30 C
Medan
Friday, June 21, 2024

Sedot Lumpur, Warga Sibolga Tenggelam di Waduk PDAM

Foto: Riadi/PM Pencarian korban tenggelam di waduk PDAM TIRTANADI Sunggal, Minggu (15/3/2015).
Foto: Riadi/PM
Pencarian korban tenggelam di waduk PDAM TIRTANADI Sunggal, Minggu (15/3/2015).

Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Yuda Agustin (19) warga asal Sibolga. Yuda yang mengenal korban dari kecil itu mengaku bahwa korban sebelumnya bekerja sebagai penyelam dan pencari kerang di laut Sibolga.

“Abang itu kerjanya penyelam juga di Sibolga bang, makanya dia yang bertugas masukkan pipa ke bawah. Kami baru 4 hari di sini bang, baru hari Selasa kemarin kami mulai kerja, gaji kami Rp75 ribu/hari,” beber Yuda.

Hingga berita ini dilansir, Hendra belum juga ditemukan, dan belum ada keterangan resmi dari pihak P. Wika. Sementara, Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Adhi Putranto Utomo saat dikonfirmasi mengaku telah mengambil tindakan untuk memanggil SAR dan juga memeriksa saksi.

“Kita telah memanggil SAR untuk melakukan pencarian serta memeriksa 3 orang saksi, yakni satu orang mandor dan 2 orang pekerja,” terang Adhi.

Pantauan di lokasi, tim SAR terlihat melakukan pencarian ke dalam waduk. Namun, karena keterbatasan alat – alat dan kurangnya jarak pandang ke dalam, petugas SAR yang dipimpin langsung oleh Lettu Ady Pandawa, selaku koordinator itu mengalami beberapa kendala dalam melakukan pencarian terhadap Hendra.

Sedikitnya 7 penyelam dikerahkan untuk mencari korban. Karena hingga sore belum ditemukan, tim SAR menghentikan pencarian dan akan dilanjutkan esok hari. Bangunan yang berdiri dalam kondisi mengapung dengan pondasi besi yang ada di bawahnya itu membuat penyelam kesulitan saat menyelam. Terdapat lorong – lorong yang terdiri dari pondasi-pondasi besi dan ditambah lumpur yang berada pada air tersebut, sehingga menyulitkan penyelam keluar dari dalam air waduk tersebut.

Lettu Ady Pandawa menjelaskan beberapa kendala yang mereka alami dalam pencarian korban yang tenggelam diduga berada di antara besi – besi pondasi bangunan waduk dan akan memaksimalkan waktu selama 3 hari untuk melakukan pencarian.

“Kita memang mengalami beberapa kendala di sini, berupa jarak pandang penyelam yang harus masuk ke dalam waduk yang pada dasarnya terdapat air lumpur hingga menyulitkan jarak pandang penyelam kita. Juga sisa-sisa meterial yang ada di dalam air mengganggu penyelam saat mencari korban dan juga pondasi-pondasi besi yang ada juga menghambat penyelam. Pun begitu, hari ini kita sudahi pencarian dan akan melanjutkannya esok hari,” ungkap Ady. (mag-2/deo)

Foto: Riadi/PM Pencarian korban tenggelam di waduk PDAM TIRTANADI Sunggal, Minggu (15/3/2015).
Foto: Riadi/PM
Pencarian korban tenggelam di waduk PDAM TIRTANADI Sunggal, Minggu (15/3/2015).

Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Yuda Agustin (19) warga asal Sibolga. Yuda yang mengenal korban dari kecil itu mengaku bahwa korban sebelumnya bekerja sebagai penyelam dan pencari kerang di laut Sibolga.

“Abang itu kerjanya penyelam juga di Sibolga bang, makanya dia yang bertugas masukkan pipa ke bawah. Kami baru 4 hari di sini bang, baru hari Selasa kemarin kami mulai kerja, gaji kami Rp75 ribu/hari,” beber Yuda.

Hingga berita ini dilansir, Hendra belum juga ditemukan, dan belum ada keterangan resmi dari pihak P. Wika. Sementara, Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Adhi Putranto Utomo saat dikonfirmasi mengaku telah mengambil tindakan untuk memanggil SAR dan juga memeriksa saksi.

“Kita telah memanggil SAR untuk melakukan pencarian serta memeriksa 3 orang saksi, yakni satu orang mandor dan 2 orang pekerja,” terang Adhi.

Pantauan di lokasi, tim SAR terlihat melakukan pencarian ke dalam waduk. Namun, karena keterbatasan alat – alat dan kurangnya jarak pandang ke dalam, petugas SAR yang dipimpin langsung oleh Lettu Ady Pandawa, selaku koordinator itu mengalami beberapa kendala dalam melakukan pencarian terhadap Hendra.

Sedikitnya 7 penyelam dikerahkan untuk mencari korban. Karena hingga sore belum ditemukan, tim SAR menghentikan pencarian dan akan dilanjutkan esok hari. Bangunan yang berdiri dalam kondisi mengapung dengan pondasi besi yang ada di bawahnya itu membuat penyelam kesulitan saat menyelam. Terdapat lorong – lorong yang terdiri dari pondasi-pondasi besi dan ditambah lumpur yang berada pada air tersebut, sehingga menyulitkan penyelam keluar dari dalam air waduk tersebut.

Lettu Ady Pandawa menjelaskan beberapa kendala yang mereka alami dalam pencarian korban yang tenggelam diduga berada di antara besi – besi pondasi bangunan waduk dan akan memaksimalkan waktu selama 3 hari untuk melakukan pencarian.

“Kita memang mengalami beberapa kendala di sini, berupa jarak pandang penyelam yang harus masuk ke dalam waduk yang pada dasarnya terdapat air lumpur hingga menyulitkan jarak pandang penyelam kita. Juga sisa-sisa meterial yang ada di dalam air mengganggu penyelam saat mencari korban dan juga pondasi-pondasi besi yang ada juga menghambat penyelam. Pun begitu, hari ini kita sudahi pencarian dan akan melanjutkannya esok hari,” ungkap Ady. (mag-2/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/