28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Pria Ngaku BNN Culik Santri, si Penculik Balik Dikerjai

Pelaku langsung membawa korban ke pesantren dengan menumpangi becak motor. Sampai di pesantren pelaku dan korban masuk ke dalam pesantren. Korban menemui ustadznya dan menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya dengan bahasa Arab supaya pelaku tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan korban dan ustadz. Ustadz yang telah mendengar cerita dari korban,mencoba memancing pelaku dengan berpura-pura mengajak korban ke ruangan ustadz untuk mengambil uang dan menyuruh pelaku untuk menunggu.

” Padahal gak ada uang yang aku bilang itu bang, aku mengatakan itu biar bisa lepas aja dari dia. Nah setelah aku bicara sama ustadz, kami berencana untuk menangkapnya dengan memanggil orang-orang yang ada di pesantren itu. Tapi pas aku dan ustadz keluar, si pelaku itu sudah tidak ada lagi. Gak tau aku gimana caranya dia (pelaku) keluar,” tambahnya lagi
Setelah berembuk dengan ustadz dan pihak keluarga korban. Korban didampingi abang kandungnya pada Senin(12/9) malam mendatangi Polsek Percut. Namun pada saat menjumpai petugas yang sedang piket, dan hendak melaporkan peristiwa yang dialaminya, laporan tidak diterima oleh petugas piket yang sedang berjaga.

“Kata bapak itu (petugas) aku masih dibawa umur jadi harus didampingi orangtua dan saksi-saksi ustadz yang di pesantren juga harus dihadirkan. Terus saksi kepling di tempat TKP juga harus dihadirkan. Padahal aku datang ditemani abang kandung aku bang, tapi itu pun gak bisa katanya. Pokoknya dipersulit lah malam itu. Makanya aku dan abang aku datang lagi hari ini untuk buat laporannya bang, mudah-mudahan gak dipersulit lagi lah bang,” harap korban.

Sementara Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Lesman Zendrato ketika dikonfirmasi kurang sepakat kalau kasus tersebut disebut penculikan. “Jangan bilang penculikan lah bos ngeri kali saya dengarnya, itu korban ditangkap terus dibebaskan. Kalau penculikan itu korban sampai bermalam ini kan gak sampai bermalam korbannya, iya kan bos?” ujar Zendrato.

Ketika disinggung apa alangkah yang telah dilakukan pihaknya menanggapi laporan korban penculikan itu, Zendrato kembali mengatakan dengan intonasi suara besar. “Jangan dibilang penculikan bos! Ngeri kali bahasa penculikan itu, sudah macam tak aman aja Kota Medan ini. Ya sudah terserahlah mau dibuat apa, kalau perlu buat besar-besar pelaku penculikan belum bisa ditangkap polisi,” kesalnya. (mag-2/sor)

Pelaku langsung membawa korban ke pesantren dengan menumpangi becak motor. Sampai di pesantren pelaku dan korban masuk ke dalam pesantren. Korban menemui ustadznya dan menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya dengan bahasa Arab supaya pelaku tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan korban dan ustadz. Ustadz yang telah mendengar cerita dari korban,mencoba memancing pelaku dengan berpura-pura mengajak korban ke ruangan ustadz untuk mengambil uang dan menyuruh pelaku untuk menunggu.

” Padahal gak ada uang yang aku bilang itu bang, aku mengatakan itu biar bisa lepas aja dari dia. Nah setelah aku bicara sama ustadz, kami berencana untuk menangkapnya dengan memanggil orang-orang yang ada di pesantren itu. Tapi pas aku dan ustadz keluar, si pelaku itu sudah tidak ada lagi. Gak tau aku gimana caranya dia (pelaku) keluar,” tambahnya lagi
Setelah berembuk dengan ustadz dan pihak keluarga korban. Korban didampingi abang kandungnya pada Senin(12/9) malam mendatangi Polsek Percut. Namun pada saat menjumpai petugas yang sedang piket, dan hendak melaporkan peristiwa yang dialaminya, laporan tidak diterima oleh petugas piket yang sedang berjaga.

“Kata bapak itu (petugas) aku masih dibawa umur jadi harus didampingi orangtua dan saksi-saksi ustadz yang di pesantren juga harus dihadirkan. Terus saksi kepling di tempat TKP juga harus dihadirkan. Padahal aku datang ditemani abang kandung aku bang, tapi itu pun gak bisa katanya. Pokoknya dipersulit lah malam itu. Makanya aku dan abang aku datang lagi hari ini untuk buat laporannya bang, mudah-mudahan gak dipersulit lagi lah bang,” harap korban.

Sementara Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Lesman Zendrato ketika dikonfirmasi kurang sepakat kalau kasus tersebut disebut penculikan. “Jangan bilang penculikan lah bos ngeri kali saya dengarnya, itu korban ditangkap terus dibebaskan. Kalau penculikan itu korban sampai bermalam ini kan gak sampai bermalam korbannya, iya kan bos?” ujar Zendrato.

Ketika disinggung apa alangkah yang telah dilakukan pihaknya menanggapi laporan korban penculikan itu, Zendrato kembali mengatakan dengan intonasi suara besar. “Jangan dibilang penculikan bos! Ngeri kali bahasa penculikan itu, sudah macam tak aman aja Kota Medan ini. Ya sudah terserahlah mau dibuat apa, kalau perlu buat besar-besar pelaku penculikan belum bisa ditangkap polisi,” kesalnya. (mag-2/sor)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/