Sementara, seorang mantan jihadis yang meminta identitasnya tak dipublikasi mengatakan, Kota Tanjungbalai memang pernah menjadi basis jaringan teroris yang melakukan penyerangan di Sumut. Seperti penyerangan Polsek Hamparan Perak serta perampokan Bank CIMB Niaga.
“Tanjungbalai masih jadi tempat adanya terorisme, karena dahulu kami sempat membuat basis di sana. Mungkin sisa orang-orang yang pernah kami doktrin masih banyak. Tapi enggak ada kaitannya dengan kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, tidak sedikit jaringan teroris yang belum bertaubat memusuhinya serta menentangnya usai taubat. Lebih lanjut, jaringan teroris pasti manfaatkan keluarga, seperti anak dan istri serta menantu untuk melakukan penyerangan kepada target.
Pada umumnya, terorisnya melakukan penyerangan kepada aparat kepolisian karena ingin menimbulkan rasa takut. Oleh sebab itu, pola penyerangan jaringan teroris masih serupa seperti beberapa tahu lalu. Menurutnya, kisruh narapidana teroris Mako Brimob Kelapa Dua Depok menginspirasi para teroris atau mantan jihadis yang belum taubat untuk melakukan penyerangan.
Tapi, ia menolak beberkan keterangan secara mendetail lantaran sudah dapat imbauan dari kepolisian untuk tidak berkomentar di media. (omi/ain/adz)