26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bocah Ini Dilumuri Cabe, Digantung & Dipukuli Ayah Tiri

Foto: Ilham/PM Kristian Nainggolan, bocah lima tahun yang disiksa ayah tirinya.
Foto: Ilham/PM
Kristian Nainggolan, bocah lima tahun yang disiksa ayah tirinya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kekerasan pada anak kembali terjadi. Kristian Pratama Nainggolan, mengalami luka memar di sekujur tubuh, akibat ayah tirinya. Kasus ini terungkap, saat bocah lima tahun ini diboyong tetangganya ke Polsek Patumbak untuk melaporkan kesadisan ayah tirinya berinisial ANS (22).

“Aku main ayunan di belakang rumah. Tapi waktu bapak manggil aku tidak dengar. Jadi aku dipukuli pakai sendok nasi,” tuturnya, saat diwawancarai wartawan, Senin (16/11) sore.

Dikatakannya lagi, jika dirinya juga tidak berani mengadu kepada ibunya, Irma Ferawati Hutabarat. Alasannya, Kristian khawatir akan menimbulkan keributan antara ibu dan ayah tirinya itu. “Selain itu, aku juga pernah digantung dengan kaki di atas kepala di bawah,” ungkapnya.

Hampir sekujur tubuh Kristian terlihat dipenuhi luka memar. Mulai dari wajah hingga paha Kristian yang membiru. Saat luka tersebut disentuh, Kristian meringis kesakitan.

Kepala Lingkungan Dusun II, Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Jonathan Panjaitan yang mendampinginya mengaku korban dan keluarganya, termasuk orang baru di lingkungan mereka. Semenjak pindah, keluarga korban tidak ada melapor.

Kapolsek Patumbak, AKP Wilson Bugner Pasaribu yang mengetahui kejadian langsung memerintahkan untuk menangkap ANS. Dalam hitungan 1 jam, ANS diringkus. Mengenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana training dan sendal jepit, pria berusia 22 tahun itu, diboyong. “Setahun lalu aku menikah dengan ibunya. Saat menikah itu aku lajang dan ibunya janda anak 1. Namun kami menikahnya dipasu-pasu saja,” ucap Albert.

Disinggung soal tindakannya kepada korban, diakuinya hal itu dikarenakan korban membandel dan susah diatur olehnya. Namun, disebutnya dirinya tidak pernah memukul seperti yang diceritakan anaknya. Katanya, terakhir memukul korban, ia hanya menggunakan sisir yang dipukulkannya ke arah kaki korban.

“Kalau wajahnya aku lumuri cabe, tak ada itu. Dulu aku hanya menakutinya dengan cabai dan tanpa sengaja kena matanya, ” tandas pria yang mengaku bekerja sebagai cleaning service pada gudang obat-obatan APL di Jalan Sakti Lubis itu mengakhiri.

Irma Ferawati Hutabaratyang datang menyusul ke Polsek Patumbak, mengaku selama ini tidak mengetahui anaknya dianiaya suami keduanya. Namun, saat ditanya lebih jauh, wanita itu tampak gugup dan memilih bungkam. (ham/han)

Foto: Ilham/PM Kristian Nainggolan, bocah lima tahun yang disiksa ayah tirinya.
Foto: Ilham/PM
Kristian Nainggolan, bocah lima tahun yang disiksa ayah tirinya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kekerasan pada anak kembali terjadi. Kristian Pratama Nainggolan, mengalami luka memar di sekujur tubuh, akibat ayah tirinya. Kasus ini terungkap, saat bocah lima tahun ini diboyong tetangganya ke Polsek Patumbak untuk melaporkan kesadisan ayah tirinya berinisial ANS (22).

“Aku main ayunan di belakang rumah. Tapi waktu bapak manggil aku tidak dengar. Jadi aku dipukuli pakai sendok nasi,” tuturnya, saat diwawancarai wartawan, Senin (16/11) sore.

Dikatakannya lagi, jika dirinya juga tidak berani mengadu kepada ibunya, Irma Ferawati Hutabarat. Alasannya, Kristian khawatir akan menimbulkan keributan antara ibu dan ayah tirinya itu. “Selain itu, aku juga pernah digantung dengan kaki di atas kepala di bawah,” ungkapnya.

Hampir sekujur tubuh Kristian terlihat dipenuhi luka memar. Mulai dari wajah hingga paha Kristian yang membiru. Saat luka tersebut disentuh, Kristian meringis kesakitan.

Kepala Lingkungan Dusun II, Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Jonathan Panjaitan yang mendampinginya mengaku korban dan keluarganya, termasuk orang baru di lingkungan mereka. Semenjak pindah, keluarga korban tidak ada melapor.

Kapolsek Patumbak, AKP Wilson Bugner Pasaribu yang mengetahui kejadian langsung memerintahkan untuk menangkap ANS. Dalam hitungan 1 jam, ANS diringkus. Mengenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana training dan sendal jepit, pria berusia 22 tahun itu, diboyong. “Setahun lalu aku menikah dengan ibunya. Saat menikah itu aku lajang dan ibunya janda anak 1. Namun kami menikahnya dipasu-pasu saja,” ucap Albert.

Disinggung soal tindakannya kepada korban, diakuinya hal itu dikarenakan korban membandel dan susah diatur olehnya. Namun, disebutnya dirinya tidak pernah memukul seperti yang diceritakan anaknya. Katanya, terakhir memukul korban, ia hanya menggunakan sisir yang dipukulkannya ke arah kaki korban.

“Kalau wajahnya aku lumuri cabe, tak ada itu. Dulu aku hanya menakutinya dengan cabai dan tanpa sengaja kena matanya, ” tandas pria yang mengaku bekerja sebagai cleaning service pada gudang obat-obatan APL di Jalan Sakti Lubis itu mengakhiri.

Irma Ferawati Hutabaratyang datang menyusul ke Polsek Patumbak, mengaku selama ini tidak mengetahui anaknya dianiaya suami keduanya. Namun, saat ditanya lebih jauh, wanita itu tampak gugup dan memilih bungkam. (ham/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/