26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Equinox Bukan Heatwave

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
FENOMENA EQUINOX_Seorang wanita menggunakan payung untuk menghindari panas di Jalan Agus Salim Medan, Rabu (15/3) Fenomena Equinox adalah fenomena astronomi, yakni matahari melintas tepat di garis khatulistiwa, sehingga membuat suhu dan cuaca bertambah panas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Isu soal fenomena equinox bikin geger masyarakat. Bagaimana tidak, fenomena ini dikabarakan bisa menyebabkan suhu di Indonesia naik hingga mencapai 40 derajat celcius. Belum lagi bisa menyebabkan heatstroke.

Kemunculan isu tersebut menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir, kondisi suhu udara memang dirasa tinggi. Panas sampai ubun-ubun. Seperti di Kota Medan, sejak dua hari terakhir ini cuaca panas dimulai pukul 11.00 hingga pukul 16.00 masih terasa panasnya.

Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan, equinox adalah satu fenomena astronomi. Dimana, matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Saat fenomena ini berlangsung di luar, bagian bumi hampir relatif sama termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian Utara maupun Selatan.

“Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32 hingga 36 derajat celcius,” ujar Syahnan via selulernya, Rabu (15/3).

Diutarakannya, equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave (Gelombang Udara Panas, Red) yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah. Dimana, dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.

“BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox, sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang,” terangnya.

Dia menambahkan, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab atau basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa dan periode transisi atau pancaroba.

Lebih lanjut, dia menambahkan, ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.

Sedang di Jakarta, Rabu (15/3), suhu udara antara 32-33 derajat celcius. Menyikapi isu fenomena equinox yang berkembang, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yunus S Swarinoto meminta masyarakat tak perlu cemas atas fenomena equinox ini. Sebab, salah satu fenomena astronomi ini biasa terjadi setiap tahunnya.

Yunus membenarkan, bahwa fenomena dua kali setahun ini akan segera terjadi empat hari ke depan. Yakni, pada 20 Maret 2017. Diperkirakan, saat fenomena ini terjadi kondisi suhu udara di Indonesia berkisar antara 32-36 derajat celcius.

”Karena tepat di Katulistiwa, maka kondisi permukaan bumi di sekitarnya pun relatif lebih panas dari pada biasanya,” tuturnya.

Kepala Sub-Bidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko menambahkan, kondisi saat equinox ini sebetulnya tak jauh beda dengan kondisi suhu Indonesia maksimum. Di Jakarta, suhu maksimum bisa mencapai 36,5 derajat celcius. Sedangkan di wilayah-wilayah lain berkisar antara 33-35 derajat celcius. (ris/mia/jpg/ril)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
FENOMENA EQUINOX_Seorang wanita menggunakan payung untuk menghindari panas di Jalan Agus Salim Medan, Rabu (15/3) Fenomena Equinox adalah fenomena astronomi, yakni matahari melintas tepat di garis khatulistiwa, sehingga membuat suhu dan cuaca bertambah panas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Isu soal fenomena equinox bikin geger masyarakat. Bagaimana tidak, fenomena ini dikabarakan bisa menyebabkan suhu di Indonesia naik hingga mencapai 40 derajat celcius. Belum lagi bisa menyebabkan heatstroke.

Kemunculan isu tersebut menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir, kondisi suhu udara memang dirasa tinggi. Panas sampai ubun-ubun. Seperti di Kota Medan, sejak dua hari terakhir ini cuaca panas dimulai pukul 11.00 hingga pukul 16.00 masih terasa panasnya.

Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan, equinox adalah satu fenomena astronomi. Dimana, matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Saat fenomena ini berlangsung di luar, bagian bumi hampir relatif sama termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian Utara maupun Selatan.

“Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32 hingga 36 derajat celcius,” ujar Syahnan via selulernya, Rabu (15/3).

Diutarakannya, equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave (Gelombang Udara Panas, Red) yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah. Dimana, dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.

“BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox, sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang,” terangnya.

Dia menambahkan, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab atau basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa dan periode transisi atau pancaroba.

Lebih lanjut, dia menambahkan, ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.

Sedang di Jakarta, Rabu (15/3), suhu udara antara 32-33 derajat celcius. Menyikapi isu fenomena equinox yang berkembang, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yunus S Swarinoto meminta masyarakat tak perlu cemas atas fenomena equinox ini. Sebab, salah satu fenomena astronomi ini biasa terjadi setiap tahunnya.

Yunus membenarkan, bahwa fenomena dua kali setahun ini akan segera terjadi empat hari ke depan. Yakni, pada 20 Maret 2017. Diperkirakan, saat fenomena ini terjadi kondisi suhu udara di Indonesia berkisar antara 32-36 derajat celcius.

”Karena tepat di Katulistiwa, maka kondisi permukaan bumi di sekitarnya pun relatif lebih panas dari pada biasanya,” tuturnya.

Kepala Sub-Bidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko menambahkan, kondisi saat equinox ini sebetulnya tak jauh beda dengan kondisi suhu Indonesia maksimum. Di Jakarta, suhu maksimum bisa mencapai 36,5 derajat celcius. Sedangkan di wilayah-wilayah lain berkisar antara 33-35 derajat celcius. (ris/mia/jpg/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/