33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Ditolak Pedagang, Harapan Square Tetap Jalan

Lagi, Pemilik Warkop Demo di DPRD Medan

MEDAN- Di saat peletakan batu pertama pembangunan Harapan Square digelar, puluhan pedagang warung kopi (warkop) di Jalan Samanhudi menggelar aksi di gedung dewan, Rabu (16/11). Mereka membawa 13 gerobak ke gedung dewan sebagai wujud protes mereka terhadap pembangunan pusat jajanan tersebut.

Boasa Simanjuntak selaku koordinator pedagang mengatakan, pembangunan Harapan Square disinyalir sarat dengan permainan pejabat pemerintahan dari Camat Medan Maimun yang dituding menerima dana Rp250 juta dari Rp2,5 miliar dana pembangunan Harapan Square tersebut.

“Untuk pembangunan Harapan Square itu, para pedagang dikutip sebesar Rp7.000 per hari selama 5 tahun. Namun, pedagang yang akan ditempatkan di Harapan Square itu tidak jelas legitimasinya. Justru para pedagang yang telah lama berjualan di lokasi itu tidak diikutkan,” katanya.

Bahkan, lanjut Boasa, oknum camat juga terkesan arogan terhadap para pedagang. “Tidak ada yang bisa menghalangi saya,” kata Boasa menirukan ucapan oknum camat kepada pedagang. Dijelaskan Boasa, Harapan Square itu rencananya akan dibangun sebanyak 90 stan, dimana 60 stan diperuntukkan bagi pedagang yang tidak jelas legitimasinya, sementara 30 stan lagi bagi para pejabat di Pemko Medan mulai dari tingkat camat hingga asisten.

Perwakilan pedagang diterima Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Jumadi, didampingi anggota, Dianto MS. Jumadi mengatakan, sejak awal pada aksi pertama pedagang di gedung dewan, pihaknya telah meminta oknum Camat Medan Maimun untuk menghentikan dulu pembangunan tersebut. “Kita juga minta agar camat berkoordinasi dulu dengan para pedagang, sehingga pembangunan tersebut tidak menimbulkan masalah baru,” kata Jumadi.

Bahkan, kepada perwakilan pedagang, Komisi C berjanji akan memanggil pihak terkait di antaranya, Camat Medan Maimun, Kadis Koperasi dan UKM, Kabag Perekonomian, KSU Harapan, serta pedagang untuk menyelesaikan persoalan tersebut hari ini, Kamis (16/11). “Komisi C akan melakukan pemanggilan terhadap pihak kecamatan dan dinas terkait untuk memberikan penjelasan,” cetusnya.

Mendengar penjelasan dewan, perwakilan pedagang akhirnya meninggalkan gedung dewan. Namun, sampai sore hari, sekitar pukul 18.00 WIB para pedagang masih berkumpul di gedung DPRD Medan dengan gerobaknya dan berjanji tetap akan melakukan aktivitasnya di tempat semula, sambil menunggu hasil pertemuan antara Komisi C dengan pihak-pihak terkait. “Kami akan tetap bertahan di sini,” tegas seorang pedagang yang duduk di halaman gedung DPRD Medan.

Sebelumnya, pedagang juga sempat melakukan aksi di Jalan Samanhujdi yang hanya berjarak 20 meter dari acara peletakan batu pertama Harapan Square yang dihadiri Sekda Kota Medan Syaiful Bahri dan Dirut Bank Sumut Gus Irawan.

Di acara peletakkan batu pertama tersebut, Sekda Kota Medan Syaiful Bahri mengukapkan, dibangunnya Harapan Square ini agar masyarakat yang datang bisa merasa nyaman menikmati menu yang disediakan. Dia juga mengatakan, pembangunan pusat jajanan itu juga dimaksudkan agar para pedagang lebih tertib dan nyaman. Mengenai penolakan yang dilakukan para pedagang, dia mengungkapkan bahwa para pedagang tersebut tidak mau dibina usahanya.(adl/mag-7)

Lagi, Pemilik Warkop Demo di DPRD Medan

MEDAN- Di saat peletakan batu pertama pembangunan Harapan Square digelar, puluhan pedagang warung kopi (warkop) di Jalan Samanhudi menggelar aksi di gedung dewan, Rabu (16/11). Mereka membawa 13 gerobak ke gedung dewan sebagai wujud protes mereka terhadap pembangunan pusat jajanan tersebut.

Boasa Simanjuntak selaku koordinator pedagang mengatakan, pembangunan Harapan Square disinyalir sarat dengan permainan pejabat pemerintahan dari Camat Medan Maimun yang dituding menerima dana Rp250 juta dari Rp2,5 miliar dana pembangunan Harapan Square tersebut.

“Untuk pembangunan Harapan Square itu, para pedagang dikutip sebesar Rp7.000 per hari selama 5 tahun. Namun, pedagang yang akan ditempatkan di Harapan Square itu tidak jelas legitimasinya. Justru para pedagang yang telah lama berjualan di lokasi itu tidak diikutkan,” katanya.

Bahkan, lanjut Boasa, oknum camat juga terkesan arogan terhadap para pedagang. “Tidak ada yang bisa menghalangi saya,” kata Boasa menirukan ucapan oknum camat kepada pedagang. Dijelaskan Boasa, Harapan Square itu rencananya akan dibangun sebanyak 90 stan, dimana 60 stan diperuntukkan bagi pedagang yang tidak jelas legitimasinya, sementara 30 stan lagi bagi para pejabat di Pemko Medan mulai dari tingkat camat hingga asisten.

Perwakilan pedagang diterima Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Jumadi, didampingi anggota, Dianto MS. Jumadi mengatakan, sejak awal pada aksi pertama pedagang di gedung dewan, pihaknya telah meminta oknum Camat Medan Maimun untuk menghentikan dulu pembangunan tersebut. “Kita juga minta agar camat berkoordinasi dulu dengan para pedagang, sehingga pembangunan tersebut tidak menimbulkan masalah baru,” kata Jumadi.

Bahkan, kepada perwakilan pedagang, Komisi C berjanji akan memanggil pihak terkait di antaranya, Camat Medan Maimun, Kadis Koperasi dan UKM, Kabag Perekonomian, KSU Harapan, serta pedagang untuk menyelesaikan persoalan tersebut hari ini, Kamis (16/11). “Komisi C akan melakukan pemanggilan terhadap pihak kecamatan dan dinas terkait untuk memberikan penjelasan,” cetusnya.

Mendengar penjelasan dewan, perwakilan pedagang akhirnya meninggalkan gedung dewan. Namun, sampai sore hari, sekitar pukul 18.00 WIB para pedagang masih berkumpul di gedung DPRD Medan dengan gerobaknya dan berjanji tetap akan melakukan aktivitasnya di tempat semula, sambil menunggu hasil pertemuan antara Komisi C dengan pihak-pihak terkait. “Kami akan tetap bertahan di sini,” tegas seorang pedagang yang duduk di halaman gedung DPRD Medan.

Sebelumnya, pedagang juga sempat melakukan aksi di Jalan Samanhujdi yang hanya berjarak 20 meter dari acara peletakan batu pertama Harapan Square yang dihadiri Sekda Kota Medan Syaiful Bahri dan Dirut Bank Sumut Gus Irawan.

Di acara peletakkan batu pertama tersebut, Sekda Kota Medan Syaiful Bahri mengukapkan, dibangunnya Harapan Square ini agar masyarakat yang datang bisa merasa nyaman menikmati menu yang disediakan. Dia juga mengatakan, pembangunan pusat jajanan itu juga dimaksudkan agar para pedagang lebih tertib dan nyaman. Mengenai penolakan yang dilakukan para pedagang, dia mengungkapkan bahwa para pedagang tersebut tidak mau dibina usahanya.(adl/mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/