30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Varian Omicron Masuk Indonesia, Pejabat dan Warga Dilarang ke Luar Negeri

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Virus Corona varian Omicron sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. Virus ini menulari seorang petugas kebersihan di RS Wisma Atlet, Jakarta. Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mengambil sikap dengan melarang para pejabat untuk ke luar negeri.

UPACARA: ASN Pusat saat upacara. Pejabat ASN dilarang ke luar negeri untuk menghindari tertularnya Virus Corona varian Omicron. istimewa/sumut pos.

“Saya minta seluruh warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri. Paling tidak sampai situasi mereda,” ujar Jokowi dalam jumpa pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/17).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar pemerintah daerah (pemda) gencar melakukan pelacakan kotak erat terkait telah masuknya varian Omicron ini ke tanah air. “Untuk pemerintah daerah, saya minta agar testing dang testing kontak erat ditingkatkan lagi,” kata Jokowi.

Jokowi menuturkan, meskipun angka penularan Covid-19 di dalam negeri telah menurun. Namun adanya varian Omicron ini tidak boleh dianggap remeh. Masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. “Saudara-saudara semua jangan kendor menerapkan protokol kesehatan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,” ajak Jokowi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, untuk pelaku perjalanan luar negeri dari negara transmisi omicron dan negara sekitarnya, pemerintah menutup sementara. Hal ini demi antisipasi Omicron.

Namun, pemerintah tetap mengizinkan Warga Negara Indonesia (WNI) pelaku perjalanan dari negara tempat transmisi Covid-19 varian Omicron untuk masuk ke Indonesia dengan kewajiban karantina selama 14 hari.”Warga Negara Indonesia diperbolehkan masuk Indonesia dengan syarat 14×24 jam (karantina) untuk WNI dari negara transmisi Omicron,” kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Sedangkan WNI pelaku perjalanan dari negara lain yang bukan transisi Omicron, diizinkan masuk ke Indonesia dengan syarat karantina 10 hari. Wiku mengatakan, perubahan kebijakan itu menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, sebagai antisipasi penyebaran penularan Covid-19 varian Omicron, pemerintah akan terus melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan pada semua moda transportasi. “Sehubungan dengan ditemukannya kasus pertama varian Omicron di Indonesia, Kementerian Perhubungan terus melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan, kepada para pelaku perjalanan di semua moda transportasi, baik domestik maupun internasional,” kata Adita dalam keterangan resminya, Kamis (16/12).

Adita menyebut, terkait dengan ketentuan syarat perjalanan di semua moda transportasi, baik dalam negeri maupun internasional di masa Pandemi Covid-19, Kemenhub merujuk pada Instruksi Dalam Negeri maupun Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19, dan selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada sesuai dengan dinamika perkembangan kondisi dan situasi di lapangan. “Untuk syarat perjalanan internasional, Kemenhub saat ini merujuk pada SE Satgas Penanganan Covid-19 No. 25 Tahun 2021,” tuturnya.

Menteri Perhubungan pun telah menginstruksikan para otoritas dan operator transportasi di semua moda transportasi, untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik. Baik itu di prasarana seperti terminal, stasiun, pelabuhan dan Bandara, maupun sarana bus, ka, kapal, dan pesawat.”Kami juga terus menjaga dan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, khususnya Polri dan TNI yang banyak membantu dalam menjalankan penerapan prokes di lapangan,” pungkasnya.

Warga Sumut Jangan Panik

Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis meminta kepada masyarakat Sumatera Utara (Sumut) untuk tidak panik dengan Covid-19 varian Omicron, namun tetap menjalani hidup seperti biasa dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas.

Di samping itu, dia meminta agar warga segera mengikuti vaksinasi bagi yang belum melakukannya. Selain itu, langkah antisipasi penyebaran virus tersebut, salah satunya dengan memperkuat 3T (Tracing, Testing dan Treatment). “Tidak usah panik, tetap disiplin protokol kesehatan. Selalu gunakan masker apabila keluar rumah dan rajin cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer. Kemudian, jaga jarak saat berinteraksi, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas,” imbaunya.

Pun begitu, lanjutnya, Pemerintah Sumatera Utara tetap melakukan antisipasi masuknya Covid-19 varian Omicron dengan menutup sementara kedatangan luar negeri untuk Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Idonesia (WNI), guna mengantisipasi penyebaran Omicron ke Sumut.

Di sisi lain, sebagai langkah antisipasi juga, jika terdapat kasus positif baru dengan gejala mirip Omicron, maka langsung dikirim ke Balitbangkes Kemenkes. “Nantinya, sekaligus menghadapi libur Natal dan tahun baru, jika ada terdapat kasus positif baru dengan gejala mirip Omicron maka sampel penderita Covid-19 tersebut langsung dikirimkan ke Balitbangkes untuk dilakukan pemeriksaan. Ini untuk memastikan yang bersangkutan tertular Covid-19 varian apa,” ujar Ismail.

Sementara itu, Anggota Komisi IX, Saleh Partaonan Daulay meminta Pemerintah untuk serius memaksimalkan tracing dan testing, terkait temuan Omicron di Wisma Atlet. “Petugas kebersihan itu kelihatannya tidak pernah ke luar negeri. Karena itu, kalaupun dia terjangkit, pasti dari orang yang pernah dirawat di sana. Atau bisa juga di luar wisma. Nah, itu yang perlu dipastikan. Testing dan tracing diperlukan untuk mengetahui peta persebarannya,” kata Ketua Fraksi PAN DPR RI, Dapil Sumut II ini, Kamis (16/12).

Dia meyakini pemerintah lebih siap menghadapi varian Omicron ini. Sebab, sebelum ditemukan di Indonesia, sudah ditemukan di negara-negara lain. Kemudian, para akademisi dan epidemolog sudah mengingatkan mengenai bahaya Omicron. “Mestinya, kita kan sudah siap. Tidak seperti persiapan kita ketika menghadapi varian Delta. Kita harapkan satgas mampu mengkanalisasi kasus omicron ini sehingga tidak meluas,” ujarnya.

Di sisi lain, ia meminta masyarakat meningkatkan prokes. “Penerapan prokes tidak kenal levelisasi. Apa pun tingkat level PPKM-nya, prokes tetap sama. Itu yang perlu dipahami dan diterapkan bersama,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya mendeteksi 5 kasus Covid-19 probable atau kemungkinan berasal dari Varian B.1.1.529 atau Omicron di Jakarta dan Manado. “Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron, jadi belum pasti omicron tapi karena kita melakukan tes PCR dengan spesifikasi yang khusus istilahnya SGTF,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (16/12). Budi mengatakan, dari jumlah tersebut, 2 kasus probable dari varian Omicron berasal dari warga negara Indonesia yang kembali dari Amerika Serikat dan Inggris.

Saat ini, kedua WNI tersebut sedang menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet. “3 kasus lainnya adalah warga negara asing dari Tiongkok yang datang ke Manado dan sekarang orang sedang diisolasi dikarantina Manado,” ujarnya. Budi menekankan lima kasus Covid-19 masuk diduga dari varian Omicron dan saat ini tengah dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) oleh Balitbangkes Kemenkes. “Diharapkan dalam tiga hari kedepan, kita sudah bisa memastikan apakah benar ini omicron atau tidak,” ucapnya.

Lebih lanjut, Budi mengimbau masyarakat tidak panik dengan masuknya varian Omicron ke Indonesia. Ia meminta masyarakat menunda perjalanan keluar negeri yang tidak perlu dan memperketat protokol kesehatan. “Jangan kendor, jangan kurang disiplinnya terutama untuk memakai masker dan menjaga jarak, memakai masker menjaga jarak pastikan jangan kita terlalu berkerumun di acara dengan banyak orang,” pungkasnya. (ris/fdh/jpc)

\

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Virus Corona varian Omicron sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. Virus ini menulari seorang petugas kebersihan di RS Wisma Atlet, Jakarta. Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mengambil sikap dengan melarang para pejabat untuk ke luar negeri.

UPACARA: ASN Pusat saat upacara. Pejabat ASN dilarang ke luar negeri untuk menghindari tertularnya Virus Corona varian Omicron. istimewa/sumut pos.

“Saya minta seluruh warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri. Paling tidak sampai situasi mereda,” ujar Jokowi dalam jumpa pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/17).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar pemerintah daerah (pemda) gencar melakukan pelacakan kotak erat terkait telah masuknya varian Omicron ini ke tanah air. “Untuk pemerintah daerah, saya minta agar testing dang testing kontak erat ditingkatkan lagi,” kata Jokowi.

Jokowi menuturkan, meskipun angka penularan Covid-19 di dalam negeri telah menurun. Namun adanya varian Omicron ini tidak boleh dianggap remeh. Masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. “Saudara-saudara semua jangan kendor menerapkan protokol kesehatan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,” ajak Jokowi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, untuk pelaku perjalanan luar negeri dari negara transmisi omicron dan negara sekitarnya, pemerintah menutup sementara. Hal ini demi antisipasi Omicron.

Namun, pemerintah tetap mengizinkan Warga Negara Indonesia (WNI) pelaku perjalanan dari negara tempat transmisi Covid-19 varian Omicron untuk masuk ke Indonesia dengan kewajiban karantina selama 14 hari.”Warga Negara Indonesia diperbolehkan masuk Indonesia dengan syarat 14×24 jam (karantina) untuk WNI dari negara transmisi Omicron,” kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Sedangkan WNI pelaku perjalanan dari negara lain yang bukan transisi Omicron, diizinkan masuk ke Indonesia dengan syarat karantina 10 hari. Wiku mengatakan, perubahan kebijakan itu menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, sebagai antisipasi penyebaran penularan Covid-19 varian Omicron, pemerintah akan terus melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan pada semua moda transportasi. “Sehubungan dengan ditemukannya kasus pertama varian Omicron di Indonesia, Kementerian Perhubungan terus melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan, kepada para pelaku perjalanan di semua moda transportasi, baik domestik maupun internasional,” kata Adita dalam keterangan resminya, Kamis (16/12).

Adita menyebut, terkait dengan ketentuan syarat perjalanan di semua moda transportasi, baik dalam negeri maupun internasional di masa Pandemi Covid-19, Kemenhub merujuk pada Instruksi Dalam Negeri maupun Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19, dan selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada sesuai dengan dinamika perkembangan kondisi dan situasi di lapangan. “Untuk syarat perjalanan internasional, Kemenhub saat ini merujuk pada SE Satgas Penanganan Covid-19 No. 25 Tahun 2021,” tuturnya.

Menteri Perhubungan pun telah menginstruksikan para otoritas dan operator transportasi di semua moda transportasi, untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik. Baik itu di prasarana seperti terminal, stasiun, pelabuhan dan Bandara, maupun sarana bus, ka, kapal, dan pesawat.”Kami juga terus menjaga dan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, khususnya Polri dan TNI yang banyak membantu dalam menjalankan penerapan prokes di lapangan,” pungkasnya.

Warga Sumut Jangan Panik

Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis meminta kepada masyarakat Sumatera Utara (Sumut) untuk tidak panik dengan Covid-19 varian Omicron, namun tetap menjalani hidup seperti biasa dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas.

Di samping itu, dia meminta agar warga segera mengikuti vaksinasi bagi yang belum melakukannya. Selain itu, langkah antisipasi penyebaran virus tersebut, salah satunya dengan memperkuat 3T (Tracing, Testing dan Treatment). “Tidak usah panik, tetap disiplin protokol kesehatan. Selalu gunakan masker apabila keluar rumah dan rajin cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer. Kemudian, jaga jarak saat berinteraksi, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas,” imbaunya.

Pun begitu, lanjutnya, Pemerintah Sumatera Utara tetap melakukan antisipasi masuknya Covid-19 varian Omicron dengan menutup sementara kedatangan luar negeri untuk Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Idonesia (WNI), guna mengantisipasi penyebaran Omicron ke Sumut.

Di sisi lain, sebagai langkah antisipasi juga, jika terdapat kasus positif baru dengan gejala mirip Omicron, maka langsung dikirim ke Balitbangkes Kemenkes. “Nantinya, sekaligus menghadapi libur Natal dan tahun baru, jika ada terdapat kasus positif baru dengan gejala mirip Omicron maka sampel penderita Covid-19 tersebut langsung dikirimkan ke Balitbangkes untuk dilakukan pemeriksaan. Ini untuk memastikan yang bersangkutan tertular Covid-19 varian apa,” ujar Ismail.

Sementara itu, Anggota Komisi IX, Saleh Partaonan Daulay meminta Pemerintah untuk serius memaksimalkan tracing dan testing, terkait temuan Omicron di Wisma Atlet. “Petugas kebersihan itu kelihatannya tidak pernah ke luar negeri. Karena itu, kalaupun dia terjangkit, pasti dari orang yang pernah dirawat di sana. Atau bisa juga di luar wisma. Nah, itu yang perlu dipastikan. Testing dan tracing diperlukan untuk mengetahui peta persebarannya,” kata Ketua Fraksi PAN DPR RI, Dapil Sumut II ini, Kamis (16/12).

Dia meyakini pemerintah lebih siap menghadapi varian Omicron ini. Sebab, sebelum ditemukan di Indonesia, sudah ditemukan di negara-negara lain. Kemudian, para akademisi dan epidemolog sudah mengingatkan mengenai bahaya Omicron. “Mestinya, kita kan sudah siap. Tidak seperti persiapan kita ketika menghadapi varian Delta. Kita harapkan satgas mampu mengkanalisasi kasus omicron ini sehingga tidak meluas,” ujarnya.

Di sisi lain, ia meminta masyarakat meningkatkan prokes. “Penerapan prokes tidak kenal levelisasi. Apa pun tingkat level PPKM-nya, prokes tetap sama. Itu yang perlu dipahami dan diterapkan bersama,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya mendeteksi 5 kasus Covid-19 probable atau kemungkinan berasal dari Varian B.1.1.529 atau Omicron di Jakarta dan Manado. “Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron, jadi belum pasti omicron tapi karena kita melakukan tes PCR dengan spesifikasi yang khusus istilahnya SGTF,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (16/12). Budi mengatakan, dari jumlah tersebut, 2 kasus probable dari varian Omicron berasal dari warga negara Indonesia yang kembali dari Amerika Serikat dan Inggris.

Saat ini, kedua WNI tersebut sedang menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet. “3 kasus lainnya adalah warga negara asing dari Tiongkok yang datang ke Manado dan sekarang orang sedang diisolasi dikarantina Manado,” ujarnya. Budi menekankan lima kasus Covid-19 masuk diduga dari varian Omicron dan saat ini tengah dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) oleh Balitbangkes Kemenkes. “Diharapkan dalam tiga hari kedepan, kita sudah bisa memastikan apakah benar ini omicron atau tidak,” ucapnya.

Lebih lanjut, Budi mengimbau masyarakat tidak panik dengan masuknya varian Omicron ke Indonesia. Ia meminta masyarakat menunda perjalanan keluar negeri yang tidak perlu dan memperketat protokol kesehatan. “Jangan kendor, jangan kurang disiplinnya terutama untuk memakai masker dan menjaga jarak, memakai masker menjaga jarak pastikan jangan kita terlalu berkerumun di acara dengan banyak orang,” pungkasnya. (ris/fdh/jpc)

\

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/