27 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Nafsiah Masih Setengah Hati Dukung Dahlan jadi Capres

FOTO: THOMAS KUKUH/JPNN.com  Dahlan Iskan saat diarak dari Hotel Pasundan ke Hotel Harris Bandung, tempat dilaksanakannya debat capres peserta Konvensi Partai Demokrat,  Rabu (5/2). Dahlan sesekali menyapa dan menyalami warga yang sangat antusias atas kedatangannya di Bandung.
FOTO: THOMAS KUKUH/JPNN.com
Dahlan Iskan saat diarak dari Hotel Pasundan ke Hotel Harris Bandung, tempat dilaksanakannya debat capres peserta Konvensi Partai Demokrat, Rabu (5/2). Dahlan sesekali menyapa dan menyalami warga yang sangat antusias atas kedatangannya di Bandung.

Kehadiran Nafsiah Sabri dalam setiap debat konvensi Partai Demokrat untuk menemani suami tercinta, Dahlan Iskan, tak bertanda bahwa ia memberikan dukungan penuh. Pada JPNN.com, wanita yang lahir pada 11 Agustus 1953 ini mengaku masih setengah hati mengikhlaskan suaminya berjuang menjadi Presiden 2014.

Yessy Artada, Surabaya

Siang itu Dahlan baru saja landing dari Bandara Juanda, Surabaya. Sebelum bertarung debat konvensi Kamis (13/2) malam di Grand City Surabaya, Dahlan menyempatkan pulang ke kediamannya di Jalan Bali, Surabaya.

Sampai di rumah nan sejuk itu, Dahlan disambut istri tercinta. Ya Nafsiah memang lebih dulu berangkat ke Surabaya dibanding Dahlan. Tujuannya adalah untuk menyiapkan berbagai santap siang di rumah. Wanita yang saban hari mengenakan kerudung itu memang hobi memasak.

Di meja makan berukuran sedang itu, Nafsiah sudah menyiapkan beberapa masakan. Ada sayur, nasi tiga termos berukuran kecil, ikan lele, sambal, sayur lodeh, ayam goreng, tahu, kerupuk, lalapan dan berbagai buah seperti rambutan dan kelengkeng.

“Tuh enggak ada salahnya kan saya pulang ke Surabaya duluan, biar bisa masakin buat kalian,” ujar Nafsiah yang siang itu masih mengenakan daster usai memasak.

Tak berselang lama usai santap siang, sekitar 20 menit, Dahlan langsung pamit bersama rombongan untuk rapat dengan BUMN. Kali ini Nafsiah memang tak ikut bersama Dahlan, sebab dia masih harus membereskan rumah yang sudah jarang mereka tinggali itu.

Sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB, Nafsiah sudah menunggu Dahlan di Balai Wartawan, jalan Taman Apsari Surabaya. Meski Surabaya sore itu diguyur hujan deras, Nafsiah tetap mendampingi Dahlan. Dari tempat itu, Nafsiah mendampingi mantan Dirut PLN itu menuju tempat debat konvensi Partai Demokrat.

Dengan menggunakan baju berwarna putih senada dengan Dahlan, Nafsiah tak henti mengumbar senyum pada siapa saja yang ia temui. Namun siapa sangka meski setia selalu mendampingi Dahlan dalam mengikuti debat konvensi Partai Demokrat, Nafsiah belum seratus persen memberikan izin.

Wanita yang sudah 40 tahun hidup bersama Dahlan itu mempunyai alasan tersendiri mengapa dia masih setengah hati mendukung suaminya.

“(Dukung) setengah,” jawab Nafsiah sembari tersenyum. Dahlan yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum simpul ke arah Nafsiah.

Nafsiah khawatir bila suaminya berkerja terlalu keras, terlebih Dahlan pernah berbulan-bulan mendekam di rumah sakit pasca operasi transpalasi hati.

“Khawatir abah (panggilan Nafsiah pada Dahlan-red) kalau sakit lagi. Bagaimanapun sebagai istri kita cemas. Di hari biasa saja bapak kerjanya luar biasa dan pernah berjuang mati-matian dengan penyakitnya,” papar Nafsiah.

Kendati begitu, dari lubuk hatinya, Nafsiah selalu mendoakan Dahlan agar selalu sehat dalam menjalankan aktivitasnya. Makanya bila tak ada kegiatan, Nafsiah kerap mendampingi menteri BUMN itu bila ada tugas keluar kota, termasuk saat debat konvensi.

Nafsiah juga kerap bawel mengingatkan Dahlan untuk selalu minum obat. Ya, karena beberapa jam sekali Dahlan kudu minum obat pasca operasi hati beberapa tahun lalu.

Di sela-sela kegiatan yang padat, Nafsiah kerap menyodorkan obat dan air putih pada Dahlan. Tak peduli di manapun Dahlan berada.

Ibu dua anak ini juga selalu mengingatkan Dahlan agar tak terlalu ngoyo dalam mengejar sesuatu. Kata Nafsiah biarkan Allah yang memberikan jalan. “Enggak perlu berjuang mati-matian, karena kita masih punya Allah. Saya berdoa semoga semua mulus dan lancar,” harapnya.

Mengenai rating Dahlan yang selalu unggul, Nafsiah bangga. Hanya saja dia menyerahkan semua itu pada takdir Tuhan. “Ya Alhamdulillah, artinya bapak banyak diterima masyarakat. Kita serahkan saja pada Allah hasilnya,” pungkasnya. (chi/jpnn)

FOTO: THOMAS KUKUH/JPNN.com  Dahlan Iskan saat diarak dari Hotel Pasundan ke Hotel Harris Bandung, tempat dilaksanakannya debat capres peserta Konvensi Partai Demokrat,  Rabu (5/2). Dahlan sesekali menyapa dan menyalami warga yang sangat antusias atas kedatangannya di Bandung.
FOTO: THOMAS KUKUH/JPNN.com
Dahlan Iskan saat diarak dari Hotel Pasundan ke Hotel Harris Bandung, tempat dilaksanakannya debat capres peserta Konvensi Partai Demokrat, Rabu (5/2). Dahlan sesekali menyapa dan menyalami warga yang sangat antusias atas kedatangannya di Bandung.

Kehadiran Nafsiah Sabri dalam setiap debat konvensi Partai Demokrat untuk menemani suami tercinta, Dahlan Iskan, tak bertanda bahwa ia memberikan dukungan penuh. Pada JPNN.com, wanita yang lahir pada 11 Agustus 1953 ini mengaku masih setengah hati mengikhlaskan suaminya berjuang menjadi Presiden 2014.

Yessy Artada, Surabaya

Siang itu Dahlan baru saja landing dari Bandara Juanda, Surabaya. Sebelum bertarung debat konvensi Kamis (13/2) malam di Grand City Surabaya, Dahlan menyempatkan pulang ke kediamannya di Jalan Bali, Surabaya.

Sampai di rumah nan sejuk itu, Dahlan disambut istri tercinta. Ya Nafsiah memang lebih dulu berangkat ke Surabaya dibanding Dahlan. Tujuannya adalah untuk menyiapkan berbagai santap siang di rumah. Wanita yang saban hari mengenakan kerudung itu memang hobi memasak.

Di meja makan berukuran sedang itu, Nafsiah sudah menyiapkan beberapa masakan. Ada sayur, nasi tiga termos berukuran kecil, ikan lele, sambal, sayur lodeh, ayam goreng, tahu, kerupuk, lalapan dan berbagai buah seperti rambutan dan kelengkeng.

“Tuh enggak ada salahnya kan saya pulang ke Surabaya duluan, biar bisa masakin buat kalian,” ujar Nafsiah yang siang itu masih mengenakan daster usai memasak.

Tak berselang lama usai santap siang, sekitar 20 menit, Dahlan langsung pamit bersama rombongan untuk rapat dengan BUMN. Kali ini Nafsiah memang tak ikut bersama Dahlan, sebab dia masih harus membereskan rumah yang sudah jarang mereka tinggali itu.

Sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB, Nafsiah sudah menunggu Dahlan di Balai Wartawan, jalan Taman Apsari Surabaya. Meski Surabaya sore itu diguyur hujan deras, Nafsiah tetap mendampingi Dahlan. Dari tempat itu, Nafsiah mendampingi mantan Dirut PLN itu menuju tempat debat konvensi Partai Demokrat.

Dengan menggunakan baju berwarna putih senada dengan Dahlan, Nafsiah tak henti mengumbar senyum pada siapa saja yang ia temui. Namun siapa sangka meski setia selalu mendampingi Dahlan dalam mengikuti debat konvensi Partai Demokrat, Nafsiah belum seratus persen memberikan izin.

Wanita yang sudah 40 tahun hidup bersama Dahlan itu mempunyai alasan tersendiri mengapa dia masih setengah hati mendukung suaminya.

“(Dukung) setengah,” jawab Nafsiah sembari tersenyum. Dahlan yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum simpul ke arah Nafsiah.

Nafsiah khawatir bila suaminya berkerja terlalu keras, terlebih Dahlan pernah berbulan-bulan mendekam di rumah sakit pasca operasi transpalasi hati.

“Khawatir abah (panggilan Nafsiah pada Dahlan-red) kalau sakit lagi. Bagaimanapun sebagai istri kita cemas. Di hari biasa saja bapak kerjanya luar biasa dan pernah berjuang mati-matian dengan penyakitnya,” papar Nafsiah.

Kendati begitu, dari lubuk hatinya, Nafsiah selalu mendoakan Dahlan agar selalu sehat dalam menjalankan aktivitasnya. Makanya bila tak ada kegiatan, Nafsiah kerap mendampingi menteri BUMN itu bila ada tugas keluar kota, termasuk saat debat konvensi.

Nafsiah juga kerap bawel mengingatkan Dahlan untuk selalu minum obat. Ya, karena beberapa jam sekali Dahlan kudu minum obat pasca operasi hati beberapa tahun lalu.

Di sela-sela kegiatan yang padat, Nafsiah kerap menyodorkan obat dan air putih pada Dahlan. Tak peduli di manapun Dahlan berada.

Ibu dua anak ini juga selalu mengingatkan Dahlan agar tak terlalu ngoyo dalam mengejar sesuatu. Kata Nafsiah biarkan Allah yang memberikan jalan. “Enggak perlu berjuang mati-matian, karena kita masih punya Allah. Saya berdoa semoga semua mulus dan lancar,” harapnya.

Mengenai rating Dahlan yang selalu unggul, Nafsiah bangga. Hanya saja dia menyerahkan semua itu pada takdir Tuhan. “Ya Alhamdulillah, artinya bapak banyak diterima masyarakat. Kita serahkan saja pada Allah hasilnya,” pungkasnya. (chi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/