Tak hanya disitu, susana gaduh juga terjadi di warung lain. Dua orang wanita yang diketahui ibu dan anak melakukan perlawanan menantang agar warungnya tidak dibongkar. “Jangan kalian bongkar itu, jangan kalian bongkar itu,” teriak dua wanita yang mencoba menyerang petugas Satpol PP.
Perlawanan yang dilakukan ibu dan anak itu sempat mengundang perhatian sejumlah warga. Kedua wanita itu terus menjerit sambil menyerangan petugas Satpol PP. “Aku tak mau dibongkar, jangan kalian bongkar itu, awas kalian bongkar warung aku,” teriak wanita sambil dibawa petugas untuk diamankan.
Setelah kedua wanita itu berhasil diamankan, petugas Satpol PP langsung membongkar bangunan yang menyediakan tempat lesehan itu dengan cara mengevakuasi ke mobil truk Satpol PP. Penertiban yang berlangsung lebih dari 2 jam, sejumlah warung kafe yang menyediakan tempat lesehan yang diduga selama ini menjadi tempat maksiat telah rata dibongkar.
Camat Medan Marelan Parlindungan mengatakan, penertiban ini untuk membersihkan lingkungan ini dari lokasi maksiat, mengingat dalam waktu dekat ini akan masuk bulan suci Ramadan. “Kedepannya, bantaran ini akan segera kita tertibkan secara menyeluruh dengan bertahap, agar bantaran sungai ini bisa kita bangun taman yang bersifat positif kepada masyarakat,” ungkap Parlindangan didampingi Lurah Rengas Pulau, Daniel Irwan.
Kapolsek Medan Labuhan, Kompol H Yasir Ahmadi juga telah menekankan sejumlah kafe lesehan, salon dan panti pijat ang ada di wilayah kita akan segera ditertibkan.
“Sehabis dari bantaran Sungai Deli ini, lokasi lain akan ditertibkan mengingat bulan suci ramadan akan tiba, jadi, kita tidak perlu menyurati lagi, tapi akan menindak dan merazia langsung ke lapangan,” tegas Yasir. (fac/ila)