32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

PKL Lapangan Binjai Menolak Direlokasi

Foto: Net PKL di sekitar Lapangan Merdeka Binjai, menolak direlokasi.
Foto: Net
PKL di sekitar Lapangan Merdeka Binjai, menolak direlokasi.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Relokasi pedagang di seputar Lapangan Merdeka Binjai, ke pusat jajanan rakyat (Pujasera) Jalan Gatot Subroto, Bandar Senembah, Kamis (19/3) mendatang, tak berjalan mulus. Pedagang menolak karena merasa diintimidasi TNI dan dibohongi Pemko Binjai.

Ipat (40) misalnya. Tidak hanya intimidasi, dirinya juga dimaki seseorang yang diduga oknum TNI. “Tadi malam kan, datang orang dari dispenda dan seorang anggota TNI berpakaian preman. Awalnya kedatangan dua orang dispenda tersebut bersama oknum itu (TNI) bagus, namun karena saya protes langsung dimaki-makinya saya,” ucap pedagang nasi soto yang akrap dipanggil kak Ipat, Senin (16/3).

Masih kata Ipet, makian dari oknum TNI disebabkan protes yang dilakukanya terkait pembagian nomor yang dilakukan oleh pihak dinas terkait. Sebelumnya, ia mendapat lapak dagangan di pujasera dengan nomor urut dua, tapi malam hari datang petugas Dispenda, mengganti dengan nomor empat.

“Pas datang mereka, langsung ngasi nomor empat padahal sebelumnya no urut daganganku nomor dua. Pas kutanya, oknum TNI tersebut langsung memaki aku. Dia bilang aku An****. Tak terimalah aku. Makanya tadi malam kami rapat dan menolak untuk direlokasi kamis nanti,” terangnya.

Saat ini sambungnya, 40 pedagang yang akan dipindahkan sudah mengumpulkan tanda tangan menolak untuk dipindahkan. Selain intimidasi, penolakan juga didasari Pemko Binjai sampai saat ini belum juga melengkapi fasilitas yang telah dijanjikan kepada pedagang.

“Sampai sekarang, saja fasilitas yang mereka janjikan seperti steleng, kursi pas pertemuan kemarin di Kantor Dispenda belum juga dilengkapi. Eh sekarang kata pihak Dispenda, pemko tidak menyediakan steling, karena tidak ada anggaran. Kalau seperti ini tambah tak maulah kami. Suka hati mereka saja,” sambung Ibas, pedagang lain.

 

Terpisah Kabag Humas Pemko Binjai Hendrik Tambunan, ketika ditemui di ruangan kerjanya mengaku, Pemko Binjai sampai saat ini tidak ada melakukan intimidasi terhadap pedagang. Dia menuturkan, apa yang diungkapkan pedagang tersebut hanya kesalahpahaman saja.

Namun dirinya membenarkan dalam relokasi pedagang lapangan merdeka ke Pujasera menggandeng pihak TNI dari Kodim 0203/ Langkat. “Memang ada kerjasama kami dengan pihak kodim, tapi bukan untuk mengintimidasi pedagang seperti itu,” ucapnya.

Ia mengatakan, kehadiran TNI merupakan dalam bidang pengamanan saja di Pujasera. Pemko Binjai sudah lama mengandung TNI untuk pengamanan. “Seperti di tarukim, kita (pemko) juga ada mengandung TNI dan sampai saat ini berjalan dengan baik atas dasar itulah kerjasama terus berlangsung,” ucapnya.

Namun ketika ditanya, berapa jumlah personil TNI yang diperbantukan pemko Binjai. Dirinya menjawab tidak tahu. “Kalau jumlah personilnya kurang tahu sayalah. Tapi memang ada diperbantukan,” ucapnya lagi.

Ia kembali meluruskan, peristiwa tadi malam merupakan kesalah pahaman saja. Ia menjelaskan, pergantian nomor pedagang tersebut yang dilakukan pihak dispenda mempunyai alasan yang baik. “Kak Ipat itukan pedagang nasi, mungkin di stand no 4 lebih besar tempatnya. Makanya setelah ditinjau ulang mungkin lebih cocok di sana,” terangnya lagi.

Ketika kembali ditanya, pedagang yang sudah mulai menolak untuk direlokasi karena intimidasi dan fasilitas yang belum lengkap, Hendrik menyangkal. “Semua pedagang sudah setuju, awal bulan lalu pedagang dan dispenda sudah lakukan pertemuan dan pedagang setuju,” ucapnya.

Untuk fasilitas, steleng jualan dan kursi, pemko Binjai akan menyiapkannya saat H relokasi tersbeut. “Steling dan kursi itu ada, paling lama pas hari H-nya Pemko Binjai menyiapkannya,” terangnya lagi.(bam/trg)

Foto: Net PKL di sekitar Lapangan Merdeka Binjai, menolak direlokasi.
Foto: Net
PKL di sekitar Lapangan Merdeka Binjai, menolak direlokasi.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Relokasi pedagang di seputar Lapangan Merdeka Binjai, ke pusat jajanan rakyat (Pujasera) Jalan Gatot Subroto, Bandar Senembah, Kamis (19/3) mendatang, tak berjalan mulus. Pedagang menolak karena merasa diintimidasi TNI dan dibohongi Pemko Binjai.

Ipat (40) misalnya. Tidak hanya intimidasi, dirinya juga dimaki seseorang yang diduga oknum TNI. “Tadi malam kan, datang orang dari dispenda dan seorang anggota TNI berpakaian preman. Awalnya kedatangan dua orang dispenda tersebut bersama oknum itu (TNI) bagus, namun karena saya protes langsung dimaki-makinya saya,” ucap pedagang nasi soto yang akrap dipanggil kak Ipat, Senin (16/3).

Masih kata Ipet, makian dari oknum TNI disebabkan protes yang dilakukanya terkait pembagian nomor yang dilakukan oleh pihak dinas terkait. Sebelumnya, ia mendapat lapak dagangan di pujasera dengan nomor urut dua, tapi malam hari datang petugas Dispenda, mengganti dengan nomor empat.

“Pas datang mereka, langsung ngasi nomor empat padahal sebelumnya no urut daganganku nomor dua. Pas kutanya, oknum TNI tersebut langsung memaki aku. Dia bilang aku An****. Tak terimalah aku. Makanya tadi malam kami rapat dan menolak untuk direlokasi kamis nanti,” terangnya.

Saat ini sambungnya, 40 pedagang yang akan dipindahkan sudah mengumpulkan tanda tangan menolak untuk dipindahkan. Selain intimidasi, penolakan juga didasari Pemko Binjai sampai saat ini belum juga melengkapi fasilitas yang telah dijanjikan kepada pedagang.

“Sampai sekarang, saja fasilitas yang mereka janjikan seperti steleng, kursi pas pertemuan kemarin di Kantor Dispenda belum juga dilengkapi. Eh sekarang kata pihak Dispenda, pemko tidak menyediakan steling, karena tidak ada anggaran. Kalau seperti ini tambah tak maulah kami. Suka hati mereka saja,” sambung Ibas, pedagang lain.

 

Terpisah Kabag Humas Pemko Binjai Hendrik Tambunan, ketika ditemui di ruangan kerjanya mengaku, Pemko Binjai sampai saat ini tidak ada melakukan intimidasi terhadap pedagang. Dia menuturkan, apa yang diungkapkan pedagang tersebut hanya kesalahpahaman saja.

Namun dirinya membenarkan dalam relokasi pedagang lapangan merdeka ke Pujasera menggandeng pihak TNI dari Kodim 0203/ Langkat. “Memang ada kerjasama kami dengan pihak kodim, tapi bukan untuk mengintimidasi pedagang seperti itu,” ucapnya.

Ia mengatakan, kehadiran TNI merupakan dalam bidang pengamanan saja di Pujasera. Pemko Binjai sudah lama mengandung TNI untuk pengamanan. “Seperti di tarukim, kita (pemko) juga ada mengandung TNI dan sampai saat ini berjalan dengan baik atas dasar itulah kerjasama terus berlangsung,” ucapnya.

Namun ketika ditanya, berapa jumlah personil TNI yang diperbantukan pemko Binjai. Dirinya menjawab tidak tahu. “Kalau jumlah personilnya kurang tahu sayalah. Tapi memang ada diperbantukan,” ucapnya lagi.

Ia kembali meluruskan, peristiwa tadi malam merupakan kesalah pahaman saja. Ia menjelaskan, pergantian nomor pedagang tersebut yang dilakukan pihak dispenda mempunyai alasan yang baik. “Kak Ipat itukan pedagang nasi, mungkin di stand no 4 lebih besar tempatnya. Makanya setelah ditinjau ulang mungkin lebih cocok di sana,” terangnya lagi.

Ketika kembali ditanya, pedagang yang sudah mulai menolak untuk direlokasi karena intimidasi dan fasilitas yang belum lengkap, Hendrik menyangkal. “Semua pedagang sudah setuju, awal bulan lalu pedagang dan dispenda sudah lakukan pertemuan dan pedagang setuju,” ucapnya.

Untuk fasilitas, steleng jualan dan kursi, pemko Binjai akan menyiapkannya saat H relokasi tersbeut. “Steling dan kursi itu ada, paling lama pas hari H-nya Pemko Binjai menyiapkannya,” terangnya lagi.(bam/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/