25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

TNI AL Amankan 67,4 Kg Sabu

SABU
Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono menunjukkan barang bukti sabu-sabu yang diamankan dari laut Aceh saat paparan di Mako Lantamal I, Jumat (14/9) .

BELAWAN,SUMUTPOS.CO – Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I melalui Pangkalan TNI AL (Lanal) Lokseumawe berhasil mengamankan sebanyak 67, 4 kg sabu-sabu di Perairan Alur Kuala Peunaga Lama, Aceh Tamiang. Dalam pengungkapan narkoba yang dipasok dari Malaysia melalui perairan Aceh itu, petugas sempat melakukan tembakan dan gagal mengamankan 2 pelaku yang berhasil melarikan diri.

Selain mengamankan sabu-sabu senilai miliaran rupiah, petugas TNI AL turut mengamankan speed boat kayu berlapis viber glass dengan mesin tempel 200 PK dan 2 paspor.

Panglima Komando Armada (Pangarmada) I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono SE MM, dalam paparannya, Jumat (14/9) di Mako Lantamal I, mengatakan, pengungkapan penyelundupan narkoba, berawal informasi yang diterima intelejen Lantamal I melalui perairan Aceh pada Kamis (13/9) pagi.

Berbekal informasi itu, dilakukan kordinasi dengan Lanal Lokseumawe untuk melakukan penyelidikan di laut. Hasilnya, kapal yang menjadi terget sasaran, ditemukan di titik kordinat 04 43 99 U – 098 24 83 T.

Pada saat dilakukan pencegahan, awak kapal berjumlah dua orang melarikan diri. Lantas, petugas di lapangan melakukan pengejaran dengan meletuskan tembakan ke udara.

Speedboat akhirnya berhenti di tepi alur. Dua penumpang speedboat melompat dan melarikan diri ke dalam hutan. Petugas melakukan pemeriksaan, setelah di cek ada koper dan tas pinggang berisi narkoba jenis sabu.

“Setelah kita amankan, kita berkordinasi dengan BNN, setelah dilakukan pengecekan, ternyata sabu itu kualitas super dengan jumlah 67,4 kg. Dengan nominal total bila diuangkan mencapai Rp134 miliar,” jelas Yudo Margono didampingi, Danlantamal I, Laksama Pertama TNI, Ali Triswanto dan Kepala BNN Sumut, Brigjen Marsauli Siregar.

Dijelaskan Jenderal Bintang Dua ini, narkoba jenis sabu dengan jumlah cukup besar itu, mampu merusak puluhan ribu masyarakat. Untuk itu, kita terus melakukan pengamanan untuk memperketat penyelundupan narkoba dan barang berbahaya lainnya melalui jalur laut. “Ternyata, perairan Aceh Timur sangat rawan penyelundupan narkoba. Ini akan kita tingkatkan untuk mencegah masuknya narkoba yang kini menjadi musuh besar kita,” terang Yudo Margono didampingi sejumlah pejabat Lantamal I dan Polres Pelabuhan Belawan.

Disinggung mengenai kedua tersangka yang kabur, Yudo Margono mengatakan, pihaknya masih melakukan pengejaran dengan berkordinasi melalui pihak kepolisian setempat. “Kasus ini akan segera kita limpahkan ke BNN, untuk dilakukan tindaklanjut penyelidikan untuk melakukan pengembangan,” jelas Yudo Margono.

Selat Malaka Sasaran Penyelundupan

Panglima Komando Armada (Pangarmada) I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono, SE, MM menjelaskan, kawasan perairan Selat Malaka menjadi sasaran kerawanan penyelundupan narkoba dan barang ilegal.

Upaya pencegahan terus dilakukan, dengan melibatkan seluruh intelejen dengan mengaktifkan operasi respon, dengan melakukan pengawasan di periran perbatasan hingga ke alur sungai.

“Ini sangat efektif, untuk menutup ruang gerak penyelundupan. Dengan memusatkan personil di wilayah masing – masing, akan lebih memudahkan melakukan pengecekan di wilayahnya, karena mereka lebih paham akan areal pengamanan yang dilakukan,” sebut Yudo Margono.

Sebelumnya, pihaknya juga ada mengamankan penyelundupan 5.000 ton BBM dengan nilai Rp40 miliar, selain itu mengamankan penyelundupan sebanyak 240 bal rokok dengan nilai Rp1,5miliar dari Singapura dan mengamankan penyelundupan miras dari Singapura sebanyak 1.100 botol.

“Dalam seminggu ini, kita terus mencegah penyelundupan barang ilegal yang masuk ke Indonesia. Selama ini, Selat Malaka rawan penyelundupan, kita terus melakukan pengawasan di perairan Selat Malaka,” jelas Yudo Margono.

Pengawasan secara efesien yang dilakukan, pihaknya juga melibatkan 5 KRI melakukan monitor di perairan perbatasan. “Dengan adanya kordinasi dari tingkat perbatasan hingga ke alur sungai, mampu mencegah penyelundupan yang berlangsung di perairan Selat Malaka,” jelas Yudo Margono dihadapan pejabat lainnya. (fac)

SABU
Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono menunjukkan barang bukti sabu-sabu yang diamankan dari laut Aceh saat paparan di Mako Lantamal I, Jumat (14/9) .

BELAWAN,SUMUTPOS.CO – Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I melalui Pangkalan TNI AL (Lanal) Lokseumawe berhasil mengamankan sebanyak 67, 4 kg sabu-sabu di Perairan Alur Kuala Peunaga Lama, Aceh Tamiang. Dalam pengungkapan narkoba yang dipasok dari Malaysia melalui perairan Aceh itu, petugas sempat melakukan tembakan dan gagal mengamankan 2 pelaku yang berhasil melarikan diri.

Selain mengamankan sabu-sabu senilai miliaran rupiah, petugas TNI AL turut mengamankan speed boat kayu berlapis viber glass dengan mesin tempel 200 PK dan 2 paspor.

Panglima Komando Armada (Pangarmada) I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono SE MM, dalam paparannya, Jumat (14/9) di Mako Lantamal I, mengatakan, pengungkapan penyelundupan narkoba, berawal informasi yang diterima intelejen Lantamal I melalui perairan Aceh pada Kamis (13/9) pagi.

Berbekal informasi itu, dilakukan kordinasi dengan Lanal Lokseumawe untuk melakukan penyelidikan di laut. Hasilnya, kapal yang menjadi terget sasaran, ditemukan di titik kordinat 04 43 99 U – 098 24 83 T.

Pada saat dilakukan pencegahan, awak kapal berjumlah dua orang melarikan diri. Lantas, petugas di lapangan melakukan pengejaran dengan meletuskan tembakan ke udara.

Speedboat akhirnya berhenti di tepi alur. Dua penumpang speedboat melompat dan melarikan diri ke dalam hutan. Petugas melakukan pemeriksaan, setelah di cek ada koper dan tas pinggang berisi narkoba jenis sabu.

“Setelah kita amankan, kita berkordinasi dengan BNN, setelah dilakukan pengecekan, ternyata sabu itu kualitas super dengan jumlah 67,4 kg. Dengan nominal total bila diuangkan mencapai Rp134 miliar,” jelas Yudo Margono didampingi, Danlantamal I, Laksama Pertama TNI, Ali Triswanto dan Kepala BNN Sumut, Brigjen Marsauli Siregar.

Dijelaskan Jenderal Bintang Dua ini, narkoba jenis sabu dengan jumlah cukup besar itu, mampu merusak puluhan ribu masyarakat. Untuk itu, kita terus melakukan pengamanan untuk memperketat penyelundupan narkoba dan barang berbahaya lainnya melalui jalur laut. “Ternyata, perairan Aceh Timur sangat rawan penyelundupan narkoba. Ini akan kita tingkatkan untuk mencegah masuknya narkoba yang kini menjadi musuh besar kita,” terang Yudo Margono didampingi sejumlah pejabat Lantamal I dan Polres Pelabuhan Belawan.

Disinggung mengenai kedua tersangka yang kabur, Yudo Margono mengatakan, pihaknya masih melakukan pengejaran dengan berkordinasi melalui pihak kepolisian setempat. “Kasus ini akan segera kita limpahkan ke BNN, untuk dilakukan tindaklanjut penyelidikan untuk melakukan pengembangan,” jelas Yudo Margono.

Selat Malaka Sasaran Penyelundupan

Panglima Komando Armada (Pangarmada) I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono, SE, MM menjelaskan, kawasan perairan Selat Malaka menjadi sasaran kerawanan penyelundupan narkoba dan barang ilegal.

Upaya pencegahan terus dilakukan, dengan melibatkan seluruh intelejen dengan mengaktifkan operasi respon, dengan melakukan pengawasan di periran perbatasan hingga ke alur sungai.

“Ini sangat efektif, untuk menutup ruang gerak penyelundupan. Dengan memusatkan personil di wilayah masing – masing, akan lebih memudahkan melakukan pengecekan di wilayahnya, karena mereka lebih paham akan areal pengamanan yang dilakukan,” sebut Yudo Margono.

Sebelumnya, pihaknya juga ada mengamankan penyelundupan 5.000 ton BBM dengan nilai Rp40 miliar, selain itu mengamankan penyelundupan sebanyak 240 bal rokok dengan nilai Rp1,5miliar dari Singapura dan mengamankan penyelundupan miras dari Singapura sebanyak 1.100 botol.

“Dalam seminggu ini, kita terus mencegah penyelundupan barang ilegal yang masuk ke Indonesia. Selama ini, Selat Malaka rawan penyelundupan, kita terus melakukan pengawasan di perairan Selat Malaka,” jelas Yudo Margono.

Pengawasan secara efesien yang dilakukan, pihaknya juga melibatkan 5 KRI melakukan monitor di perairan perbatasan. “Dengan adanya kordinasi dari tingkat perbatasan hingga ke alur sungai, mampu mencegah penyelundupan yang berlangsung di perairan Selat Malaka,” jelas Yudo Margono dihadapan pejabat lainnya. (fac)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/