SUMUTPOS.CO – PENGERJAAN jalur ganda atau double track kereta api (KA) masih terus dikebut pengerjaannya oleh Kementerian Perhubungan. Proyek infrastruktur melalui Dirjen Perkeretaapian ini direncanakan dapat beroperasi pada semester kedua tahun 2018.
“Progres double track sudah 90 persen pengerjaannya. Target operasional kira-kira Oktober-November,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada Sumut Pos saat ditemui usai Rakernas Kemenristekdikti 2018 di Kampus USU, Medan, Rabu (17/1).
Budi Karya mengaku, dalam pengerjaan proyek tersebut fokusnya terbagi-bagi. Tak hanya track, pihaknya juga membangun stasiun. “Pengerjaannya sedikit atau fokusnya terbagi-bagi, apalagi operasional KA harus tetap beroperasi. Pun begitu, akan kita selesaikan tahun ini,” kata Budi yang diwawancarai Sumut Pos kembali saat meninjau Stasiun KA Medan.
Dia berharap, bila nantinya proyek ini selesai termasuk yang menuju Kualanamu, maka jalur KA semakin lebih baik. Tentunya, berdampak terhadap peningkatan penumpang dengan ekspektasi menjadi dua kali lipat. “Memang kita harus melakukan upaya maksimal dari segi pembangunan maupun utilisasi KA itu sendiri. Saat ini KA Bandara hanya 30 persen, karenanya kita mengimbau masyarakat Medan maupun Sumut dapat menggunakannya. Sebab, dengan menggunakan selain ramah lingkungan juga memberikan solusi terhadap kemacetan lalu lintas di Kota Medan yang begitu padat,” sebutnya.
Menurut Budi, dengan adanya jalur ganda, perjalanan KA akan bertambah dari 42 perjalanan menjadi 76 perjalanan. Selain itu, kecepatan akan meningkat semula 30 menit dari Medan ke Bandara Kualanamu menjadi 20-25 menit.
Sumber pembiayaan jalur ganda layang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2015-2018 dengan total senilai Rp 2,8 triliun. Sementara untuk jalur ganda darat bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2014-2016 dengan total senilai Rp454 miliar.
Diketahui bahwa jalur ganda layang akan melintasi Stasiun Pulo Brayan, Stasiun Medan dan Stasiun Bandar Khalifah dengan total panjang 10,8 kilometer. Sementara, jalur ganda darat melewati Stasiun Bandar Khalifah sampai Kualanamu dengan total panjang 22 kilometer. “Pembebasan tanah sudah 100 persen,” katanya.
Disinggung mengenai tarif KA Bandara, Budi mengaku belum ada wacana penurunan sejauh ini. Dia menyatakan, tarifnya tetap seperti biasa. “Saya pikir kita masih tetap Rp80 ribu. Namun, kemungkinan kita akan berikan substitusi atau pengganti lain untuk harga tiket. Karena, inikan swasta (Railink), kalau harga (tiket) ditekan atau lebih rendah dikhawatirkan berdampak terhadap pertumbuhan bisnisnya,” ucapnya.
Ia menuturkan, biasanya di kota-kota lain harga tiket KA disubsidi pemerintah daerah (Pemda). Oleh sebab itu, nanti akan dibicarakan dengan Pemda setempat mengenai persoalan ini atau ada dukungan dari sponsor. “Jadi, apabila nantinya disetujui disubsidi oleh Pemda tentunya akan semakin turun harganya,” tandasnya.