30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Listrik Padam, Peserta Rapat dalam Gelap dan Kepanasan

Peserta musyawarah Bappeda Sumut rapat dalam gelap dan tanpa AC, Selasa (17/5), karena listrik padam.
Peserta musyawarah Bappeda Sumut rapat dalam gelap dan tanpa AC, Selasa (17/5), karena listrik padam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rapat yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara (Sumut) berlangsung panas. Pasalnya dari mulai dibuka sekitar pukul 09.00 Wib, Selasa (17/5), seluruh peserta merasa gerah disebabkan listrik yang ada di gedung itu padam sehingga rapat berlangsung tanpa pendingin udara.

Tak hanya itu, suasana gelap juga mewarnai rapat Musyawarah Pasca Musrenbang yang digelar Bappeda Sumut bersama dengan Bappeda kabupaten/kota yang berlanmgsung di gedung Bina Graha Sumut kemarin.

Dua hal ini ditengarai menyebabkan jalannya rapat menjadi tidak kondusif. Sebab saat penyampaian kata sambutan oleh perwakilan DPRD Sumut Bustami HS dan Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga, termasuk Ketua Panitia sekaligus Kepala Bappeda Sumut Arsyad saat menyampaikan laporan kegiatan, harus bergelap-gelapan tanpa ada solusi seperti pengunaan genset.

Bahkan salah seorang peserta dari kabupaten/kota yang tidak menyebutkan namanya merasa heran dengan kondisi gelap dan panas yang dipertahankan Bappeda Sumut tanpa ada upaya menggunakan genset agar fasilitas seperti lampu dan mesin pendingin (AC) bisa menyala.

“Aneh kali orang ini (Bappeda Sumut), untuk gedung begini besar, genset saja tidak ada. Nampak kali tidak ada persiapannya panitia ini. Bagaimana peserta tidak keluar masuk karena kepanasan di dalam,” ujar seorang peserta dari kabupaten/kota.

Anggota DPRD Sumut yang hadir dalam rapat tersebut Syamsul Qodri Marpaung, mengaku bahwa kondisi mati listirk di gedug teresbut membuat dirinya merasa sangat tidak nyaman.

“Ya gitulah, menderita,” ujar Syamsul Qodri sambil berjalan menuruni anak tangga usai keluar dari ruangan rapat menyusul rekannya Bustami HS dan Zeira Salim Ritonga yang enggan berkomentar soal rapat “gelap dan panas” teresbut.

Dikonfirmasi, Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga mengaku ketidaknyamanan terjadi dalam rapat teresbut. Bahkan saat dirinya berbicara di depan, sebagian besar peserta terlihat berkipas menggunakan kertas. Sehingga suasana rapat terkesan tidak konusif. Namun dirinya memlih bersikap tenang dan sabar serta berharap hal ini tidak terulang lagi.

“Tiada kata lain yang dapat disampaikan selain bersabar. Mudaha-mudahan tidak terulang lagi seperti ini. Ya kalau ditanyakan apa terganggu ya pasti terganggulah,” ujarnya.

Peserta musyawarah Bappeda Sumut rapat dalam gelap dan tanpa AC, Selasa (17/5), karena listrik padam.
Peserta musyawarah Bappeda Sumut rapat dalam gelap dan tanpa AC, Selasa (17/5), karena listrik padam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rapat yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara (Sumut) berlangsung panas. Pasalnya dari mulai dibuka sekitar pukul 09.00 Wib, Selasa (17/5), seluruh peserta merasa gerah disebabkan listrik yang ada di gedung itu padam sehingga rapat berlangsung tanpa pendingin udara.

Tak hanya itu, suasana gelap juga mewarnai rapat Musyawarah Pasca Musrenbang yang digelar Bappeda Sumut bersama dengan Bappeda kabupaten/kota yang berlanmgsung di gedung Bina Graha Sumut kemarin.

Dua hal ini ditengarai menyebabkan jalannya rapat menjadi tidak kondusif. Sebab saat penyampaian kata sambutan oleh perwakilan DPRD Sumut Bustami HS dan Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga, termasuk Ketua Panitia sekaligus Kepala Bappeda Sumut Arsyad saat menyampaikan laporan kegiatan, harus bergelap-gelapan tanpa ada solusi seperti pengunaan genset.

Bahkan salah seorang peserta dari kabupaten/kota yang tidak menyebutkan namanya merasa heran dengan kondisi gelap dan panas yang dipertahankan Bappeda Sumut tanpa ada upaya menggunakan genset agar fasilitas seperti lampu dan mesin pendingin (AC) bisa menyala.

“Aneh kali orang ini (Bappeda Sumut), untuk gedung begini besar, genset saja tidak ada. Nampak kali tidak ada persiapannya panitia ini. Bagaimana peserta tidak keluar masuk karena kepanasan di dalam,” ujar seorang peserta dari kabupaten/kota.

Anggota DPRD Sumut yang hadir dalam rapat tersebut Syamsul Qodri Marpaung, mengaku bahwa kondisi mati listirk di gedug teresbut membuat dirinya merasa sangat tidak nyaman.

“Ya gitulah, menderita,” ujar Syamsul Qodri sambil berjalan menuruni anak tangga usai keluar dari ruangan rapat menyusul rekannya Bustami HS dan Zeira Salim Ritonga yang enggan berkomentar soal rapat “gelap dan panas” teresbut.

Dikonfirmasi, Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga mengaku ketidaknyamanan terjadi dalam rapat teresbut. Bahkan saat dirinya berbicara di depan, sebagian besar peserta terlihat berkipas menggunakan kertas. Sehingga suasana rapat terkesan tidak konusif. Namun dirinya memlih bersikap tenang dan sabar serta berharap hal ini tidak terulang lagi.

“Tiada kata lain yang dapat disampaikan selain bersabar. Mudaha-mudahan tidak terulang lagi seperti ini. Ya kalau ditanyakan apa terganggu ya pasti terganggulah,” ujarnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/