26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Nomor Urut Cuma Identitas

MEDAN- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut telah resmi menetapkan nomor urut lima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumut di Hotel Grand Angkasa. Nomor urut tersebut akan menjadi identitas saat kampanye dan juga akan diterakan pada lembaran surat suara untuk memudahkan calon pemilih saat melakukan penjoblosan pada 7 Maret 2013 mendatang.

Dosen Komunikasi FISIP USU, Syafrudin Pohan, Sabtu (15/12), mengatakan, dalam perspektif komunikasi politik, nomor urut bagi pasangan tersebut tak lain hanya sebagai identitas saja. Karena yang lebih penting di masyarakat adalah bagaimana figur setiap pasangan serta apa strategi pemenangan yang dilakukan oleh tim sukses untuk memenangkan pentas demokrasi mendatang.

“Selama ini angka hanya sebagai identitas setiap pasangan calon. Memang jika kreatif tim kampanye pasangan calon dapat membuat nomor urut ini untuk mencari simpati masyarakat. Mereka menggunakan angka sebagai sesuatu ikon atau apapun itu sehingga lebih melekat dihati para calon pemilih dan membuat masyarakat tertarik sedemikian cepat. Tapi saya pikir untuk nomor urut ini hanya sebagai identitas saja,” ujarnya.
Menurut Syafrudin, nomor urut bukan berarti membuat pasangan calon semakin populer. Ini dikarenakan masyarakat semakin pintar dalam memilih figur serta track record setiap pasangan. “Seperti saya bilang tadi, nomor itu hanya identitas saja sebenarnya. Misalnya saja, pasangan cagub dan cawagub menganggap nomor urut mereka cantik. Tapi bila mereka tidak memberikan sesuatu yang menjanjikan kepada masyarakat, orang tidak akan memilih nomor juga kan. Sekarang yang lebih ditekankan adalah bagaimana figur pasangan ini di mata masyarakat,” jelasnya.

Disebutkannya, yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah bagaimana pasangan yang nantinya terpilih bisa membawa Sumut menjadi lebih baik. Tak hanya visi dan misi, namun bukti konkret sangat berpengaruh. Untuk itu, setiap pasangan cagub dan cawagub harus pandai-pandai menarik simpati masyarakat.

“Tentunya masyarakat akan lebih memilih figur yang lebih intens berada di Sumut dengan kata lain lebih mengenal daerah nya dan apa yang dibutuhkan masyarakatnya. Ketimbang orang yang hanya pada saat pemilihan saja ‘turun gunung’ ke Sumut. Begitupun, itu bukan sebuah halangan kalau figur itu bukan berasal dari Sumut. Karena berpulang kembali pada figur itu sendiri. Kalau memang dia bisa menarik simpati masyarakat, kenapa tidak,” ungkapnya.

Lanjut Syafrudin, kelima pasangan cagub dan cawagub Sumut ini tentunya punya peluang yang sama. “Saya kira tidak satupun yang bisa kita remehkan. Masyarakat pasti lebih pintar memilih siapa yang pantas memimpin Sumut. Bagi pasangan yang dapat lebih berkomunikasi dengan masyarakat, sudah punya pengalaman apalagi agak jauh dari isu-isu kurang sedap seperti korupsi, saya pikir peluangnya cukup baik. Tapi pasangan lain tentu tidak akan berdiam diri. Mereka dan tim kampanye nya pasti mempunyai strategi khusus pemenangan pada pilgub mendatang,” ucapnya.

Seperti diketahui, nomor urut pasangan cagub dan cawagub Sumut yakni Gus Irawan-Soekirman memperoleh nomor urut 1, nomor urut 2 ditempati Effendi Simbolon-Djumiran Abdi, Chairuman-Fadly memperoleh nomor urut 3, sedangkan Amri Tambunan-RE Nainggolan memperoleh nomor urut 4, pasangan Gatot-Tengku Erry memperoleh nomor urut 5. Kelima pasangan ini diusung partai politik.
Pencabutan nomor urut kemarin berlangsung lancar dan tertib. Seluruh pasangan calon menerima hasil pencabutan nomor dengan meneken berita acara KPUD. (far)

MEDAN- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut telah resmi menetapkan nomor urut lima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumut di Hotel Grand Angkasa. Nomor urut tersebut akan menjadi identitas saat kampanye dan juga akan diterakan pada lembaran surat suara untuk memudahkan calon pemilih saat melakukan penjoblosan pada 7 Maret 2013 mendatang.

Dosen Komunikasi FISIP USU, Syafrudin Pohan, Sabtu (15/12), mengatakan, dalam perspektif komunikasi politik, nomor urut bagi pasangan tersebut tak lain hanya sebagai identitas saja. Karena yang lebih penting di masyarakat adalah bagaimana figur setiap pasangan serta apa strategi pemenangan yang dilakukan oleh tim sukses untuk memenangkan pentas demokrasi mendatang.

“Selama ini angka hanya sebagai identitas setiap pasangan calon. Memang jika kreatif tim kampanye pasangan calon dapat membuat nomor urut ini untuk mencari simpati masyarakat. Mereka menggunakan angka sebagai sesuatu ikon atau apapun itu sehingga lebih melekat dihati para calon pemilih dan membuat masyarakat tertarik sedemikian cepat. Tapi saya pikir untuk nomor urut ini hanya sebagai identitas saja,” ujarnya.
Menurut Syafrudin, nomor urut bukan berarti membuat pasangan calon semakin populer. Ini dikarenakan masyarakat semakin pintar dalam memilih figur serta track record setiap pasangan. “Seperti saya bilang tadi, nomor itu hanya identitas saja sebenarnya. Misalnya saja, pasangan cagub dan cawagub menganggap nomor urut mereka cantik. Tapi bila mereka tidak memberikan sesuatu yang menjanjikan kepada masyarakat, orang tidak akan memilih nomor juga kan. Sekarang yang lebih ditekankan adalah bagaimana figur pasangan ini di mata masyarakat,” jelasnya.

Disebutkannya, yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah bagaimana pasangan yang nantinya terpilih bisa membawa Sumut menjadi lebih baik. Tak hanya visi dan misi, namun bukti konkret sangat berpengaruh. Untuk itu, setiap pasangan cagub dan cawagub harus pandai-pandai menarik simpati masyarakat.

“Tentunya masyarakat akan lebih memilih figur yang lebih intens berada di Sumut dengan kata lain lebih mengenal daerah nya dan apa yang dibutuhkan masyarakatnya. Ketimbang orang yang hanya pada saat pemilihan saja ‘turun gunung’ ke Sumut. Begitupun, itu bukan sebuah halangan kalau figur itu bukan berasal dari Sumut. Karena berpulang kembali pada figur itu sendiri. Kalau memang dia bisa menarik simpati masyarakat, kenapa tidak,” ungkapnya.

Lanjut Syafrudin, kelima pasangan cagub dan cawagub Sumut ini tentunya punya peluang yang sama. “Saya kira tidak satupun yang bisa kita remehkan. Masyarakat pasti lebih pintar memilih siapa yang pantas memimpin Sumut. Bagi pasangan yang dapat lebih berkomunikasi dengan masyarakat, sudah punya pengalaman apalagi agak jauh dari isu-isu kurang sedap seperti korupsi, saya pikir peluangnya cukup baik. Tapi pasangan lain tentu tidak akan berdiam diri. Mereka dan tim kampanye nya pasti mempunyai strategi khusus pemenangan pada pilgub mendatang,” ucapnya.

Seperti diketahui, nomor urut pasangan cagub dan cawagub Sumut yakni Gus Irawan-Soekirman memperoleh nomor urut 1, nomor urut 2 ditempati Effendi Simbolon-Djumiran Abdi, Chairuman-Fadly memperoleh nomor urut 3, sedangkan Amri Tambunan-RE Nainggolan memperoleh nomor urut 4, pasangan Gatot-Tengku Erry memperoleh nomor urut 5. Kelima pasangan ini diusung partai politik.
Pencabutan nomor urut kemarin berlangsung lancar dan tertib. Seluruh pasangan calon menerima hasil pencabutan nomor dengan meneken berita acara KPUD. (far)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/