30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Pria Helvetia Ceraikan Istri Demi Gafatar

Ahmad Musadeq, rosulnya Gafatar.
Ahmad Musadeq, rosulnya Gafatar.

MEDAN, SUMUTPS.CO – Keputusan mengejutkan Purwanto (41) yang lebih memilih bercerai dengan istrinya Tumini (34), ketimbang keluar aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menuai kecaman dari keluarganya.

“Sejak bergabung dengan Gafatar sikap dan prilaku Purwanto memang sudah lain dengan orang kebanyakan. Bayangkan saja, dia lebih memilih Gafatar ketimbang istrinya,” kesal salah seorang kerabat Tumini yang minta namanya jangan ditulis, Minggu (17/1).

Pria yang tinggal di kawasan Jalan Bakti Luhur, Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia itu juga mengaku ikut menjemput Tumini dari Lima Puluh Kabupaten Batubara. “Karena kelakuan Purwanto tak betul lagilah, makanya kami jemput Tumini ke kampungnya,” ucap pria yang saat itu mengenakan kaos warna putih ini.

Peristiwa itu berawal dari pengakuan dari tetangganya, yang diminta Purwanto menjadi pengikut Gafatar. “Tapi ditolak uwak itu, katanya lebih baik aku miskin dari pada pindah agama,” ungkap pria berambut pendek itu lagi.

Menurutnya, ajaran yang diterima Purwanto itu sudah menyalah. “Yang diajarkan sama si Purwanto itu udah tak betul. Masak tidak boleh shalat, tidak boleh sekolahkan anak di luar Gafatar,” bebernya.

Dikatakannya lagi, bahwa anaknya kelak bisa menjadi dokter jika mengikuti ajaran Gafatar. “Cemana mau jadi dokter, kalo sekolah saja enggak pernah? Yang bikin kami makin kesal, si Purwanto ini membawa anaknya yang paling besar ikut Gafatar ke Kalimantan,” tandasnya

Banyaknya warga yang bergabung dengan Gafatar juga menjadi perhatian khusus Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan. Karena itu Zulkifli meminta semua umat Islam untuk tidak mudah terpengaruh oleh ajakan yang tidak bertanggung jawab, seperti ISIS dan Gafatar. Hal itu dia sampaikan menyusul banyaknya warga hilang misterius di berbagai daerah serta peristiwa penyerangan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1) kemarin.

Warga yang hilang itu karena diduga mengikuti aliran Gafatar. Sementara serangan di Jalan Thamrin diduga karena pelaku mengikuti gerakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). “Saya harap jangan terlalu mudah terpengaruh ajakan-ajakan yang kurang bertanggung jawab. Sedikit-sedikit masuk surga meninggalkan sanak saudara,” kata Zulkifli, Minggu (17/1).

Apalagi, kata Zulkifli, kemudian harus meninggalkan kewajibanya dan masuk organisasi tidak jelas. “Meninggalkan kewajibannya apalagi yang masuk ikut teror, ikut ke luar negeri, yang masuk ISIS,” kata dia. “Nah jangan terlalu mudah kalau ada hal seperti itu bisa lapor kepada yang terdekat, lapor ulama, lapor kepada keamanan, meningkatkan kewaspadaannya di situasi yang seperti ini,” tambah Zulkifli. (ham/bbs/deo)

Ahmad Musadeq, rosulnya Gafatar.
Ahmad Musadeq, rosulnya Gafatar.

MEDAN, SUMUTPS.CO – Keputusan mengejutkan Purwanto (41) yang lebih memilih bercerai dengan istrinya Tumini (34), ketimbang keluar aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menuai kecaman dari keluarganya.

“Sejak bergabung dengan Gafatar sikap dan prilaku Purwanto memang sudah lain dengan orang kebanyakan. Bayangkan saja, dia lebih memilih Gafatar ketimbang istrinya,” kesal salah seorang kerabat Tumini yang minta namanya jangan ditulis, Minggu (17/1).

Pria yang tinggal di kawasan Jalan Bakti Luhur, Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia itu juga mengaku ikut menjemput Tumini dari Lima Puluh Kabupaten Batubara. “Karena kelakuan Purwanto tak betul lagilah, makanya kami jemput Tumini ke kampungnya,” ucap pria yang saat itu mengenakan kaos warna putih ini.

Peristiwa itu berawal dari pengakuan dari tetangganya, yang diminta Purwanto menjadi pengikut Gafatar. “Tapi ditolak uwak itu, katanya lebih baik aku miskin dari pada pindah agama,” ungkap pria berambut pendek itu lagi.

Menurutnya, ajaran yang diterima Purwanto itu sudah menyalah. “Yang diajarkan sama si Purwanto itu udah tak betul. Masak tidak boleh shalat, tidak boleh sekolahkan anak di luar Gafatar,” bebernya.

Dikatakannya lagi, bahwa anaknya kelak bisa menjadi dokter jika mengikuti ajaran Gafatar. “Cemana mau jadi dokter, kalo sekolah saja enggak pernah? Yang bikin kami makin kesal, si Purwanto ini membawa anaknya yang paling besar ikut Gafatar ke Kalimantan,” tandasnya

Banyaknya warga yang bergabung dengan Gafatar juga menjadi perhatian khusus Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan. Karena itu Zulkifli meminta semua umat Islam untuk tidak mudah terpengaruh oleh ajakan yang tidak bertanggung jawab, seperti ISIS dan Gafatar. Hal itu dia sampaikan menyusul banyaknya warga hilang misterius di berbagai daerah serta peristiwa penyerangan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1) kemarin.

Warga yang hilang itu karena diduga mengikuti aliran Gafatar. Sementara serangan di Jalan Thamrin diduga karena pelaku mengikuti gerakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). “Saya harap jangan terlalu mudah terpengaruh ajakan-ajakan yang kurang bertanggung jawab. Sedikit-sedikit masuk surga meninggalkan sanak saudara,” kata Zulkifli, Minggu (17/1).

Apalagi, kata Zulkifli, kemudian harus meninggalkan kewajibanya dan masuk organisasi tidak jelas. “Meninggalkan kewajibannya apalagi yang masuk ikut teror, ikut ke luar negeri, yang masuk ISIS,” kata dia. “Nah jangan terlalu mudah kalau ada hal seperti itu bisa lapor kepada yang terdekat, lapor ulama, lapor kepada keamanan, meningkatkan kewaspadaannya di situasi yang seperti ini,” tambah Zulkifli. (ham/bbs/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/