Rusdi: Itu Fitnah…
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Kota Medan Rusdi Sinuraya membantah keras tudingan yang disampaikan Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan, Mulia Asri Rambe, yang menyebut sebagai provokator atau penyebab kisruh pengelolaan Pasar Peringgan.
Tudingan tersebut disampaikan Mulia usai rapat bersama dua kelompok pedagang yang bersiteru atas pengelolaan pasar tradisional tersebut di ruang rapat Komisi C. “Apa yang disampaikannya tidak benar dan fitnah, sebab tanpa ada bukti,” kata Rusdi, kemarin.
Rusdi merasa aneh dan heran dirinya dituding seperti itu. Padahal, ketika rapat bersama tersebut dirinya tidak ada di lokasi. “Saya tidak hadir di rapat itu, yang hadir direktur operasional dan administrasi, tapi kok malah saya yang diserang. Asal tahu saja, saya tidak ada kepentingan dalam persoalan ini,” ucapnya.
Diutarakan Rusdi, dirinya hanya melaksanakan tupoksinya sebagai pimpinan PD Pasar dan menjalankan kebijakan yang telah diputuskan yaitu pengelolaan dikelola PT Parbens.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan, Mulia Asri Rambe menuding bahwa kisruh pengelolaan Pasar Peringgan disebabkan oleh Dirut PD Pasar Kota Medan Rusdi Sinuraya. Alasannya, sikap PD Pasar mengutip pedagang Rp15 juta setelah pasar tersebut diambil alih PT Parbens.
“Dirut PD Pasar bingung, sementara uang sudah diambil dari pedagang. Makanya, dia provokasi pedagang untuk menolak PT Parbens,” kata Mulia yang akrab dipanggil Bayek.
Menurut Bayek, secara pribadi ia heran mengapa pedagang protes pengelolaan pasar itu diserahkan kepada pihak swasta. Sebab, berdasarkan rencana skema yang diterimanya, Pasar Peringgan akan jauh lebih baik. “Pasar Peringgan itu aset PD Pasar. Sementara, PD Pasar merupakan BUMD yang dimiliki Pemko Medan. Wali kota sebagai pemegang saham tentu punya keinginan membuat pasar menjadi lebih baik, sehingga pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga,” ujarnya. (ris/ila)
