25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Literasi Digital Penting Bagi Kebudayaan dan Pariwisata Daerah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Culture Knowledge meeupakan salah satu bentuk dari Literasi Digital Kebudayaan guna pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuan untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah.

Hal itu dilakatakan Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Labuhantu, Muhammad Zen Ajrai SPdi MM dalam paparannya pada Webinar Literasi Digital Labuhanbatu, Kamis (8/7). Dalam sesi Budaya Digital, Zen memaparkan tema Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital.

Disebutkan, dengan adanya internet, mempermudah masyarakat untuk dapat memperoleh beragam informasi dan menjalin komunikasi. “Internet juga dapaet dijadikan sebagai media promosi yang mampu dengan cepat menjangkau seluruh dunia,” ungkapnya.

Webinar Literasi Digital ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital. Kegiatan ini menggunakan platform di 77 kabupaten/kota area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan. Peserta berasal dari PNS, TNI/Polri, orang tua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.

Ada empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema. Kegiatan ini turut diikuti Pj Bupati Labuhanbatu, Mulyadi Simatupang Sapi, MSi sebagai keynote speaker.

Dalam sambutannya, Mulyadi Simatupang menjelaskantentang tujuan Literasi Digital. Tujuannya agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra-putri daerah melalui digital platform.

Narasumber lainnya, Ahmad Arisandi Tanjung (Jurnalis Sertifikat Muda) membahas mengenai sumber informasi berita palsu dan informasi palsu. Berita palsu umumnya disebarkan menggunakan sarana situs media online yang tidak terdaftar di Dewan Pers. Informasi palsu umumnya disebarkan dengan akun media sosial pribadi. “Verifikasi berita palsu media online dapat dilakukan dengan cara, verifikasi media, struktur penulisan, tidak disajikan berimbang, dan penanganan sengketa,” jelasnya.

Sedangkan pada Sesi Kecakapan Digital, Abdul Hamid Hasan (CEO Digiprener dan Relawan TIK) menjelaskan strategi bisnis melalui media online, bisnis online dapat memperbesar peluang bisnis seseorang dengan jangkauan yang luas, penting untuk mengetahui dimana dan apa yang dilakukan calon pelanggan. Strategi pemasaran efektif untuk kemajuan bisnis online antara lain, riset, gaungkan, online, promosi, dan relasi.

Narasumber terakhir pada sesi Keamanan Digital, DR Siti Nabilah (Praktisi Pendidikan) menjelaskan manfaat internet, diantaranya sebagai sarana mencari informasi, sarana mempermudah mencari referensi, dan lain-lain. Namun, ada juga bahaya pada internet, salah satunya cyberbully. Tentunya peran orang tua sangat penting dalam memberikan pengajaran internet, biasanya orang tua bisa dimulai dari memberikan kepercayaan pada anak, lalu mengedukasi, dan mengontrol.

“Diskusikan dengan anak siapa role model mereka di dunia digital. Jika mendapati anak mengakses konten negatif, coba tengkap perasaannya, cek pemahaman dan lakukan debrif persepsi yang tepat/benar,” sebutnya.

Webinar diakhiri oleh Rifqi Alfiyah (Duta Wisata Bangka Belitung dan Influencer dengan Followers 13,2 ribu). Rifqi menyimpulkan tema yang sudah diangkat dari para narasumber berupa, dengan adanya internet masyarakat dapat memperoleh informasi dan menjalin komunikasi. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menghindari anak dari bahaya internet dengan cara membangun komunikasi kelekatan. Lakukan riset tren pasar untuk segmentasi pasar yang tepat. Verifikasi media dengan cek nama media online di situs resmi Dewan Pers. (rel/dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Culture Knowledge meeupakan salah satu bentuk dari Literasi Digital Kebudayaan guna pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuan untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah.

Hal itu dilakatakan Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Labuhantu, Muhammad Zen Ajrai SPdi MM dalam paparannya pada Webinar Literasi Digital Labuhanbatu, Kamis (8/7). Dalam sesi Budaya Digital, Zen memaparkan tema Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital.

Disebutkan, dengan adanya internet, mempermudah masyarakat untuk dapat memperoleh beragam informasi dan menjalin komunikasi. “Internet juga dapaet dijadikan sebagai media promosi yang mampu dengan cepat menjangkau seluruh dunia,” ungkapnya.

Webinar Literasi Digital ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital. Kegiatan ini menggunakan platform di 77 kabupaten/kota area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan. Peserta berasal dari PNS, TNI/Polri, orang tua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.

Ada empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema. Kegiatan ini turut diikuti Pj Bupati Labuhanbatu, Mulyadi Simatupang Sapi, MSi sebagai keynote speaker.

Dalam sambutannya, Mulyadi Simatupang menjelaskantentang tujuan Literasi Digital. Tujuannya agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra-putri daerah melalui digital platform.

Narasumber lainnya, Ahmad Arisandi Tanjung (Jurnalis Sertifikat Muda) membahas mengenai sumber informasi berita palsu dan informasi palsu. Berita palsu umumnya disebarkan menggunakan sarana situs media online yang tidak terdaftar di Dewan Pers. Informasi palsu umumnya disebarkan dengan akun media sosial pribadi. “Verifikasi berita palsu media online dapat dilakukan dengan cara, verifikasi media, struktur penulisan, tidak disajikan berimbang, dan penanganan sengketa,” jelasnya.

Sedangkan pada Sesi Kecakapan Digital, Abdul Hamid Hasan (CEO Digiprener dan Relawan TIK) menjelaskan strategi bisnis melalui media online, bisnis online dapat memperbesar peluang bisnis seseorang dengan jangkauan yang luas, penting untuk mengetahui dimana dan apa yang dilakukan calon pelanggan. Strategi pemasaran efektif untuk kemajuan bisnis online antara lain, riset, gaungkan, online, promosi, dan relasi.

Narasumber terakhir pada sesi Keamanan Digital, DR Siti Nabilah (Praktisi Pendidikan) menjelaskan manfaat internet, diantaranya sebagai sarana mencari informasi, sarana mempermudah mencari referensi, dan lain-lain. Namun, ada juga bahaya pada internet, salah satunya cyberbully. Tentunya peran orang tua sangat penting dalam memberikan pengajaran internet, biasanya orang tua bisa dimulai dari memberikan kepercayaan pada anak, lalu mengedukasi, dan mengontrol.

“Diskusikan dengan anak siapa role model mereka di dunia digital. Jika mendapati anak mengakses konten negatif, coba tengkap perasaannya, cek pemahaman dan lakukan debrif persepsi yang tepat/benar,” sebutnya.

Webinar diakhiri oleh Rifqi Alfiyah (Duta Wisata Bangka Belitung dan Influencer dengan Followers 13,2 ribu). Rifqi menyimpulkan tema yang sudah diangkat dari para narasumber berupa, dengan adanya internet masyarakat dapat memperoleh informasi dan menjalin komunikasi. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menghindari anak dari bahaya internet dengan cara membangun komunikasi kelekatan. Lakukan riset tren pasar untuk segmentasi pasar yang tepat. Verifikasi media dengan cek nama media online di situs resmi Dewan Pers. (rel/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/