25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Kuku Terpaksa Dicabut untuk Kurangi Infeksi

 Kuku Terpaksa Dicabut untuk Kurangi Infeksi

Kuku Terpaksa Dicabut untuk Kurangi Infeksi

Masih ingat dengan balita penderita Atresia Bilier, Aquila Qotrunnadha Parinduri? Yah, balita berusia 2 tahun ini sebelumnya telah dijadwalkan akan melakukan transplantasi hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta pada 6 Juli 2013, namun sampai detik ini operasi belum juga dilakukan. Bahkan, kedua orangtuanya, Suraya (27) dan Khairul Asyahri Parinduri (27) juga tidak tahu kapan buah hatinya akan melakukan transplantasi hati.
Sejak bulan Juni akhir, Aquila, orangtua dan tantenya memilih tinggal di rumah singgah yang disediahkan RSCM, Jakarta untuk pasien. Hidup jauh dari sanak keluarga tidak mengurangi semangat mereka untuk terus berjuang disana.
Menanti jadwal operasinya, Aquila terus melakukan perawatan sehingga kedua orangtuanya memilih untuk tinggal di rumah singgah RSCM. Sembari menanti jadwal, kesehatan Aquila semakin menurun. Infeksi terus menjangkit tubuh kecil Aquila, bahkan beberapa hari lalu 5 kukunya harus dicabut untuk mengurangi infeksi.
“Aquila baru cabut kukunya yang berjamur agar mengurangi infeksinya. Ada sebanyak 5 kuku yang dicabut, kuku tangan kanan ada 1, tangan kiri ada 3 dan kuku jempol kaki kanannya,” ujar ibu Aquila saat dihubungi, Rabu (16/10)n
Tak hanya itu, sebelum melakukan pencabutan kuku, Aquila sembat dirawat di gedung A RSCM. “Kesehatannya menurun, sempat juga dilakukan transfusi darah, dia juga kena diabetes insipidus, pipisnya gak normal,” katanya.
Tidak sampai di situ, Suraya dan suaminya harus mengeluarkan uang yang lebih untuk membeli minirin spray yang disemprotkan di hidung Aquila. “Untuk menstabilkan hormon dia harus disemprot minirin, 20 kali semprot untuk 10 hari dan itu harganya sampai Rp7 juta. Jelas keuangan di sini menipis,” katanya.

Bahkan, ia juga belum tahu gimana nasib ke depan anaknya, karena keuangan mereka semakin menurun. “Saya hanya bisa berharap sama BPJS 2014 nanti, katanya bisa dibantu, semoga saja yah karena dana yang terkumpul kemarin ada sekitar hampir 200 juta sudah banyak digunakan untuk perawatan Aquila,” katanya.

Suraya kembali bercerita, ternyata kesedihan tak sampai di situ. Suraya yang sedang berbincang dengan Sumut Pos melalu handphone ternyata sembari terbaring, ia baru saja melakukan caesar melahirkan anak keduanya beberapa hari lalu. “Iya saya lagi di kamar, dirawat karena kemarin harus di caesar. Aquilanya sama tantenya di rumah singgah, saya sama suami di sini,” ujarnya.

Suraya melahirkan anak keduanya di usia kandungannya yang ke delapan bulan. Ia mengakui bahwa ia terlalu letih dan trombositnya menurun. “Trombosit saya menurun, kecapekan karena kemarin full time ngurusi Aquila yang lagi drop. Saya melahirkan anak kedua, laki-laki. Alhamdulilah sehat, tapi belum kami beri nama,” ujarnya.

Melahirkan tanpa sanak keluarga sebenarnya membuat Suraya sedih, namun demi kesembuhan anaknya, ia akan terus berjuang. “Sebenarnya sedih gak ada keluarga disini, gak ada orangtua. Kemarin kakak datang kesini bawakan pakaian-pakaian buat si adek, alhamdulilah. Tapi yah harus tetap semangat demi kesembuhan Aquila karena kata dokter menunggu kuku aquila tumbuh 3 bulan bisa dilakukan operasi, itupun kalau bisa,” katanya sembari mengatakan Aquila saat ini masih butuh bantuan untuk kesembuhannya. (*)

 Kuku Terpaksa Dicabut untuk Kurangi Infeksi

Kuku Terpaksa Dicabut untuk Kurangi Infeksi

Masih ingat dengan balita penderita Atresia Bilier, Aquila Qotrunnadha Parinduri? Yah, balita berusia 2 tahun ini sebelumnya telah dijadwalkan akan melakukan transplantasi hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta pada 6 Juli 2013, namun sampai detik ini operasi belum juga dilakukan. Bahkan, kedua orangtuanya, Suraya (27) dan Khairul Asyahri Parinduri (27) juga tidak tahu kapan buah hatinya akan melakukan transplantasi hati.
Sejak bulan Juni akhir, Aquila, orangtua dan tantenya memilih tinggal di rumah singgah yang disediahkan RSCM, Jakarta untuk pasien. Hidup jauh dari sanak keluarga tidak mengurangi semangat mereka untuk terus berjuang disana.
Menanti jadwal operasinya, Aquila terus melakukan perawatan sehingga kedua orangtuanya memilih untuk tinggal di rumah singgah RSCM. Sembari menanti jadwal, kesehatan Aquila semakin menurun. Infeksi terus menjangkit tubuh kecil Aquila, bahkan beberapa hari lalu 5 kukunya harus dicabut untuk mengurangi infeksi.
“Aquila baru cabut kukunya yang berjamur agar mengurangi infeksinya. Ada sebanyak 5 kuku yang dicabut, kuku tangan kanan ada 1, tangan kiri ada 3 dan kuku jempol kaki kanannya,” ujar ibu Aquila saat dihubungi, Rabu (16/10)n
Tak hanya itu, sebelum melakukan pencabutan kuku, Aquila sembat dirawat di gedung A RSCM. “Kesehatannya menurun, sempat juga dilakukan transfusi darah, dia juga kena diabetes insipidus, pipisnya gak normal,” katanya.
Tidak sampai di situ, Suraya dan suaminya harus mengeluarkan uang yang lebih untuk membeli minirin spray yang disemprotkan di hidung Aquila. “Untuk menstabilkan hormon dia harus disemprot minirin, 20 kali semprot untuk 10 hari dan itu harganya sampai Rp7 juta. Jelas keuangan di sini menipis,” katanya.

Bahkan, ia juga belum tahu gimana nasib ke depan anaknya, karena keuangan mereka semakin menurun. “Saya hanya bisa berharap sama BPJS 2014 nanti, katanya bisa dibantu, semoga saja yah karena dana yang terkumpul kemarin ada sekitar hampir 200 juta sudah banyak digunakan untuk perawatan Aquila,” katanya.

Suraya kembali bercerita, ternyata kesedihan tak sampai di situ. Suraya yang sedang berbincang dengan Sumut Pos melalu handphone ternyata sembari terbaring, ia baru saja melakukan caesar melahirkan anak keduanya beberapa hari lalu. “Iya saya lagi di kamar, dirawat karena kemarin harus di caesar. Aquilanya sama tantenya di rumah singgah, saya sama suami di sini,” ujarnya.

Suraya melahirkan anak keduanya di usia kandungannya yang ke delapan bulan. Ia mengakui bahwa ia terlalu letih dan trombositnya menurun. “Trombosit saya menurun, kecapekan karena kemarin full time ngurusi Aquila yang lagi drop. Saya melahirkan anak kedua, laki-laki. Alhamdulilah sehat, tapi belum kami beri nama,” ujarnya.

Melahirkan tanpa sanak keluarga sebenarnya membuat Suraya sedih, namun demi kesembuhan anaknya, ia akan terus berjuang. “Sebenarnya sedih gak ada keluarga disini, gak ada orangtua. Kemarin kakak datang kesini bawakan pakaian-pakaian buat si adek, alhamdulilah. Tapi yah harus tetap semangat demi kesembuhan Aquila karena kata dokter menunggu kuku aquila tumbuh 3 bulan bisa dilakukan operasi, itupun kalau bisa,” katanya sembari mengatakan Aquila saat ini masih butuh bantuan untuk kesembuhannya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/