31 C
Medan
Thursday, March 13, 2025

Go-Jek Lebarkan Sayap ke Medan, Rawan Rebutan Pasar?

REBUTAN PASAR
Di sisi lain, jika diamati dari sisi sosialnya di tengah masyarakat, kehadiran Go-Jek rawan menimbulkan konflik. Ini akan terjadi jika tidak ada peran proaktif pemerintah dalam mengkaji keberadaan Go-Jek.

Konflik ini akan terjadi antar Go-Jek dengan rivalnya yang sudah lebih dulu masyhur di Medan yaitu Becak Bermotor (Betor).

Hal ini dikatakan pengamat sosial Sumut, Drs. Wara Sinuhaji, M.Hum. Pemerintah dikatakan Wara selama ini akan bertindak ketika ada kejadian. Ini sangat disayangkan. Untuk itu, Wara mengingatkan, sebelum konflik itu terjadi pemerintah harus mengawasi kehadiran Go-Jek. Dirinya menilai Go -Jek dan Betor memiliki kelebihan yang tidak jauh berbeda. Perebutan pasar yang tidak sehat terlihat jelas.

“Masak pemerintah enggak tahu kehadiran Go-Jek rawan konflik? Memang pemerintah ini kalau ada kejadian baru turun. Cobalah lihat mana ada hal baru yang dibuat pemerintah. Rata-rata kejadian dulu baru pemerintah melengkapi. Seolah-olah itu pemerintah yang membuatnya padahal tidak. Jadi cobalah agar keberadaan Go-Jek tidak terjadi konflik nantinya,” ungkapnya sembari mengatakan Dishub Kota Medan harus berperan aktif dalam hal itu.

Saat ini dikatakan Wara, Go-Jek belumlah merakyat. Sehingga kurang pas jika hadir di tengah kota. Wara menilai Go-Jek lebih pas jika hadir di perbatasan Medan seperti Kab. Deli Serdang dan Binjai.

“Di Medan ini transportasinya betor. Bukan Ojek. Beda sama di Jakarta sana yang udah melarang becak. Walau sebenarnya waktu zaman Rangkuti dulu jadi Walikota Medan, keberadaan becak sudah dilarang,” ujarnya.

Namun bagaimanapun, kehadiran Go-Jek di Medan tidak dapat dicegah. Apalagi pengendara Go-Jek mengaku penghasilannya bertambah saat direkrut oleh perusahaan Go-Jek. Dengan sistem teknologi mutakhir, meraih pelanggan bukanlah hal yang sulit.

Hanya saja, Wara menyarankan ada pihak swasta yang mau menggandeng Betor dengan perlakuan sama seperti Go-Jek. Inilah salah satu bentuk antisipasi agar konflik terhindari. “Jadi kalau ada yang mau menggorganisir Betor seperti Go-Jek, itu bagus sekali. Jadi semua tersafatr dan Betornya sendiri bisa dalam keadaan yang memenuhi standar. Lihatlah betor sekarang bentuknya entah cemana-mana dibuat sesuka hati,”tandasnya. (win/deo)

REBUTAN PASAR
Di sisi lain, jika diamati dari sisi sosialnya di tengah masyarakat, kehadiran Go-Jek rawan menimbulkan konflik. Ini akan terjadi jika tidak ada peran proaktif pemerintah dalam mengkaji keberadaan Go-Jek.

Konflik ini akan terjadi antar Go-Jek dengan rivalnya yang sudah lebih dulu masyhur di Medan yaitu Becak Bermotor (Betor).

Hal ini dikatakan pengamat sosial Sumut, Drs. Wara Sinuhaji, M.Hum. Pemerintah dikatakan Wara selama ini akan bertindak ketika ada kejadian. Ini sangat disayangkan. Untuk itu, Wara mengingatkan, sebelum konflik itu terjadi pemerintah harus mengawasi kehadiran Go-Jek. Dirinya menilai Go -Jek dan Betor memiliki kelebihan yang tidak jauh berbeda. Perebutan pasar yang tidak sehat terlihat jelas.

“Masak pemerintah enggak tahu kehadiran Go-Jek rawan konflik? Memang pemerintah ini kalau ada kejadian baru turun. Cobalah lihat mana ada hal baru yang dibuat pemerintah. Rata-rata kejadian dulu baru pemerintah melengkapi. Seolah-olah itu pemerintah yang membuatnya padahal tidak. Jadi cobalah agar keberadaan Go-Jek tidak terjadi konflik nantinya,” ungkapnya sembari mengatakan Dishub Kota Medan harus berperan aktif dalam hal itu.

Saat ini dikatakan Wara, Go-Jek belumlah merakyat. Sehingga kurang pas jika hadir di tengah kota. Wara menilai Go-Jek lebih pas jika hadir di perbatasan Medan seperti Kab. Deli Serdang dan Binjai.

“Di Medan ini transportasinya betor. Bukan Ojek. Beda sama di Jakarta sana yang udah melarang becak. Walau sebenarnya waktu zaman Rangkuti dulu jadi Walikota Medan, keberadaan becak sudah dilarang,” ujarnya.

Namun bagaimanapun, kehadiran Go-Jek di Medan tidak dapat dicegah. Apalagi pengendara Go-Jek mengaku penghasilannya bertambah saat direkrut oleh perusahaan Go-Jek. Dengan sistem teknologi mutakhir, meraih pelanggan bukanlah hal yang sulit.

Hanya saja, Wara menyarankan ada pihak swasta yang mau menggandeng Betor dengan perlakuan sama seperti Go-Jek. Inilah salah satu bentuk antisipasi agar konflik terhindari. “Jadi kalau ada yang mau menggorganisir Betor seperti Go-Jek, itu bagus sekali. Jadi semua tersafatr dan Betornya sendiri bisa dalam keadaan yang memenuhi standar. Lihatlah betor sekarang bentuknya entah cemana-mana dibuat sesuka hati,”tandasnya. (win/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru