25.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Ditawari Sarung & Deterjen, Warga Jalan Garu Diisukan Muntah Darah

Kakek sarung-Ilustrasi.
Kakek sarung-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Isu ‘Kakek Sarung’ dan ‘Nenek Sarung’ membuat warga Jalan Garu 2, Medan Amplas mulai resah. Sebab, wilayah mereka diisukan sudah didatangi ’sang kakek’.

Tapi modusnya sedikit aneh. Yang ditawarin bukan hanya sarung saja, juga deterjen cair. Warga yang sudah mendengar tentang akibat membelinya tidak ada yang mengubris.

Infonya seorang warga merasa kasihan dan memberikan sedekah pada kakek itu. Setelah menerima sejumlah uang, Kakek tersebut pun pergi dan tidak pernah muncul lagi.

Isu tersebut juga sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan penarik becak yang sering mangkal di depan Jalan Garu 2b. Salah seorang penarik becak, Hamdani (45), menuturkan kalau isu tersebut sudah mereka dengan sekitar 3 hari lalu. Namun, belum pernah jumpa dengan si kakek dan nenek itu.

“Isu itu perlu diwaspadasi juga, karena menyangkut nyawa. Kami juga di sini kalau ada melihat kakek atau nenek-nenek selalu memperhatikannya, padahal belum tentu mereka yang selama ini diceritain,” ujarnya.

Bahkan ada isu, warga Jalan Garu muntah darah setelah menerima sarung dari seorang kakek. “Kalau soal warga yang muntah darah itu, kami juga tidak pernah mendengarnya. Kalau sungai itu memang ada, dan sering dimandikan anak-anak, aliran Sungai Denai itu. Selama aku narik becak di sini selama 10 tahun, belum pernah ada melihat atau mengetahui soal cerita itu,” tambahnya.

Ia mengaku, penumpangnya umumnya warga Garu 2B. Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan mahasiswa juga menjadi pelangganya. ”Tapi, kalau pengemis sering datang kemari. Kami tidak percaya dek, mungkin hanya cerita saja,” tuturnya yang diamini teman-temannya.

Senada disampaikan Suhardi (56). Pria yang sudah tinggal 35 tahun di sekitar Sungai Denai sama sekali belum pernah melihatnya.

“Mulai sungai ini lebar sampai sekarang kecil, saya belum pernah melihat yang adik ceritakan itu, tapi kalau pengemis sering lewat kemari. Bukan hanya itu, dulu juga pernah ada orang yang datang menawarkan sapu ijuk, mereka memang agak tua, tapi keduanya adalah wanita dan yang satunya cacat,” terangnya.

“Cerita itu, memang kedengarannya seram. Tapi di daerah ini (sekitar Jalan Garu) tidak pernah ada kakek seperti itu. Dan, kalau ada tentunya warga sekitar sudah heboh. Kalau isu-isu saja tidak ada nak. Yang kita kuatirkan, nanti warga Jalan Garu menjadi takut pulak dengan cerita itu. Saya juga jadi takut keluar rumah pakai sarung, dikira pulak seperti cerita itu,” serunya.(gib/trg)

Kakek sarung-Ilustrasi.
Kakek sarung-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Isu ‘Kakek Sarung’ dan ‘Nenek Sarung’ membuat warga Jalan Garu 2, Medan Amplas mulai resah. Sebab, wilayah mereka diisukan sudah didatangi ’sang kakek’.

Tapi modusnya sedikit aneh. Yang ditawarin bukan hanya sarung saja, juga deterjen cair. Warga yang sudah mendengar tentang akibat membelinya tidak ada yang mengubris.

Infonya seorang warga merasa kasihan dan memberikan sedekah pada kakek itu. Setelah menerima sejumlah uang, Kakek tersebut pun pergi dan tidak pernah muncul lagi.

Isu tersebut juga sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan penarik becak yang sering mangkal di depan Jalan Garu 2b. Salah seorang penarik becak, Hamdani (45), menuturkan kalau isu tersebut sudah mereka dengan sekitar 3 hari lalu. Namun, belum pernah jumpa dengan si kakek dan nenek itu.

“Isu itu perlu diwaspadasi juga, karena menyangkut nyawa. Kami juga di sini kalau ada melihat kakek atau nenek-nenek selalu memperhatikannya, padahal belum tentu mereka yang selama ini diceritain,” ujarnya.

Bahkan ada isu, warga Jalan Garu muntah darah setelah menerima sarung dari seorang kakek. “Kalau soal warga yang muntah darah itu, kami juga tidak pernah mendengarnya. Kalau sungai itu memang ada, dan sering dimandikan anak-anak, aliran Sungai Denai itu. Selama aku narik becak di sini selama 10 tahun, belum pernah ada melihat atau mengetahui soal cerita itu,” tambahnya.

Ia mengaku, penumpangnya umumnya warga Garu 2B. Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan mahasiswa juga menjadi pelangganya. ”Tapi, kalau pengemis sering datang kemari. Kami tidak percaya dek, mungkin hanya cerita saja,” tuturnya yang diamini teman-temannya.

Senada disampaikan Suhardi (56). Pria yang sudah tinggal 35 tahun di sekitar Sungai Denai sama sekali belum pernah melihatnya.

“Mulai sungai ini lebar sampai sekarang kecil, saya belum pernah melihat yang adik ceritakan itu, tapi kalau pengemis sering lewat kemari. Bukan hanya itu, dulu juga pernah ada orang yang datang menawarkan sapu ijuk, mereka memang agak tua, tapi keduanya adalah wanita dan yang satunya cacat,” terangnya.

“Cerita itu, memang kedengarannya seram. Tapi di daerah ini (sekitar Jalan Garu) tidak pernah ada kakek seperti itu. Dan, kalau ada tentunya warga sekitar sudah heboh. Kalau isu-isu saja tidak ada nak. Yang kita kuatirkan, nanti warga Jalan Garu menjadi takut pulak dengan cerita itu. Saya juga jadi takut keluar rumah pakai sarung, dikira pulak seperti cerita itu,” serunya.(gib/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/