31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pejabat Poldasu Patungan Bantu Biaya Perawatan si Kembar 4

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Perawat memeriksa kondisi dua dari empat bayi kembar yang lahir di RSIA Stella Maris, Medan, Sumatera Utara, Selasa (14/3). Bayi kembar empat, dua bayi laki-laki dan dua perempuan anak pasangan Zainedi Saputra dan Silvia Arlin yang mengikuti program kehamilan inseminasi tersebut, lahir dengan berat 1,6 kg, 1,5 kg, 1,6 kg dan 1,7 kg melalui operasi caesar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kelahiran bayi kembar empat tak cuma membawa sukacita bagi pasangan Brigadir Kepala (Bripka) Zainedi Saputra (34), dan Silvia Arlin (33), namun juga menyisahkan kerisauan. Pasalnya, untuk biaya persalinan keempat bayi kembar ini membutuhkan biaya tak sedikit. Setidaknya, Rp200 juta harus disiapkan Bripka Zainedi Saputra. Jajaran pejabat di Mapolda Sumut pun siap membantu secara patungan.

Bayi kembar 4 hasil program inseminasi, lahir di Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris, Selasa (14/3) pagi. Keempat bayi itu lahir dengan cara operasi sesar, pada usia kandungan 33 minggu. Saat ini, keempat bayi tersebut masih dirawat intensif di Neonatal Intensive Care Unit/Sick Baby Ward. Begitu juga dengan ibu keempat bayi tersebut, Silvia Arlin masih menjalani pemulihan.

Direktur Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut Kombes Pol Nurfallah mengatakan, dirinya hendak menggalang bantuan untuk membiaya persalinan Silvia Arlin serta biaya perawatan empat bayi kembar. “Saya akan melaporkan ini langsung kepada Bapak Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel. Termasuk berkoordinasi dengan para pejabat utama Polda Sumut di antaranya Direktur Lalu Lintas, Kabid Dokkes, dan Karumkit,” ujar Nurfallah, kepada wartawan Kamis (16/3).

Dia sendiri mengaku telah berkunjung langsung ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSI) Stella Maris. Menurut Nurfallah, hatinya tergerak untuk berkunjung dan merasakan kebahagian serupa dengan kedua orangtua keempat bayi yang merupakan personel Polri.

“Ya, saya pribadi bertanggung jawab untuk biaya persalinan keluarga itu. Saya juga akan membantu proses perawatan keempat anaknya ke depan. Itulah yang saya koordinasikan pada teman-teman pejabat utama Polda Sumut,” ungkapnya.

Sementara itu, Bripka Zainedi Saputra yang bertugas di Satuan Provost Polres Binjai memang merasa khawatir mengingat tingginya ongkos persalinan dan perawatan keempat bayinya. Diketahui juga, Zainedi sebelumnya sudah mempunyai anak hasil program inseminasi, namun meninggal dunia pada usia dua tahun. Sementara kelahiran bayi kembar empat sudah diharapkannya sejak enam tahun lalu.

“Tapi biaya empat bayi tentu berbeda dengan persalinan satu bayi. Jadi bagaimanapun, saya tetap kepikiran mengenai masalah biaya rumah sakit,” ujarnya. Menurutnya, dari pengalaman anak pertamanya yang lahir melalui program inseminasi, biaya yang dikeluarkannya saat ini bisa mencapai ratusan juta rupiah.

“Waktu anak pertama dulu untuk program inseminasi saja Rp20 juta lebih. Tapi dengan biaya perawatan dan pengobatan semua menjadi Rp 30 juta lebih. Tapi itu dulu di RS Sundari. Sekarang ini saya tidak tahu berapa di RSIA Stella Maris,” kata Zainedi.

Besarnya biaya tersebut lantaran keempat bayi harus menjalani perawatan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Dokter spesialis anak yang menangani bayi kembar empat itu, Rasyidah, memperkirakan masa perawatan di NICU sekitar 3-5 pekan dengan rincian per harinya di NICU sekira Rp 5 juta.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Perawat memeriksa kondisi dua dari empat bayi kembar yang lahir di RSIA Stella Maris, Medan, Sumatera Utara, Selasa (14/3). Bayi kembar empat, dua bayi laki-laki dan dua perempuan anak pasangan Zainedi Saputra dan Silvia Arlin yang mengikuti program kehamilan inseminasi tersebut, lahir dengan berat 1,6 kg, 1,5 kg, 1,6 kg dan 1,7 kg melalui operasi caesar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kelahiran bayi kembar empat tak cuma membawa sukacita bagi pasangan Brigadir Kepala (Bripka) Zainedi Saputra (34), dan Silvia Arlin (33), namun juga menyisahkan kerisauan. Pasalnya, untuk biaya persalinan keempat bayi kembar ini membutuhkan biaya tak sedikit. Setidaknya, Rp200 juta harus disiapkan Bripka Zainedi Saputra. Jajaran pejabat di Mapolda Sumut pun siap membantu secara patungan.

Bayi kembar 4 hasil program inseminasi, lahir di Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris, Selasa (14/3) pagi. Keempat bayi itu lahir dengan cara operasi sesar, pada usia kandungan 33 minggu. Saat ini, keempat bayi tersebut masih dirawat intensif di Neonatal Intensive Care Unit/Sick Baby Ward. Begitu juga dengan ibu keempat bayi tersebut, Silvia Arlin masih menjalani pemulihan.

Direktur Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut Kombes Pol Nurfallah mengatakan, dirinya hendak menggalang bantuan untuk membiaya persalinan Silvia Arlin serta biaya perawatan empat bayi kembar. “Saya akan melaporkan ini langsung kepada Bapak Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel. Termasuk berkoordinasi dengan para pejabat utama Polda Sumut di antaranya Direktur Lalu Lintas, Kabid Dokkes, dan Karumkit,” ujar Nurfallah, kepada wartawan Kamis (16/3).

Dia sendiri mengaku telah berkunjung langsung ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSI) Stella Maris. Menurut Nurfallah, hatinya tergerak untuk berkunjung dan merasakan kebahagian serupa dengan kedua orangtua keempat bayi yang merupakan personel Polri.

“Ya, saya pribadi bertanggung jawab untuk biaya persalinan keluarga itu. Saya juga akan membantu proses perawatan keempat anaknya ke depan. Itulah yang saya koordinasikan pada teman-teman pejabat utama Polda Sumut,” ungkapnya.

Sementara itu, Bripka Zainedi Saputra yang bertugas di Satuan Provost Polres Binjai memang merasa khawatir mengingat tingginya ongkos persalinan dan perawatan keempat bayinya. Diketahui juga, Zainedi sebelumnya sudah mempunyai anak hasil program inseminasi, namun meninggal dunia pada usia dua tahun. Sementara kelahiran bayi kembar empat sudah diharapkannya sejak enam tahun lalu.

“Tapi biaya empat bayi tentu berbeda dengan persalinan satu bayi. Jadi bagaimanapun, saya tetap kepikiran mengenai masalah biaya rumah sakit,” ujarnya. Menurutnya, dari pengalaman anak pertamanya yang lahir melalui program inseminasi, biaya yang dikeluarkannya saat ini bisa mencapai ratusan juta rupiah.

“Waktu anak pertama dulu untuk program inseminasi saja Rp20 juta lebih. Tapi dengan biaya perawatan dan pengobatan semua menjadi Rp 30 juta lebih. Tapi itu dulu di RS Sundari. Sekarang ini saya tidak tahu berapa di RSIA Stella Maris,” kata Zainedi.

Besarnya biaya tersebut lantaran keempat bayi harus menjalani perawatan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Dokter spesialis anak yang menangani bayi kembar empat itu, Rasyidah, memperkirakan masa perawatan di NICU sekitar 3-5 pekan dengan rincian per harinya di NICU sekira Rp 5 juta.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/