26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Awas Banjir Lahar Dingin Sinabung

FOTO: SOLIDEO/SUMUT POS
PANTAU: Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) tengah memantau seismograf.

SUMUTPOS.CO  – SEMINGGU belakangan ini, erupsi Gunung Sinabung makin “menjadi”. Erupsi yang terjadi 2-3 kali sehari itu juga diikuti semburan awan panas. Kondisi ini diperparah lagi oleh cuaca ekstrim, berupa hujan deras dan angin yang melanda sekitar gunung. Meski tak berpengaruh banyak, namun hujan deras rawan akan banjir lahar dingin.

“Hasil pantauan kita, hujan deras tak mempengaruhi aktifitas vulkanik gunung Sinabung. Seminggu belakangan erupsi memang meningkat. Hal yang perlu diantisipasi adalah bencana banjir lahar dingin,” ujar Deri Al Hidayat, Petugas Pemantau Gunung Api Sinabung (PPGA) saat dihubungi Sumut Pos, Minggu (16/4) sore.

Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) serta para Relawan Lingkar Sinabung menggelar sosialisasi rawan masuk ke areal zona merah. Apalagi, luncuran guguran awan panas telah menyentuh Sungai Lau Borus.

Informasi yang diperoleh, awan panas guguran yang terjadi Jumat (14/4) sekira pukul 23.04 WIB, telah menyapu Desa Simacem. Awan panas juga sudah melewati Singai Lau Borus – arah Timur Desa Simacem (Salagonder). Hal ini kemudian menimbulkan kontak awan panas dengan sungai.

Berikutnya, material vulkanik membendung aliran sungai hingga membuat terjadinya danau.Munculnya danau yang terbentuk akibat terbendungnya aliran sungai Lau Borus ini yang kemudian menjadi soal, karena lantas mengundang minat warga melihat secara langsung. Padahal lokasi tadi masih masuk kedalam Zona Merah Sinabung (ZMS).

Warga masih berupaya mendekati Danau Lau Borus meski berada di Zona Merah.Baik pihak PVMBG, Koramil setempat maupun Relawan Lingkar Sinabung sudah berusaha menghimbau kepada warga agar tidak memasuki daerah rawan bahaya tersebut. Ini dikarenakan, luncuran awan panas guguran dari puncak Sinabung sewaktu waktu bisa terjadi. (deo/han)

 

FOTO: SOLIDEO/SUMUT POS
PANTAU: Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) tengah memantau seismograf.

SUMUTPOS.CO  – SEMINGGU belakangan ini, erupsi Gunung Sinabung makin “menjadi”. Erupsi yang terjadi 2-3 kali sehari itu juga diikuti semburan awan panas. Kondisi ini diperparah lagi oleh cuaca ekstrim, berupa hujan deras dan angin yang melanda sekitar gunung. Meski tak berpengaruh banyak, namun hujan deras rawan akan banjir lahar dingin.

“Hasil pantauan kita, hujan deras tak mempengaruhi aktifitas vulkanik gunung Sinabung. Seminggu belakangan erupsi memang meningkat. Hal yang perlu diantisipasi adalah bencana banjir lahar dingin,” ujar Deri Al Hidayat, Petugas Pemantau Gunung Api Sinabung (PPGA) saat dihubungi Sumut Pos, Minggu (16/4) sore.

Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) serta para Relawan Lingkar Sinabung menggelar sosialisasi rawan masuk ke areal zona merah. Apalagi, luncuran guguran awan panas telah menyentuh Sungai Lau Borus.

Informasi yang diperoleh, awan panas guguran yang terjadi Jumat (14/4) sekira pukul 23.04 WIB, telah menyapu Desa Simacem. Awan panas juga sudah melewati Singai Lau Borus – arah Timur Desa Simacem (Salagonder). Hal ini kemudian menimbulkan kontak awan panas dengan sungai.

Berikutnya, material vulkanik membendung aliran sungai hingga membuat terjadinya danau.Munculnya danau yang terbentuk akibat terbendungnya aliran sungai Lau Borus ini yang kemudian menjadi soal, karena lantas mengundang minat warga melihat secara langsung. Padahal lokasi tadi masih masuk kedalam Zona Merah Sinabung (ZMS).

Warga masih berupaya mendekati Danau Lau Borus meski berada di Zona Merah.Baik pihak PVMBG, Koramil setempat maupun Relawan Lingkar Sinabung sudah berusaha menghimbau kepada warga agar tidak memasuki daerah rawan bahaya tersebut. Ini dikarenakan, luncuran awan panas guguran dari puncak Sinabung sewaktu waktu bisa terjadi. (deo/han)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/