25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wakapolri: Jangan Lengah Jaga Markas

Wakapolri Komjen Syafruddin saat meninjau lokasi penyerangan komplotan terduga teroris di Mapolda Riau, pada Rabu (16/5). (Virda Elisya/JawaPos.com)

SUMUTPOS.CO – Terkait tentetan aksi terorisme terjadi sepekan ini, Wakil Kepala Polri memerintahkan agar para personelnya tidak lengah menjaga markas. “Saya memerintahkan, menekankan kembali kepada aparat keamanan khususnya Polri dan TNI untuk waspada, sama juga dengan masyarakat, lebih profesional dalam melaksanakan tugas,” kata Wakapolri Komjen Syafruddin di Markas Polda Riau, kemarin.

Komjen Syafruddin memerintahkan agar personelnya tetap berkonsentrasi dalam menjaga markas-markas. Dia juga mengajak para personel TNI untuk tidak lengah menjaga markasnya.

“Jangan pernah lengah di penjagaan-penjagaan mana pun, di markas-markas mana pun, markas besar, markas komando, markas polda, markas polres, markas brimob, dan demikian juga TNI untuk seluruh yang berjaga dan bertugas lebih profesional,” tutur Syafrudin.

Sedangkan untuk memberantas terorisme, Polisi akan menggandeng pasukan elite TNI Angkatan Darat, Kopassus, dalam operasi antiterorisme beberapa waktu belakangan. Keterlibatan Kopassus ini merupakan arahan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Kopassus sudah ikut masuk. Pak Kapolri sampaikan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Setyo menjelaskan Kopassus ikut membantu Polri dalam operasi penangkapan dan penggerebekan. Satuan Polri yang bersentuhan langsung dengan Kopassus adalah Brimob. “Sudah bekerjasama dengan Brimob di lapangan untuk penggerebekan-penggerebekan. Sedangkan penangkapan-penangkapan sudah melibatkan Kopassus,” jelas Setyo.

Namun Setyo tidak menjelaskan secara detail, sejak kapan dan operasi penangkapan atau penggerebekan di lokasi mana saja, yang melibatkan Kopassus.

Wakapolri mengatakan 33 orang terduga teroris telah ditindak dalam 9 hari terakhir. Penindakan itu terkait rentetan mulai dari rusuh napi di Rutan Mako Brimob hingga penggerebekan di Tangerang. “33 jumlahnya sampai hari ini,” kata Syafruddin.

Jaringan teroris itu ditangkap di berbagai wilayah. Baik di Jakarta, Jawa Timur, maupun Riau. “Tersebar, termasuk di Riau, di Riau itu 4 (orang) sudah, kemudian ada pengembangan 7 di Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Tangerang dan sebagainya,” ujarnya.

Kerusuhan di Mako Brimob terjadi pada Selasa (8/5). Setelah itu, terjadi beberapa peristiwa berkaitan dengan tindak pidana terorisme susulan.

Pada Minggu (13/5) pagi, terjadi serangan bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya disusul bom meledak di rusunawa di Sidoarja, hingga penyerangan ke Mapolda Riau hari ini.

Syafruddin mengatakan rentetan peristiwa ini diduga memiliki keterkaitan. Namun begitu, pihaknya masih menyelidiki lebih jauh.

“Tindakan sporadis yang diumulai dari hari Selasa Minggu lalu di tahanan Salemba Cabang Kelapa Dua, Depok yang bertepatan di Mako Brimob Polri, itu rentetannya, memakan korban sampai 9 anggota polri, 5 gugur 4 luka-luka masuk RS,” tutur Syafruddin.

Serangan ini merupakan serangan yang terburuk di tanah air sejak pengeboman restoran yang dipenuhi turis di Bali pada 2005.  (bbs/mea)

Wakapolri Komjen Syafruddin saat meninjau lokasi penyerangan komplotan terduga teroris di Mapolda Riau, pada Rabu (16/5). (Virda Elisya/JawaPos.com)

SUMUTPOS.CO – Terkait tentetan aksi terorisme terjadi sepekan ini, Wakil Kepala Polri memerintahkan agar para personelnya tidak lengah menjaga markas. “Saya memerintahkan, menekankan kembali kepada aparat keamanan khususnya Polri dan TNI untuk waspada, sama juga dengan masyarakat, lebih profesional dalam melaksanakan tugas,” kata Wakapolri Komjen Syafruddin di Markas Polda Riau, kemarin.

Komjen Syafruddin memerintahkan agar personelnya tetap berkonsentrasi dalam menjaga markas-markas. Dia juga mengajak para personel TNI untuk tidak lengah menjaga markasnya.

“Jangan pernah lengah di penjagaan-penjagaan mana pun, di markas-markas mana pun, markas besar, markas komando, markas polda, markas polres, markas brimob, dan demikian juga TNI untuk seluruh yang berjaga dan bertugas lebih profesional,” tutur Syafrudin.

Sedangkan untuk memberantas terorisme, Polisi akan menggandeng pasukan elite TNI Angkatan Darat, Kopassus, dalam operasi antiterorisme beberapa waktu belakangan. Keterlibatan Kopassus ini merupakan arahan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Kopassus sudah ikut masuk. Pak Kapolri sampaikan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Setyo menjelaskan Kopassus ikut membantu Polri dalam operasi penangkapan dan penggerebekan. Satuan Polri yang bersentuhan langsung dengan Kopassus adalah Brimob. “Sudah bekerjasama dengan Brimob di lapangan untuk penggerebekan-penggerebekan. Sedangkan penangkapan-penangkapan sudah melibatkan Kopassus,” jelas Setyo.

Namun Setyo tidak menjelaskan secara detail, sejak kapan dan operasi penangkapan atau penggerebekan di lokasi mana saja, yang melibatkan Kopassus.

Wakapolri mengatakan 33 orang terduga teroris telah ditindak dalam 9 hari terakhir. Penindakan itu terkait rentetan mulai dari rusuh napi di Rutan Mako Brimob hingga penggerebekan di Tangerang. “33 jumlahnya sampai hari ini,” kata Syafruddin.

Jaringan teroris itu ditangkap di berbagai wilayah. Baik di Jakarta, Jawa Timur, maupun Riau. “Tersebar, termasuk di Riau, di Riau itu 4 (orang) sudah, kemudian ada pengembangan 7 di Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Tangerang dan sebagainya,” ujarnya.

Kerusuhan di Mako Brimob terjadi pada Selasa (8/5). Setelah itu, terjadi beberapa peristiwa berkaitan dengan tindak pidana terorisme susulan.

Pada Minggu (13/5) pagi, terjadi serangan bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya disusul bom meledak di rusunawa di Sidoarja, hingga penyerangan ke Mapolda Riau hari ini.

Syafruddin mengatakan rentetan peristiwa ini diduga memiliki keterkaitan. Namun begitu, pihaknya masih menyelidiki lebih jauh.

“Tindakan sporadis yang diumulai dari hari Selasa Minggu lalu di tahanan Salemba Cabang Kelapa Dua, Depok yang bertepatan di Mako Brimob Polri, itu rentetannya, memakan korban sampai 9 anggota polri, 5 gugur 4 luka-luka masuk RS,” tutur Syafruddin.

Serangan ini merupakan serangan yang terburuk di tanah air sejak pengeboman restoran yang dipenuhi turis di Bali pada 2005.  (bbs/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/