MEDAN, SUMUTPOS.CO -Keterbatasan seakan tak menyurutkan semangat mereka untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin. Dengan kondisi berbeda dari orang normal, sebanyak 13 penyandang disabilitas di Sumut berjuang untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).
Mereka pun mengikuti ujian melalui jalur Seleksi Besar Masuk PTN (SBMPTN), yang digelar Panlok 14 Medan, Selasa (16/5). Ujian digelar pada beberapa lokasi kampus PTN, PTS dan sekolah yang ditunjuk.
Salah satu dari 13 penyandang disabilitas tersebut adalah Rusdi Perinta Bangun (21). Pemuda yang tamat dari SMA Negeri 2 Lubuk Pakam ini, mengikuti ujian di Gedung Serbaguna Kampus Unimed, Jalan Williem Iskandar, Medan.
Rusdi merupakan penyandang cacat tuna netra. Dia tamat dari sekolahnya tahun 2016 lalu. Pria asal Rantau Prapat ini memilih program studi Pendidikan Luar Biasa.
PTN pertama pilihannya adalah Universitas Negeri Padang. Selanjutnya, Universitas Negeri Manado dan Universitas Negeri Yogyakarta. Ia datang didampingi kakak kandungnya, Okta Bangun dengan menumpangi taksi online dari rumahnya saudaranya, di Jalan Pasar Baru Padang Bulan, Medan.
Dalam menghadapi ujian, Rusdi dipandu oleh seorang pengawas yang mendampinginya. Pengawas tersebut membacakan satu demi satu soal dan diperdengarkan kepada Rusdi. Lalu, dijawabnya dengan berucap. Lantas, pengawas memberi lingkaran hitam pada jawaban yang dipilihnya.
Di saat sedang menjawab soal, Rusdi mendapat kunjungan dari panitia pelaksana ujian. Mereka adalah Rektor Unimed Prof Syawal Gultom dan Rektor USU Prof Runtung Sitepu berserta jajaran.
Kedua rektor tersebut tampak tercengang melihat Rusdi yang bersemangat mendengarkan soal yang dibacakan pengawas. Bahkan, keduanya merasa salut dengan semangat dan tekadnya yang tak menyerah untuk melanjutkan pendidikan. “Lanjutkan-lanjutkan! Semangatmu memberi motivasi kepada kami,” ucap Syawal Gultom yang kemudian keluar ruangan karena tak mau mengganggu konsentrasi Rusdi.