26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Parkir di MW Mencekik Leher

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
TEMPAT PARKIR_Seorang juru parkir sedang menjaga kereta yang terparkir di trotoar Jalan Balai kota Medan, Selasa (27/9) Selain menyalahi aturan parkir di trotoar jalan sangat menggangu pejalan kaki.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Moment kegiatan pagelaran Multi Etnis Karnaval Budaya Medan Rumah Kita pada 15 hingga 16 Juli di Lapangan Merdeka dalam menyambut hari jadi Kota Medan ke-427 tahun, dimanfaatkan para jukir parkir dengan memasang tarif mencekik leher.

Bukan tak tanggung, parkir di depan Merdeka Walk (MW)hingga keliling Lapangan Merdeka dikenakan tarif Rp20 ribu untuk kendaraan koda empat (mobil). Alasan para juru parkir, parkir di depan MW hingga keliling Lapangan Merdeka merupakan parkir VIP karena ada acara karnaval. Padahal, para pemilik kendaraan yang parkir di depan Merdeka Walk tujuan bukan untuk melihat pagelaran carnaval tersebut, namun ke café di Merdeka Walk.

Wartawan koran koran inipun menjadi salah satu korban parkir mencekik leher. Saat wartawan koran ini hendak memarkirkan kendaraan roda empatn, tepatnya di pintu tengah masuk MW, langsung didatangi petugas berseragam Satpam warna biru yang mengaku security MW. “Mau parkir di sini? Maaf ini parkir VIP. Tarifnya Rp20 ribu,” ujar Satpam tersebut.

Wartawan koran ini pun lantas beranjak pergi dan mencari parkir lain yang masih sederetan di lokasi itu. Saat kendaraan berhasil masuk ke parkir, petugas parkir langsung meminta tarif Rp20 ribu. “Tarifnya Rp20 ribu ya,” ujar petugas parkir tersebut.

Perdebatan sempat terjadi antara wartawan koran ini dengan petugas parkirtersebut. “Saya bayar Rp20 ribu. Tapi saya minta karcisnya,” ujar wartawan koran ini.

Namun petugas parkir tersebut tak memberikannya dan bersikeras meminta tarif Rp20 ribu. Bahkan dia menyebut nama seseorang bermarga Batak yang disebutnya sebagai preman dan mengelola parkir di situ.

Karena tak ingin berdebat, wartawan koran inipun mengalah dan memberikannya. Namun tak hanya wartawan koran ini saja yang berdebat soal parkir, beberapa pengemudi yang baru memarkirkan mobilnya juga dikenakan tariff yang sama. “Gila kali ya, parkir kok mahal kali, Rp20 ribu. Gawat bah,” ujar pemilik kendaraan menggerutu.

Menyikapi hal ini, Kadishub Kota Medan Renward Parapat mengatakan agar kejadian ini langsung dilaporkan saja ke pihak kepolisian. “Kalau kami sudah capek mengimbau itu. Kalau memang ada buktinya sama masyarakat, silahkan saja dilaporkan. Fotokan orang dan karcis parkirnya lalu lapor ke polisi,” katanya kepada Sumut Pos, Minggu (16/7).

Ia menyayangkan sikap petugas parkir yang beralasan karena ada acara di Lapangan Merdeka, makanya tarif parkir itu sampai mencekik leher. “Sebenarnya itu tidak boleh,” tegasnya.

Padahal, kata dia lagi, di seputaran Merdeka Walk atau Lapangan Merdeka termasuk parkir kelas I. Artinya bagi pengendara roda empat (mobil), hanya dikenakan Rp3000 dan roda dua (sepeda motor) Rp2000, sesuai aturan yang berlaku di Kota Medan. “Yang jelas di Lapangan Merdeka itu sama saja tarifnya. Tidak ada perbedaan seperti di jalan lainnya,” tegasnya.

Pihaknya juga mengakui ada mengeluarkan surat perintah tugas (SPT) untuk pengelola parkir di seputar Lapangan Merdeka. Namun ia enggan membeberkan siapa pihak pengelola di lokasi tersebut.

“Atas kejadian ini kami sekali lagi mengimbau, agar masyarakat langsung melaporkan saja ke pihak kepolisian. Sebab tidak dibenarkan beralasan karena ada acara dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Sayangnya, sampai berita ini dikirimkan ke redaksi, PT. Orange Indonesia Mandiri (OIM) selaku pihak pengelola Merdeka Walk, enggan merespon konfirmasi Sumut Pos. Berulang kali dihubungi ke nomor seluler Manajer Operasional PT OIM, Subur dan Hubungan Masyarakat Ramlan Mulyadi, keduanya enggan merespon. Bahkan saat dikonfirmasi via WhatsApp, Subur juga tidak mau memberikan jawaban. (ila/prn)

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
TEMPAT PARKIR_Seorang juru parkir sedang menjaga kereta yang terparkir di trotoar Jalan Balai kota Medan, Selasa (27/9) Selain menyalahi aturan parkir di trotoar jalan sangat menggangu pejalan kaki.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Moment kegiatan pagelaran Multi Etnis Karnaval Budaya Medan Rumah Kita pada 15 hingga 16 Juli di Lapangan Merdeka dalam menyambut hari jadi Kota Medan ke-427 tahun, dimanfaatkan para jukir parkir dengan memasang tarif mencekik leher.

Bukan tak tanggung, parkir di depan Merdeka Walk (MW)hingga keliling Lapangan Merdeka dikenakan tarif Rp20 ribu untuk kendaraan koda empat (mobil). Alasan para juru parkir, parkir di depan MW hingga keliling Lapangan Merdeka merupakan parkir VIP karena ada acara karnaval. Padahal, para pemilik kendaraan yang parkir di depan Merdeka Walk tujuan bukan untuk melihat pagelaran carnaval tersebut, namun ke café di Merdeka Walk.

Wartawan koran koran inipun menjadi salah satu korban parkir mencekik leher. Saat wartawan koran ini hendak memarkirkan kendaraan roda empatn, tepatnya di pintu tengah masuk MW, langsung didatangi petugas berseragam Satpam warna biru yang mengaku security MW. “Mau parkir di sini? Maaf ini parkir VIP. Tarifnya Rp20 ribu,” ujar Satpam tersebut.

Wartawan koran ini pun lantas beranjak pergi dan mencari parkir lain yang masih sederetan di lokasi itu. Saat kendaraan berhasil masuk ke parkir, petugas parkir langsung meminta tarif Rp20 ribu. “Tarifnya Rp20 ribu ya,” ujar petugas parkir tersebut.

Perdebatan sempat terjadi antara wartawan koran ini dengan petugas parkirtersebut. “Saya bayar Rp20 ribu. Tapi saya minta karcisnya,” ujar wartawan koran ini.

Namun petugas parkir tersebut tak memberikannya dan bersikeras meminta tarif Rp20 ribu. Bahkan dia menyebut nama seseorang bermarga Batak yang disebutnya sebagai preman dan mengelola parkir di situ.

Karena tak ingin berdebat, wartawan koran inipun mengalah dan memberikannya. Namun tak hanya wartawan koran ini saja yang berdebat soal parkir, beberapa pengemudi yang baru memarkirkan mobilnya juga dikenakan tariff yang sama. “Gila kali ya, parkir kok mahal kali, Rp20 ribu. Gawat bah,” ujar pemilik kendaraan menggerutu.

Menyikapi hal ini, Kadishub Kota Medan Renward Parapat mengatakan agar kejadian ini langsung dilaporkan saja ke pihak kepolisian. “Kalau kami sudah capek mengimbau itu. Kalau memang ada buktinya sama masyarakat, silahkan saja dilaporkan. Fotokan orang dan karcis parkirnya lalu lapor ke polisi,” katanya kepada Sumut Pos, Minggu (16/7).

Ia menyayangkan sikap petugas parkir yang beralasan karena ada acara di Lapangan Merdeka, makanya tarif parkir itu sampai mencekik leher. “Sebenarnya itu tidak boleh,” tegasnya.

Padahal, kata dia lagi, di seputaran Merdeka Walk atau Lapangan Merdeka termasuk parkir kelas I. Artinya bagi pengendara roda empat (mobil), hanya dikenakan Rp3000 dan roda dua (sepeda motor) Rp2000, sesuai aturan yang berlaku di Kota Medan. “Yang jelas di Lapangan Merdeka itu sama saja tarifnya. Tidak ada perbedaan seperti di jalan lainnya,” tegasnya.

Pihaknya juga mengakui ada mengeluarkan surat perintah tugas (SPT) untuk pengelola parkir di seputar Lapangan Merdeka. Namun ia enggan membeberkan siapa pihak pengelola di lokasi tersebut.

“Atas kejadian ini kami sekali lagi mengimbau, agar masyarakat langsung melaporkan saja ke pihak kepolisian. Sebab tidak dibenarkan beralasan karena ada acara dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Sayangnya, sampai berita ini dikirimkan ke redaksi, PT. Orange Indonesia Mandiri (OIM) selaku pihak pengelola Merdeka Walk, enggan merespon konfirmasi Sumut Pos. Berulang kali dihubungi ke nomor seluler Manajer Operasional PT OIM, Subur dan Hubungan Masyarakat Ramlan Mulyadi, keduanya enggan merespon. Bahkan saat dikonfirmasi via WhatsApp, Subur juga tidak mau memberikan jawaban. (ila/prn)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/