SUMUTPOS.CO – Human Initiative menggelar Kongres Kemanusiaan Indonesia, pada Rabu (15/12) kemarin. Acara tersebut diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) nya ke-22.
Presiden Human Initiative, Tomy Hendrajati mengatakan, kongres ini dilaksanakan dengan motivasi menggali ide dan gagasan, terkait pembangunan dan kemanusiaan di Indonesia.
“Selama ini, kami bekerja di lapangan dengan kawan-kawan yang lain, baik di kemanusiaan maupun pembangunan. Masing-masing punya target, ada upaya yang maksimal untuk membantu masyarakat,” ujarnya di sela-sela kegiatan, di Hotel Millennium Sirih Jakarta.
Dengan kondisi tersebut, dia menilai perlu forum atau kegiatan agar setiap badan, lembaga, serta pegiat pembangunan kemanusiaan bisa duduk bersama dan memikirkan Indonesia ke depannya. “Pasca pandemi Covid-19, ada banyak perubahan dan kejadian yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya,” sebutnya.
Tomy berharap, dengan duduk bersama, dapat mencoba menggali gagasan dan ide apa yang bisa dilakukan secara bersama. “Pandemi membuat kita harus banyak belajar dan memperbanyak membangun kolaborasi, membangun sinergi, agar membantu masyarakatnya lebih maksimal dan optimal,” harapnya.
Dalam kongres ini, lanjutnya, ada empat tema yang diambil, yakni Implikasi Covid-19 Terhadap Kemanusiaan, SDGs dan Agenda Kemanusiaan Indonesia, Prospek Gerakan Kemanusiaan, serta Konteks Kemanusiaan Indonesia.
“Empat tema ini diambil mewakili situasi yang ada saat ini. Lembaga tidak hanya fokus pada bagaimana cara membantu masyarakat, tetapi juga menyelesaikan persoalan di akarnya,” ungkapnya.
Persoalan yang dimaksud, tambahnya, adalah seputar sistem kemanusiaan dan pembangunan dan mencoba menggali potensi-potensi yang ada. Hal ini disebut harus saling terkait dari hulu ke hilir, sehingga bisa dianggap utuh, membahas soal gerakan filantropi, kemanusiaan dan pembangunan.
Terkait harapannya di ulang tahun HI ke-22, Tomy berharap bisa membantu lebih banyak, terus eksis dan membangun kolaborasi dengan lebih banyak pihak.
“Kami sangat concern bagaimana membantu yang membutuhkan makin lebih banyak, lembaga ini bisa terus eksis, memberikan kontribusi terbesar, sekaligus membangun kolaborasi dengan semua pihak,” tandasnya.
Hadir dalam pembukaan kegiatan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Muhadjir berharap kegiatan kongres ini bisa berkelanjutan.
“Harapannya ini akan berkelanjutan, nanti. Kalau perlu ada semacam regulasi atau anggaran dasar, yang bisa menghimpun seluruh kekuatan filantropi nasional kita,” ujar Muhadjir.
Dikatakannya, himpunan kekuatan filantropi dalam rangka gerakan kedermawanan sangat diperlukan untuk wilayah Indonesia, mengingat negara ini selalu dilanda bencana sebagai bagian dari wilayah yang masuk dalam lingkungan cincin api. (Dwi)