27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Covid-19 di Medan Kembali Meningkat, 7 Pasien Kembali Huni Isoter

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 kembali meningkat di Kota Medan dalam beberapa hari belakangan ini. Bahkan, Isolasi Terpusat (Isoter) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan yang sempat kosong, kini telah kembali diaktifkan karena terisi oleh pasien positif corona.

KEPALA Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufik Ririansyah mengakui, saat ini kasus baru Covid-19 kembali melonjak. Lonjakan kasus terjadi, menurut dia, setelah libur panjang natal dan tahun baru (nataru). “Betul, lagi naik ini (kasus baru Covid-19). Kemungkinan, setelah libur panjang nataru,” ujar Taufik, Jumat (28/1).

Taufik menyebutkan, jumlah pasien positif corona yang dirawat hingga Rabu (27/1) mencapai 79 orang. Para pasien ada yang dirawat di rumah sakit, isolasi mandiri dan juga isolasi terpusat. “Kenaikan kasus baru tersebut mulai awal Januari sampai sekarang. Misalnya, pada Selasa (25/1) ada 16 kasus (positif corona). Kemudian, pada Rabu (26/1) naik menjadi 23 kasus dan Kamis (27/1) 16 kasus. Jadi, penambahan kasus baru per hari tersebut bisa dibilang lumayan lah, cukup tinggi (dari normalnya di bawah 10 kasus),” sebutnya.

Namun demikian, Taufik mengaku, sebagian pasien sudah ada yang sembuh. Akan tetapi, tidak disebutkan secara detail berapa banyak pasien yang sudah sembuh tersebut. “Ada beberapa pasien diantaranya sudah sembuh, dan hasil swab test negatif Covid-19,” akunya.

Dikatakan Taufik, saat ini ada 7 pasien positif corona tengah menjalani karantina di Isolasi Terpusat P4TK Medan. “Sampai kemarin (Kamis, 27/1), ada 7 orang yang dirawat di Isoter P4TK dengan gejala ringan. Mereka semua merupakan warga Medan, tetapi saya tidak saya lupa asal wilayahnya dari mana saja,” katanya.

Taufik menyatakan, adanya pasien di Isolasi Terpusat P4TK Medan, artinya tempat isolasi tersebut telah kembali diaktifkan. “Ada petugas di sana (di isolasi terpusat P4TK Medan), mulai dari perawat, Satpol PP, dokter dan sebagainya,” ucap dia.

Lebih lanjut Taufik mengatakan, kembali meningkatnya kasus baru corona ini, petugas dari Satgas Covid-19 Kota Medan nantinya akan turun ke lapangan melakukan pengawasan. “Meski Kota Medan berstatus PPKM level 1, pembatasan tetap ada dan harus dipatuhi,” tuturnya.

Terkait dua warga Medan Johor yang suspek atau diduga tertular varian baru Omicron, Taufik belum bisa memastikan. Sebab, untuk memastikan keduanya tertular Omicron harus melalui pemeriksaan sampel di laboratorium Litbangkes Kemenkes Jakarta. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel swab dua pasien tersebut,” tukasnya.

Sementara itu, data terkini BPBD Kota Medan terkait jumlah kasus Covid-19 pada Jumat (28/1), terjadi penambahan kasus baru positif sebanyak 30 kasus, sehingga totalnya menjadi 48.234 kasus. Sedangkan kasus sembuh bertambah 6 kasus, sehingga akumulasinya 47.196 kasus. Terkait jumlah meninggal akibat terinfeksi corona, tidak ada penambahan dan jumlahnya masih tetap 919 kasus. Untuk pasien dirawat, angkanya meningkat menjadi 119 kasus dari sehari sebelumnya 95 kasus.

Diketahui sebelumnya, pasangan suami istri, warga Perumahan Johor Indah Permai (JIP) 1, Gedung Johor, Medan Johor, dikabarkan terjangkit varian Omicron. Camat Medan Johor Chandra Dalimunthe mengatakan, kedua warga Johor Indah Permai itu terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani pemeriksaan swab PCR di Rumah Sakit Mitra Medika Medan. “Keduanya tengah dirawat di RSU Malahayati Medan. Tapi, apakah mereka terjangkit Omicron atau tidak kita belum tahu. Kan masih harus menunggu hasil dari laboratorium di Jakarta,” kata Chandra, Kamis (27/1).

Belum Berencana Hentikan PTM

Meski penyebaran kasus baru terkonfirmasi Covid-19 kembali meningkat, namun belum ada rencana untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, drg Ismail Lubis menyatakan, PTM terbatas masih terus berlanjut.

Namun, jika pihak Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuat surat edaran menutup kembali PTM, maka tentu diambil kebijakan, setelah mengadakan rapat dengan dinas dan pemerintahan terkait. “Kita pasti akan rapatkan kembali dengan gubernur dan dinas pendidikan. Tapi, pastinya tetap kita mendukung program pemerintah dan kementerian,” ujarnya, kemarin (27/1).

Menurut Ismail, beberapa bulan terakhir angka terkonfirmasi positif di Sumut menurun, sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih bisa dilaksanakan. Namun demikian, kondisinya berbeda dengan Kota Medan. “Wilayah Sumut itu sudah ada 28 kabupaten/kota berstatus PPKM Level 1, tinggal 5 wilayah lagi level 2,” katanya.

Ismail mengaku, pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun sudah banyak dilakukan kabupaten/kota di Sumut. Karena itu, intensitas belajar di sekolah masih memungkinkan. “Vaksinasi anak sudah semua kabupaten/kota melaksanakan, sehingga masih memungkinkan untuk belajar di sekolah,” ucapnya.

Dia berharap, kepada seluruh tenaga kependidikan dan siswa agar terus disiplin protokol kesehatan selama di ruang lingkup sekolah. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. “Kuncinya disiplin protokol kesehatan terus dijaga dan juga vaksinasi,” pungkasnya.

Diketahui, menurut data Dinas Kesehatan Kota Medan pada Selasa (25/1), tercatat sebanyak 16 kasus baru ditemukan dalam sehari. Dengan penambahan itu, dalam waktu empat hari terakhir telah terjadi penambahan 42 kasus baru di Medan, sehingga akumulasinya menjadi 48.165 kasus. (ris)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 kembali meningkat di Kota Medan dalam beberapa hari belakangan ini. Bahkan, Isolasi Terpusat (Isoter) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan yang sempat kosong, kini telah kembali diaktifkan karena terisi oleh pasien positif corona.

KEPALA Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufik Ririansyah mengakui, saat ini kasus baru Covid-19 kembali melonjak. Lonjakan kasus terjadi, menurut dia, setelah libur panjang natal dan tahun baru (nataru). “Betul, lagi naik ini (kasus baru Covid-19). Kemungkinan, setelah libur panjang nataru,” ujar Taufik, Jumat (28/1).

Taufik menyebutkan, jumlah pasien positif corona yang dirawat hingga Rabu (27/1) mencapai 79 orang. Para pasien ada yang dirawat di rumah sakit, isolasi mandiri dan juga isolasi terpusat. “Kenaikan kasus baru tersebut mulai awal Januari sampai sekarang. Misalnya, pada Selasa (25/1) ada 16 kasus (positif corona). Kemudian, pada Rabu (26/1) naik menjadi 23 kasus dan Kamis (27/1) 16 kasus. Jadi, penambahan kasus baru per hari tersebut bisa dibilang lumayan lah, cukup tinggi (dari normalnya di bawah 10 kasus),” sebutnya.

Namun demikian, Taufik mengaku, sebagian pasien sudah ada yang sembuh. Akan tetapi, tidak disebutkan secara detail berapa banyak pasien yang sudah sembuh tersebut. “Ada beberapa pasien diantaranya sudah sembuh, dan hasil swab test negatif Covid-19,” akunya.

Dikatakan Taufik, saat ini ada 7 pasien positif corona tengah menjalani karantina di Isolasi Terpusat P4TK Medan. “Sampai kemarin (Kamis, 27/1), ada 7 orang yang dirawat di Isoter P4TK dengan gejala ringan. Mereka semua merupakan warga Medan, tetapi saya tidak saya lupa asal wilayahnya dari mana saja,” katanya.

Taufik menyatakan, adanya pasien di Isolasi Terpusat P4TK Medan, artinya tempat isolasi tersebut telah kembali diaktifkan. “Ada petugas di sana (di isolasi terpusat P4TK Medan), mulai dari perawat, Satpol PP, dokter dan sebagainya,” ucap dia.

Lebih lanjut Taufik mengatakan, kembali meningkatnya kasus baru corona ini, petugas dari Satgas Covid-19 Kota Medan nantinya akan turun ke lapangan melakukan pengawasan. “Meski Kota Medan berstatus PPKM level 1, pembatasan tetap ada dan harus dipatuhi,” tuturnya.

Terkait dua warga Medan Johor yang suspek atau diduga tertular varian baru Omicron, Taufik belum bisa memastikan. Sebab, untuk memastikan keduanya tertular Omicron harus melalui pemeriksaan sampel di laboratorium Litbangkes Kemenkes Jakarta. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel swab dua pasien tersebut,” tukasnya.

Sementara itu, data terkini BPBD Kota Medan terkait jumlah kasus Covid-19 pada Jumat (28/1), terjadi penambahan kasus baru positif sebanyak 30 kasus, sehingga totalnya menjadi 48.234 kasus. Sedangkan kasus sembuh bertambah 6 kasus, sehingga akumulasinya 47.196 kasus. Terkait jumlah meninggal akibat terinfeksi corona, tidak ada penambahan dan jumlahnya masih tetap 919 kasus. Untuk pasien dirawat, angkanya meningkat menjadi 119 kasus dari sehari sebelumnya 95 kasus.

Diketahui sebelumnya, pasangan suami istri, warga Perumahan Johor Indah Permai (JIP) 1, Gedung Johor, Medan Johor, dikabarkan terjangkit varian Omicron. Camat Medan Johor Chandra Dalimunthe mengatakan, kedua warga Johor Indah Permai itu terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani pemeriksaan swab PCR di Rumah Sakit Mitra Medika Medan. “Keduanya tengah dirawat di RSU Malahayati Medan. Tapi, apakah mereka terjangkit Omicron atau tidak kita belum tahu. Kan masih harus menunggu hasil dari laboratorium di Jakarta,” kata Chandra, Kamis (27/1).

Belum Berencana Hentikan PTM

Meski penyebaran kasus baru terkonfirmasi Covid-19 kembali meningkat, namun belum ada rencana untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, drg Ismail Lubis menyatakan, PTM terbatas masih terus berlanjut.

Namun, jika pihak Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuat surat edaran menutup kembali PTM, maka tentu diambil kebijakan, setelah mengadakan rapat dengan dinas dan pemerintahan terkait. “Kita pasti akan rapatkan kembali dengan gubernur dan dinas pendidikan. Tapi, pastinya tetap kita mendukung program pemerintah dan kementerian,” ujarnya, kemarin (27/1).

Menurut Ismail, beberapa bulan terakhir angka terkonfirmasi positif di Sumut menurun, sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih bisa dilaksanakan. Namun demikian, kondisinya berbeda dengan Kota Medan. “Wilayah Sumut itu sudah ada 28 kabupaten/kota berstatus PPKM Level 1, tinggal 5 wilayah lagi level 2,” katanya.

Ismail mengaku, pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun sudah banyak dilakukan kabupaten/kota di Sumut. Karena itu, intensitas belajar di sekolah masih memungkinkan. “Vaksinasi anak sudah semua kabupaten/kota melaksanakan, sehingga masih memungkinkan untuk belajar di sekolah,” ucapnya.

Dia berharap, kepada seluruh tenaga kependidikan dan siswa agar terus disiplin protokol kesehatan selama di ruang lingkup sekolah. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. “Kuncinya disiplin protokol kesehatan terus dijaga dan juga vaksinasi,” pungkasnya.

Diketahui, menurut data Dinas Kesehatan Kota Medan pada Selasa (25/1), tercatat sebanyak 16 kasus baru ditemukan dalam sehari. Dengan penambahan itu, dalam waktu empat hari terakhir telah terjadi penambahan 42 kasus baru di Medan, sehingga akumulasinya menjadi 48.165 kasus. (ris)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/