sitepu, berdasarkan hasil swab, ada 33 orang dosen dan tenaga pendidikan USU dinyatakan positif terpapar Covid-19. “Jumlah 33 orang yang terpapar itu, termasuk yang sudah sembuh seperti Rektor USU, Wakil Rektor I, Prof Rosmayati dan suami beliau Prof Darma Bakti yang merupakan anggota Majelis Wali Amanat USU dari Senat Akademik,” kata Runtung seperti dikutip Sumut Pos dari akun instagram @official.usu, Jumat (14/8).

Runtung terus mengingatkan kepada seluruh civitas akademi USU untuk selalu ikut serta dalam menekan penyebaran virus corona dengan menerapkan protokol kesehatan ?sesuai dengan arahan dan imbau dari pemerintah. “Demi menghindari penyebaran COVlD-19 di kalangan dosen dan tenaga kependidikan USU. Maka kami himbau agar kita semua senantiasa melaksanakan protokol kesehatan baik di rumah maupun saat beraktivitas di luar rumah. Semoga pandemi COVID-19 ini cepat berakhir,” tandas Runtung. (bbs/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru