26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Sampai 6 Bulan tak Ada Tindakan

Keluhan Warga Soal Distribusi Air PDAM Tirtanadi

MEDAN-Sejak September lalu, Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan membuka posko Bulan Pengaduan Konsumen Air Minum dengan titik sasaran pelanggan PDAM Tirtanadi. Dari ratusan pelanggan yang mengeluh, kebanyakan menyoalkan distribusi air yang macet dan keruh.

Kondisi ini tak sesuai dengan mahalnya rekening air yang harus dibayar pelanggan setiap bulan. Tiap bulan kami bayar rekening air, belum lagi biaya administrasinya. Tapi Tirtanadi  tidak memperbaiki pelayanannya? terutama soal air ngadat. Kapan kami selaku konsumen ini bisa merasakan air lancar? Mulai buka mata bangun dari tidur, sampai mau tidur lagi malamnya, terpaksa terus menampung air,’’keluh Risnawati, pelanggan dari Cabang Sunggal pada acara Bulan Peningkatan Komunikasi Pelayanan Konsumen Air Minum yang digelar LAPK, Rabu (14/11).

Keluhan senada juga disampaikan beberapa pelanggan dari Cabang Delitua. Meski di daerah mereka termasuk kategori zona hijau (istilah dari Tirtanadi distribusi air lancar), namun tak lepas dari masalah air ngadat.’’Mungkin kami tak seperti Padang Bulan, Helvetia, Sei Agul yang masuk dalam zona merah ( debit air kecil alias sering ngadat). Tapi kami yang di zona hijau saja sering merasakan air macet-macet dan keruh,’’ keluh pelanggan  PDAM Tirtanadi dari Cabang Delitua. Senada juga diungkapkan rekannya.

Selain macet dan keruh, bau kaporit pada air Tirtanadi juga mengganggu kenyamanan warga. “Kami takut dampak dari mengonsumsi air kaporit Tirtanadi ini, ‘’ ucap seorang pria. Ir Zulkifli Lubis MT, Kepala Divisi Operasional Zona I PDAM Tirtanadi mengakui pihaknya butuh biaya besar untuk melancarkan distribusi air ke konsumen. “Untuk menaikkan tarif air butuh diusulkan dulu dari direksi, lalu disampaikn ke Gubernur Sumatera Utara,’’paparnya.
Menyoal air berkaporit, Zulkifli mengatakan, air kaporit berfungsi mematikan kuman dan tak perlu dicemaskan masyarakat.

Menurut Direktur LAPK, Farid Wajdi SH Mhum dibukanya posko bulan pengaduan pelayanan air, agar permasalahan tidak berlarut dan memperoleh solusi. “Tercatat kami sudah menerima 101 pengaduan, baik itu melalui SMS, email, telepon dan lainnya, ‘’ kata Farid. Dia mencontohkan, pengaduan air ngadat paling banyak dari Kecamatan Medan Denai.

Sementara di beberapa  daerah lain seperti kawasan Padang  Bulan, ada warga yang melapor  bahwa persoalan air  macet telah mereka sampaikan  ke call center Tirtanadi, tapi sampai 6 bulan tak ada tindakan apapun. “Semua  pengaduan warga tersebut sudah  kami tabulasi dan telah  kami sampaikan langsung ke  PDAM Tirtanadi,’’lanjutnya  seraya meminta pada warga agar menyampaikan keluhan, kritik dan saran ke LAPK melalui 061-75006541, fax 061-6618746.   (omi)

Keluhan Warga Soal Distribusi Air PDAM Tirtanadi

MEDAN-Sejak September lalu, Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan membuka posko Bulan Pengaduan Konsumen Air Minum dengan titik sasaran pelanggan PDAM Tirtanadi. Dari ratusan pelanggan yang mengeluh, kebanyakan menyoalkan distribusi air yang macet dan keruh.

Kondisi ini tak sesuai dengan mahalnya rekening air yang harus dibayar pelanggan setiap bulan. Tiap bulan kami bayar rekening air, belum lagi biaya administrasinya. Tapi Tirtanadi  tidak memperbaiki pelayanannya? terutama soal air ngadat. Kapan kami selaku konsumen ini bisa merasakan air lancar? Mulai buka mata bangun dari tidur, sampai mau tidur lagi malamnya, terpaksa terus menampung air,’’keluh Risnawati, pelanggan dari Cabang Sunggal pada acara Bulan Peningkatan Komunikasi Pelayanan Konsumen Air Minum yang digelar LAPK, Rabu (14/11).

Keluhan senada juga disampaikan beberapa pelanggan dari Cabang Delitua. Meski di daerah mereka termasuk kategori zona hijau (istilah dari Tirtanadi distribusi air lancar), namun tak lepas dari masalah air ngadat.’’Mungkin kami tak seperti Padang Bulan, Helvetia, Sei Agul yang masuk dalam zona merah ( debit air kecil alias sering ngadat). Tapi kami yang di zona hijau saja sering merasakan air macet-macet dan keruh,’’ keluh pelanggan  PDAM Tirtanadi dari Cabang Delitua. Senada juga diungkapkan rekannya.

Selain macet dan keruh, bau kaporit pada air Tirtanadi juga mengganggu kenyamanan warga. “Kami takut dampak dari mengonsumsi air kaporit Tirtanadi ini, ‘’ ucap seorang pria. Ir Zulkifli Lubis MT, Kepala Divisi Operasional Zona I PDAM Tirtanadi mengakui pihaknya butuh biaya besar untuk melancarkan distribusi air ke konsumen. “Untuk menaikkan tarif air butuh diusulkan dulu dari direksi, lalu disampaikn ke Gubernur Sumatera Utara,’’paparnya.
Menyoal air berkaporit, Zulkifli mengatakan, air kaporit berfungsi mematikan kuman dan tak perlu dicemaskan masyarakat.

Menurut Direktur LAPK, Farid Wajdi SH Mhum dibukanya posko bulan pengaduan pelayanan air, agar permasalahan tidak berlarut dan memperoleh solusi. “Tercatat kami sudah menerima 101 pengaduan, baik itu melalui SMS, email, telepon dan lainnya, ‘’ kata Farid. Dia mencontohkan, pengaduan air ngadat paling banyak dari Kecamatan Medan Denai.

Sementara di beberapa  daerah lain seperti kawasan Padang  Bulan, ada warga yang melapor  bahwa persoalan air  macet telah mereka sampaikan  ke call center Tirtanadi, tapi sampai 6 bulan tak ada tindakan apapun. “Semua  pengaduan warga tersebut sudah  kami tabulasi dan telah  kami sampaikan langsung ke  PDAM Tirtanadi,’’lanjutnya  seraya meminta pada warga agar menyampaikan keluhan, kritik dan saran ke LAPK melalui 061-75006541, fax 061-6618746.   (omi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/